22 Warga Cimahi Coba Peruntungan di Luar Negeri, Terbanyak di Malaysia

11 Juni 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi Tenaga kerja Indonesia. /Pixabay/Pixels

GALAMEDIA - Puluhan warga Kota Cimahi mencoba peruntungan di luar negeri, dengan menjadi Pekerja Migrasi Indonesia (PMI) atau dulunya disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Mereka bekerja di sejumlah negara, yang didominasi Negara Asia.

Tenaga kerja lokal yang berjumlah 22 orang tersebut ada yang bekerja di Malaysia 6 orang, Jepang 5 orang, Saudi Arabia 3 orang, Singapura 2 orang, Hongkong 1 orang, Libya 1 orang, Oman 1 orang, Qatar 1 orang, Vietnam 1 orang, dan Taiwan 1 orang.

"Jadi totalnya ada 22 orang. Tahun 2020 ada 17 orang, dan tahun 2021 ada 5 orang yang berangkat," ungkap Kepala Seksi (Kasi) Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi, Jamila, Jumat 11 Juni 2021.

Baca Juga: Sosok Nenek Eti Menjadi Inspirasi Petani Muda di Kabupaten Bandung

Dijelaskannya, ada berbagai pekerjaan yang ditekuni belasan PMI asal Kota Cimahi tersebut. Di antaranya di bidang industri, asisten rumah tangga, toko, fotografer hingga pemagangan ditengah menimba ilmu.

"Yang housemaid (asisten rumah tangga) ada 6 orang. Mereka kontrak semua," ucap Jamila.

Selain keberangkatan, terang Jamila, tahun ini ada 3 orang PMI yang pulang dari masa perantauannya. Mereka kembali ke Indonesia lantaran sudah habis masa kontrak kerjanya.

Baca Juga: Siap-siap! Kemnaker Bakal Buka Pelatihan Spa Therapist hingga YouTuber melalui BLK Komunitas

"Biasanya kontraknya itu 3 tahun. Yang pulang dari Arab Saudi 2 orang, dan 1 orang dari Singapura. Pulangnya ada yang Januari, Februari sama April," bebernya.

Menurutnya, semua PMI asal Kota Cimahi yang bekerja di luar negeri berangkat sesuai prosedur. Artinya, kata Jamila, tidak ada yang berangkat secara ilegal. "Kalau di Cimahi nggak ada yang ilegal, tertib di Cimahi," tegasnya.

Saat awal-awal pandemi Covid-19, terang Jamila, memang ada larangan untuk keberangkatan tenaga kerja lokal ke luar negeri. Namun kini aturan tersebut sudah dibuka kembali.

Baca Juga: Ada Lonjakan Covid-19, RS Negeri dan Swasta yang Bahu Membahu Tambah Kamar Perawatan

Saat ini, lanjut Jamila, pihaknya tengah memberikan pelatihan Bahasa Jepang terhadap 100 orang warga Kota Cimahi yang merupakan hasil seleksi sebelumnya.

Pelatihan rencananya akan berlangsung hingga Juli mendatang. Nantinya, 100 orang tersebut akan mengikuti tes akhir berupa uji kompetensi. "Kalau yang lulus sertifikasi bisa diikutsertakan nanti bekerja di Jepang," ujarnya.

Menurut Jamila, membuka peluang bagi warga Kota Cimahi untuk menjadi PMI menjadi salah satu solusi pengentasan pengangguran di Kota Cimahi, yang meningkat berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat.

Baca Juga: Kebijakan PPN 12 Persen, Jansen Sitindaon : Punya Niat Memajaki Sembako Saja Sudah Salah, Demokrat Menolak!

"Jadi dengan calon PMI, harapan kita nanti bisa mengurangi pengangguran, dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat," ujarnya.

Jika ada warga yang berminat menjadi PMI, lanjut Jamila, tinggal mengajukan ke Disnaker Kota Cimahi. Nanti pihaknya akan memberikan rekomendasi atau pengantar ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jawa Barat.

"Kalau syarat-syaratnya, di antaranya seperti KTP. Kalau yang sudah menikah harus ada izin suami atau istri, kemudian yang belum menikah izin orang tua," tandas Jamila.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler