Bulan Ramadhan, Volume Sampah di Garut Meningkat

25 April 2021, 20:40 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHK) Kabupaten Garut, Uu Saepudin, menunjukan sanitary landfill di TPA Pasirbajing, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. /Agus Somantri/Galamedia/


GALAMEDIA- Volume sampah di Garut mengalami peningkatan di bulan Ramadan 1442 Hijriah ini.

Peningkatan volume sampah ini dipicu oleh tingkat konsumtif warga yang tinggi dan juga meningkatnya aktivitas belanja masyarakat, sehingga sampah yang dihasilkan pun kian banyak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kabupaten Garut, Uu Saepudin, mengatakan volume sampah pada bulan Ramadan 1442 Hijriah rata-rata meningkat sebesar 20 persen dibandingkan hari biasa.

"Selama bulan Ramadhan, dapat dipastikan akan terjadi peningkatan volume sampah meskipun tak terlalu signifikan. Peningkatan rata-rata 10 ton per hari atau 20 persen dibandingkan hari biasa," ujarnya, Ahad 25 April 2921.

Baca Juga: Sedang Berlangsung! Link Live Streaming Final Piala Menpora 2021: Persib Bandung vs Persija Jakarta

Menurut Uu, peningkatan volume sampah diprediksi akan lebih besar lagi menjelang dan pascalebaran (Idul Fitri).

Untuk mengantisipasi agar tak terjadi penumpukan di tempat pembuangan sementara (TPS), pihaknya pun melakukan berbagai upaya agar sampah bisa terangkut dan tak menimbulkan gangguan kenyamanan bagi masyarakat.

Uu menyebutkan, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menambah ritasi pengangkutan sampah dari empat rit menjadi enam rit per hari.

Para petugas pengangkut sampah yang jumlahnya mencapai 400 orang itu akan diminta untuk lebih mengepektifkan waktu pengangkutan agar bisa dilakukan lebih banyak lagi.

"Cara ini cukup epektif guna mencegah terjadinya penumpukan sampah akibat terjadinya peningkatan volume sampah.

Apalagi dengan cara ini, para petugas juga tak akan merasa dirugikan karena pemberian BBM atau upah angkut disesuaikan dengan jumlah rit pengangkutan," ucapnya.

Kendati demikian, diakui Uu, pihaknya masih terkendala dengan keterbatasan jumlah armada yang bisa digunakan untuk mengangkut sampah.

Dari 16 unit armada truk pengangkut sampah, terangnya, saat ini baru 7 unit yang telah mengalami perbaikan atau peremajaan.

Baca Juga: Dulu Hina SBY, Kini Fadjroel Rachman Termakan Omongannya Sendiri, Politisi Demokrat: Utangnya Sudah Menggunung

"Baru 7 unit yang sudah perbaikan atau peremajaan dari 16 unit armada yang ada saat ini. Rencananya, yang peremajaan 9 unit lagi dilakukan tahun ini tapi karena ada program epesiensi anggaran, maka diundur," katanya.

Sanitary Landfiil
Sementara itu, terkait pembuatan tempat penimbunan sampah (sanitary landfiil) di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing, terang Uu, hal itu tidak begitu
berpengaruh terhadap pengurangan penumpukan sampah.

Menurutnya, Sanitary landfill dibuat lebih ke tujuan mengatasi dampak negatif dari penumpukan sampah termasuk dampak polusi bagi masyarakat.

Uu menuturkan, dengan sistem sanitary landfill sampah yang sudah ada di TPA bisa ditimbun sehingga tak ada lagi pencemaran baik udara, air, atau tanah yang terjadi dan mengganggu kenyamanan warga.

Baca Juga: Banyak Wilayah Pedesaan Tak Beraspal di Indonesia, Warga Kota Cimahi Produksi Mobil Komodo

Begitu juga dengan kebakaran lahan yang selalu rutin terjadi akibat adanya pembakaran sampah, dipastikan tak akan lagi terjadi.

Namun saat ini, lanjut Uu, sanitary landfill yang dibangun di TPA Pasirbajing itu belum bisa digunakan secara maksimal akibat terkendala kondisi jalan yang belum memadai.

Ia berharap dalam waktu dekat perbaikan jalan untuk sarana pengangkut sampah di TPA Pasirbajing bisa dilaksankan sehingga keberadaan saniytary landfill bisa dipergunakan secara maksimal.

"Saat ini masih ada jalan yang belum terbangun sehingga kelancaran akses pengangkutan sampah ke lokasi sanitary landfill masih terganggu. Tapi akan kita upayakan agar pada saat volume sampah tinggi, semuanya sudah siap digunakan," ucapnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler