Buntut Tragedi KRI Nanggala 402, Peneliti Senior Bicara Aset Militer yang Sudah Tua: Insiden ini Akan Terus

27 April 2021, 12:37 WIB
Buntut tragedi KRI Nanggala 402, Peneliti Senior bicara aset Militer. /

GALAMEDIA - Peneliti Senior Bidang Konsultan Pertahanan dan Keamanan Marapi Consulting yakni Beni Sukadis ikut berbicara perihal tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Kali ini Beni Sukadis membicarakan KRI Ninggala dan aset militer lainnya yang dianggap sudah cukup tua dan diperlukannya modernisasi.

Dilansir dari Channel New Asia, Beni Sukadis mengatakan dari segi keselamatan, menggunakan peralatan lama seharusnya baik-baik saja selama dirawat dengan baik.

Namun menurut Beni Sukadis, peralatan tersebut harus dipastikan terlebih dulu untuk tidak melebihi umur yang diharapkan.

Baca Juga: Sebuah Bom Meledak di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta, Melukai 10 Orang Calon Penumpang pada 27 April 2003

Ia mencontohkan jika sebuah kapal dapat dirombak dan dilengkapi mesin yang baru, namun tetap saja menurutnya harus berhati-hati terhadap struktur peralatan.

"Sebuah kapal dapat dirombak dan dilengkapi sepenuhnya dengan mesin, persenjataan, dan elektronik baru, tetapi kita harus berhati-hati terhadap integritas struktur peralatan," ujarnya, dikutip Galamedia, Senin 27 April 2021.

Beni Sukadis menyebut jika peralatan militer yang lama lebih berisiko pecah sehingga dapat menyebabkan insiden bencana.

Ia juga menyampaikan struktur dari peralatan lama bisa saja melemah karena sudah bertahun-tahun tidak ada suku cadang untuk beberapa model lama.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Baju Koko agar Kamu Tampil Keren dan Prima di Hari Raya

"Peralatan lama lebih berisiko pecah yang dapat menyebabkan insiden bencana. Strukturnya mungkin telah melemah selama bertahun-tahun dan pabrikan terkadang tidak lagi memproduksi suku cadang untuk beberapa model lama mereka," ucapnya.

Dari tidak ada suku cadang yang diproduksi itulah yang membuat para teknisi dipaksa harus mereproduksi peralatan dengan kualitas rendah.

"Inilah sebabnya mengapa teknisi terkadang dipaksa untuk menggunakan reproduksi dan salinan dengan kualitas yang lebih rendah." sambungnya.

Selain itu, Beni Sukadis mencatat jika biaya untuk memelihara peralatan militer juga meningkat seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Dalam 12 Bulan, Aset Militer RI 3 Kali Alami Insiden, LIPI: Sektor Pertahanan Perlu Modernisasi

Ia pun berpendapat akan lebih masuk akal untuk meninggalkan peralatan yang lama dan diganti dengan membeli yang baru.

"Akan ada titik di mana biaya perawatan dan risiko pengoperasian peralatan sangat besar, lebih masuk akal untuk menonaktifkannya dan membeli yang baru," tuturnya.

Akan tetapi, masalah muncul dari anggaran pemerintah untuk sektor pertahanan. Meskipun anggara militer sangat besar, namun kecil untuk dialokasikan terhadap peralatan.

Menurut Beni Sukadis, tahun ini saja negara telah mengalokasikan Rp137 triliun untuk militer, tetapi sebagian besar anggaran digunakan untuk membayar gaji 800.000 tentara dan staf sipil serta biaya operasional lainnya.

Baca Juga: Nathalie Holscher Kabur dari Rumah, Sule: Saya Memaklumi Karena Emosinya Masih Labil

Sementara itu untuk memodernisasi perangkat keras yang sudah tua, militer hanya kebagian Rp9,4 triliun. Belum lagi jumlah tersebut harus dibagi untuk tiga cabang militer.

"Jika kita membagi jumlah ini antara tiga cabang militer, jumlahnya menjadi sangat kecil," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan jika menyeimbangkan pembelian baru dan menjaga operasi sehari-hari tetap berjalan itu merupakan suatu hal yang sangat rumit.

Untuk itu Beni Sukadis menyarankan agar militer Indonesia harus lebih bisa memprioritaskan hal-hal tertentu.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 27 April 2021: Nana Selalu Dihujat, Dewa Ajak Sang Istri Pergi dari Rumah

"Bagaimana menyeimbangkan pembelian peralatan baru dan menjaga agar operasi sehari-hari tetap berjalan itu rumit. Militer harus memprioritaskan hal-hal tertentu," katanya.

Namun menurutnya jika anggaran militer Indonesia tidak mencukupi dan tetap menggunakan peralatan yang sudah lama, maka dikatakan Beni Sukadis insiden kecelakan akan terus terjadi.

"Selama anggaran kami tidak mencukupi, kami akan tetap menggunakan peralatan lama dan insiden seperti ini akan terus terjadi," pungkasnya.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler