Mesir Utak-atik Mumi Raja Ramses II, Netizen Yakin Musibah Ever Given Akibat Kutukan Firaun

30 Maret 2021, 13:32 WIB
Kapal kontainer Ever Given terlihat di Terusan Suez. /Handout via REUTERS/Satellogic

GALAMEDIA - Hampir satu minggu media internasional harap-harap cemas melaporkan evakuasi kapal mega-kargo Ever Given yang menghalangi terusan Suez, Kairo, Mesir.

Enam hari berton-ton kontainer yang sedianya didistribusikan ke berbagai negara ikut tertahan.  Setelah Ever Given “bebas”, lalu lintas pelayaran salah satu kanal paling sibuk di dunia tersebut bisa dilanjutkan kembali.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan, Hujan Super Lebat Diprakirakan Terjadi di 2 Wilayah DKI Jakarta

Kapal pengangkut Ever Given sepanjang 400 meter tersangkut dengan posisi diagonal setelah haluannya menabrak sisi timur kanal hingga buritan kapal tersangkut di sisi barat kanal.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (30 Maret 2021) kini selain faktor teknis, menyusul bebasnya Ever Given netizen mulai  menyangkutkannya dengan kutukan Firaun.

Tepatnya  menyusul rencana  pemindahan 22 mumi kerajaan kuno Mesir yang secara kebetulan disusul  sejumlah insiden aneh sejak pekan lalu, salah satunya insiden nyangkutnya Ever  Given.

Baca Juga: Andri Arief Peringatkan Kader Demokrat Waspada Karena Ada Indikasi Perebutan Kantor DPP Secara Paksa

Sebelumnya para pejabat berencana mengangkut mumi dari Museum Mesir di Tahrir Square ke Museum Nasional Peradaban Mesir di Fustat pada 3 April. Salah satunya mumi jenazah Raja Ramses II dan Ratu Ahmose-Nefertari.

Berita pemindahan mumi Raja Ramses II tersebut diikuti  sejumlah bencana termasuk kapal raksasa yang memblokir Terusan Suez, kecelakaan kereta api  yang fatal hingga menelan korban jiwa, dan musibah kebakaran yang tersebar di seluruh negeri.

Baca Juga: Jaksa Penuntut Umum Sebut Habib Rizieq Orang Tak Terdidik

Netizen Mesir pun mengaitkannya pada kutukan Firaun yang diyakini menjadi peringatan bagi siapa saja yang hendak “mengutak-atik mumi raja.

“Kematian akan datang dengan cepat bagi mereka yang mengganggu kedamaian raja.”

Demikian di antara komentar netizen yang langsung ditanggapi sejumlah arkeolog. Mereka menyatakan tidak ada kuburan kuno yang dirusak selama penggalian dan bahwa semua kecelakaan hanyalah takdir.

Baca Juga: Arti Kemenangan Persib Atas Persita di Mata Robert Alberts

Mesir menjadi berita utama setelah  sejumlah bencana  melanda negara Timur Tengah tersebut dalam satu minggu terakhir, ArabNews melaporkan.

Sementara legenda menyebut siapa pun yang mengganggu mumi Mesir kuno akan menghadapi kutukan yang melindungi sarkofagus sebagai bagian dari pemakaman.

Selain tersumbatnya Terusan Suez, Mesir  dikagetkan dengan kecelakaan kereta api  fatal di Sohag, disusul runtuhnya bangunan 10 lantai di Jembatan Suez dan ambruknya pilar beton dalam pembangunan jembatan di Mariotia.

Baca Juga: Simak Yuk, Perbedaan Terbesar 5G dengan Generasi Sebelumnya

Meskipun Twitter dibanjiri postingan berisi kutukan para Firaun, ahli sejarah Mesir Zahi Hawass meyakinkan 'tidak ada hal semacam itu'.

Berbicara kepada televisi Al-Arabiya, Hawass menjelaskan kematian para arkeolog yang telah menggali kuburan di masa lalu disebabkan oleh kuman yang ada di situs-situs kuno.

“Prosesi pemindahan mumi kerajaan selalu menjadi publisitas besar bagi Mesir. Mata dunia akan tertuju pada Mesir di tengah penghormatan yang tinggi selama proses pengangkutan mumi yang akan memakan waktu 40 menit ini,” lanjutnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Tak Tahu Aturan Soal Isolasi Mandiri, Jaksa Nyatakan Tak Bisa Jadi Alasan Dibebaskan dari Hukum

Di antara mumi yang akan dipindahkan adalah mumi Raja Ramses II, Seqenenre Tao, Thutmose III, dan Seti I, dan ratu Hatshepsut, Meritamen, istri Raja Amenhotep I dan Ahmose-Nefertari, istri Raja Ahmose.

Raja Ramses II juga dikenal sebagai Ramses Agung adalah penguasa Mesir kuno yang paling kuat dan termasyhur.

Dikenal oleh para penerusnya sebagai Leluhur Agung, ia memimpin beberapa ekspedisi militer dan memperluas Kekaisaran Mesir yang membentang dari Suriah di timur hingga Nubia di selatan.

Baca Juga: Spoiler dan Link Streaming Ikatan Cinta 30 Maret 2021: Aldebaran Sidang Elsa Dihadapan Keluarga Besar

Ramses,  firaun ketiga dari Dinasti ke-19 Mesir dan memerintah dari 1279 - 1213 SM dikenang terutama karena patung-patung kolosal yang dibangun di masa kekuasaannya.

Sejarawan dan penulis Mesir, Bassam El-Shammaa juga menolak rumor kutukan firaun dengan mengatakan frasa dan bentuk yang diukir di dinding kuil hanya mengekspresikan imajinasi orang Mesir kuno, bukan kutukan.

Dia menambahkan bahwa beberapa mumi yang berjamur menyebabkan penumpukan bakteri di dinding makam yang dapat menyerang sistem pernapasan dan berakibat fatal.El-Shammaa juga setuju dengan Hawass tentang teori kematian peneliti di masa lalu.

Baca Juga: Hari Film Nasional Jatuh pada Hari Ini: Mengenal Sosok Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia

Peti mati dikatakannya dapat membocorkan amonia yang mengakibatkan luka bakar pada mata dan hidung, radang paru-paru, dan terkadang kematian.

Ada juga kotoran kelelawar yang ditemukan di dalam beberapa kuburan yang membawa jamur pemicu penyakit pernafasan.

Kutukan Firaun pertama kali muncul setelah kematian lebih dari 20 orang yang bekerja untuk mengungkap rahasia makam Tutankhamun pada tahun 1922.

Baca Juga: Wah! 13 Lokasi di Indonesia Segera Nikmati Layanan 5G

Arkeolog Inggris Howard Carter yang dipekerjakan oleh Lord Carnarvon  menemukan makam raja bocah Tutankhamun yang kemudian memicu demam segala hal tentang Mesir Kuno.

Namun muncul juga spekulasi bahwa Carter telah mengganggu tempat peristirahatan firaun hingga  melepaskan kutukan yang akan mengikuti semua yang terkait dengan ‘penyerbuan’ makam  Raja Tut di kawasan makam kuno yang dijuluki Lembah Para Raja.

Sejumlah peristiwa yang disebut media sebagai Kutukan Para Firaun di antaranya serangan kobra, kemunculan misterius simbol monarki Mesir hingga  terjebaknya Carter di dalam sangkar.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Sentil KPK Terkait Korupsi Rumah DP Nol Persen: Umumkan atau Kalian Bubar Saja!

Tak itu saja, Lord Carnarvon pun meninggal akibat gigitan nyamuk dan secara tidak sengaja melukai luka gigitan saat bercukur sehingga menimbulkan infeksi yang membuatnya keracunan darah.

Sir Arthur Conan Doyle, pengarang Sherlock Holmes menyatakan kematian Lord Carnarvon disebabkan oleh 'elementals', mantra pelindung makam yang diciptakan para pendeta Tutankhamun untuk menjaga makam kerajaan.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler