Terus Keroyok Moeldoko, Dendam Partai Demokrat Seakan Tak Pernah Usai

27 Mei 2021, 21:23 WIB
Kepala KSP Moeldoko.* //Dok. KSP/

GALAMEDIA - Kekesalan Partai Demokrat terhadap Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko seakan tak pernah habis usai eks Panglima TNI itu menjadi Ketua Umum versi Kongres Luar Biasa (KLB).

Hal itu seperti terlihat dari politikus Partai Demokrat yang selalu melontarkan kritik manakala Moeldoko angkat bicara terkait isu-isu nasional.

Seperti terjadi saat Moeldoko menyatakan sikap terkait polemik yang terjadi pada tes wawasan kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Nampak kompak, politikus Demokrat ramai-ramai melontarkan kritik bahkan menyatakan bahwa Moeldoko tidak tepat berkomentar terkait polemik tersebut.

Bahkan Moeldoko yang sempat jadi 'bulan-bulanan' lantaran terlibat KLB Partai Demokrat itu disebut tidak pantas berbicara terkait wawasan kebangsaan.

Baca Juga: Usai Divaksin Covid-19, Lansia Mendapat Ikan Segar dan Produk Olahan Ikan

Politikus Partai Demokrat, Agust Jovan Latuconsina baru-baru ini berkomentar terkait pernyataan Moeldoko yang mengaku heran gara-gara TWK yang diributkan publik.

"Kami juga HERAN, kenapa bapak begitu ngebet ingin merebut @PDemokrat?," demikian tulis Jovan Latuconsina melalui cuitan Twitternya dikutip Galamedia Kamis, 27 Mei 2021.

Ia bahkan menyebut bahwa TWK justru dibuat untuk melahirkan orang-orang berintegritas, bukan untuk merebut milik orang lain.

"Justru kalau TWK ini benar & pertanyaannya tdk dibuat2, insya Allah bisa melahirkan orang2 BERINTEGRITAS, yg tdk berpikiran untuk merebut HAK MILIK ORANG LAIN...," jelasnya.

Ungkapan senada juga sebelumnya disampaikan Rachland Nashidik yang menyatakan bahwa sebaiknya Moeldoko tidak berbicara soal integritas antikorupsi.

"Biarlah saja orang lain dengan integritas yang lebih baik yang bicara tentang integritas anti korupsi, Pak. Sekurangnya dia yang tak pernah mencoba merampas Partai orang lain lewat KLB gadungan. Atau membuang jam tangan mahal saat publik mempertanyakan," papar Rachland Nashidik melalui Twitter.

Tidak hanya itu, yan Harahap juga sempat mengungkapkan kritik yang hampir serupa dengan Jovan dan Rachland terkait pernyataan Moeldoko.

Yan Harahap menyebut bahwa Moeldoko tidak semestinya bahkan tidak pantas berbicara soal wawasan kebangsaan.

"Seorang 'pembegal partai' yang bermasalah soal adab dan etika, gak pantas bicara soal wawasan kebangsaan," demikian tulis Yan Harahap melalui akun Twitternya @YanHarahap dikutip Galamedia, Rabu, 26 Mei 2021.

Baca Juga: PKS 'Tertawakan' Jokowi Malah Kritik Pemerintahan Sendiri

Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan TWK yang selama ini memantik kontroversi lantaran tidak lolosnya sebanyak 75 pegawai KPK tidak hanya dilakukan di lembaga KPK saja.

Moeldoko menjelaskan bahwa di lembaga lain pun pernah terjadi hal serupa dalam kaitannya peralihan menjadi ASN.

"Pernah terjadi seperti itu kondisinya, bahkan di BPIP juga ada begitu TWK, mereka tidak lolos, kenapa itu tidak ribut? kenapa yang KPK begitu diributkan, itu," kata Moeldoko Rabu, 26 Mei 2021.

Menurut Moeldoko, TWK semestinya dilihat sebagai bentuk dari penguatan wawasan kebangsaan setiap pegawai pemerintah.

Selama ini kata Moeldoko, aspek tersebut terus berjalan dalam proses peralihan pegawai sebagai ASN, tidak hanya di KPK, namun di lembaga lain.

"Begitu pula dengan mekanisme tes wawasan kebangsaan yang jadi perdebatan, harus dipastikan disusun dengan lebih baik. KSP dalam hal ini merekomendasikan untuk juga melibatkan NU dan Muhammadiyah yang teruji dan mampu merajut simbol kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia," jelas Moeldoko.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler