Hasil EMA: Vaksin AstraZeneca Aman, Resiko Pembekuan Darah Masih Penyelidikan Lebih Lanjut

19 Maret 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi vaksin AstraZeneca./ /Reuters/Dado Ruvic

GALAMEDIA - Penggunaan vaksin AstraZeneca diisukan membuat pembekuan darah dari sejumlah negara eropa dan juga sudah ditangguhkan penggunaanya di 15 negara.

Karena hal itu, European Medicines Agency (EMA) Uni Eropa pun menyelidiki lebih lanjut mengenai vaksin AstraZeneca.

Dilansir Galamedia dari Live Science, hasil penyelidikan EMA, vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 yang dibuat oleh Universitas Oxford Inggris aman, dan tidak terkait dengan peningkatan risiko pembekuan darah.

Baca Juga: Begini Klarifikasi BWF Usai Usir Tim Badminton Indonesia dari All England 2021

Baca Juga: VIRAL! Salat Jumat Virtual Dihadiri Rektor UIII, Ketua MUI: Jelas Tidak Sah!

"Ini adalah vaksin yang aman dan efektif. Manfaatnya dalam melindungi orang dengan Covid-19 dari risiko kematian dan rawat inap yang terkait lebih besar daripada kemungkinan risikonya," kata Emer Cooke, direktur eksekutif EMA, pada konferensi pers, Kamis, 18 Maret 2021 dilansir Live Science.

"Namun, penyelidikan EMA menemukan beberapa 'gangguan pembekuan yang langka dan tidak biasa tetapi sangat serius' yang diselidiki lebih dekat oleh komite," kata Cooke lebih lanjut.

Hal ini termasuk kondisi seperti koagulasi intravaskular diseminata (DIC), di mana bekuan terbentuk secara luas di seluruh tubuh, dan trombosis vena serebral (CVT), bentuk stroke yang langka.

Baca Juga: Tidak Terima Tim Badminton Dipaksa Mundur, Ridwan Kamil Pun Ikut Protes ke Panitia All England dan BWF

"Sampai tadi malam, tujuh kasus koagulasi intravaskular diseminata dan 18 kasus trombosis sinus vena serebral dilaporkan dari hampir 20 juta orang yang divaksinasi," kata Cooke.

"Setelah berhari-hari melakukan analisis mendalam terhadap hasil lab, laporan klinis, laporan otopsi, dan informasi lain dari uji klinis, kami masih tidak dapat mengesampingkan secara pasti hubungan antara kasus-kasus ini dan vaksin," katanya.

Sekalipun ada kaitannya, jika semua kasus ini disebabkan oleh vaksin, ini berarti angka sekitar 1,25 per juta orang yang divaksinasi.

Baca Juga: Telak! Anak Buah Sri Mulyani Semprot Andi Arief Sebut Proyek Ibu Kota Negara Mangkrak: Dibangun Saja Belum

Komite akan meluncurkan penyelidikan lebih lanjut dari peristiwa pembekuan yang sangat langka ini dan akan terus memantau setiap kasus tambahan yang muncul.

Sementara itu, mereka menyimpulkan bahwa vaksin tersebut aman dan cukup efektif untuk terus digunakan di masyarakat umum.

EMA awalnya meluncurkan penyelidikannya setelah banyak negara Eropa menghentikan distribusi vaksin AstraZeneca mereka, dengan alasan kekhawatiran tentang pembekuan darah dan pendarahan abnormal di antara orang-orang yang divaksinasi.

Menanggapi laporan dari Eropa ini, Indonesia juga memutuskan untuk menunda peluncuran vaksin, dan Thailand pun untuk sementara menghentikan penggunaan suntikan akhir pekan lalu.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 19 Maret 2021: Alya Malu Ketahuan Tidak Hamil, Dewa dan Nana Umbar Mesra

"Secara teori, gangguan pembekuan dan perdarahan dapat berasal dari reaksi kekebalan yang berlebihan terhadap vaksin," kata Dr. Steinar Madsen, direktur medis Badan Obat Norwegia, kepada Live Science.

Investigasi EMA di masa depan kemungkinan akan mengeksplorasi kemungkinan ini.

Ilmuwan lain bertanya-tanya apakah masalahnya mungkin terletak pada kumpulan vaksin tertentu, yang menurut mereka mungkin telah terkontaminasi atau mengandung dosis yang lebih tinggi dari biasanya.

Baca Juga: Kasus Penembakan Orang Asia di Amerika Serikat, Siwon Super Junior: Masalah Ini Perlu Ditangani Sekarang!

Secara umum, AstraZeneca memasok negara-negara Eropa dengan vaksin yang diproduksi di beberapa fasilitas berbeda.

Akan tetapi komite keamanan EMA, Ketua Sabine Straus Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC) mengatakan tidak menemukan bukti kualitas atau masalah batch.

Menggemakan kesimpulan EMA, Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) juga tidak menemukan hubungan antara vaksin dan pembekuan darah.

Baca Juga: Reaksi Ridwan Kamil hingga Teddy Gusnaidi Terkait Indonesia yang Dipaksa Walk Out dari All England 2021

Mereka yang telah menerima vaksin AstraZeneca dapat mengirimkan laporan kepada perusahaan tentang potensi efek samping atau masalah terkait kesehatan yang mereka alami.

Inggris menerbitkan ringkasan laporan ini secara online, dan sejauh ini, gejala yang paling sering dilaporkan termasuk efek samping ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, dan kedinginan. Laporan trombosis yang tersebar, atau penggumpalan darah, juga dapat dilihat dalam ringkasan ini.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler