Penyidik Ini Ungkap Kebocoran Informasi OTT Sering Terjadi Saat Firli Bahuri Menjabat Deputi Penindakan

14 Juni 2021, 21:27 WIB
Penyidik KPK yang dinyatakan tak lulus TWK, Hasan. /tangkap layar youtube Watchdoc Documentary/ /

GALAMEDIA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri sampai saat ini masih menjadi sorotan banyak pihak.

Pasalnya, Firli Bahuri dianggap orang yang paling bertanggung jawab terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) yang tak meluluskan 51 pegawai KPK.

Usai dinyatakan tak lulus TWK hingga berujung pemecatan, 51 pegawai KPK itu akhirnya berani buka suara mengenai apa yang dialaminya itu.

Baca Juga: Sentil TWK KPK, Hilmi Firdausi Sebut Pancasila Hanya Bisa Dibandingkan dengan Ideologi: Kenapa Ga Komunis?

Hal itu terungkap saat para pegawai KPK yang tak lulus TWK menjadi narasumber tim Watchdoc Documentary dalm projek dokumenter berjudul 'The End Game'.

Diketahui dokumenter 'The End Game' ini membahas pengakuan para pegawai KPK yang disingkirkan dengan dalih tak lulus TWK.

Pada salah satu scene dokumenter 'The End Game' itu ada ungkapan yang menarik dari penyidik KPK yang dinyatakan tak lulus TWK yakni Hasan.

Baca Juga: Heboh Skandal Impor Emas Rp 47,1 Triliun, Politisi PDIP: Ini Bukan Uang Kecil, Kita Lagi Susah!

Hasan mengungkapkan apa yang selama ini belum terekspos ke publik, yaitu terkait sering bocornya informasi Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan tim lapangan KPK.

Menurut pengakuan Hasan, penyebab sering terjadinya kebocoran soal informasi OTT ini biasanya datang dari pihak internal KPK.

Kebocoran soal informasi OTT itu dikatakan Hasan, bisa terjadi lantaran ada pegawai KPK yang tidak berintegritas.

Baca Juga: Para Guru Besar Desak Pemanggilan Paksa Firli Bahuri Cs, Komnas HAM: Besok Sampai Kamis Ada Pemeriksaan

"Biasanya yang menyebabkan OTT bocor itu pasti kebocoran internal. Kebocoran internal ini sebabnya karena ada pegawai yang tidak berintegritas," ujarnya, dikutip Galamedia dari channel Youtube Watchdoc Documentary, Senin 14 Juni 2021.

Kemudian Hasan berpendapat bahwa pegawai yang tidak berintegritas itu bisa saja menjual informasi OTT atau ada motif-motif tertentu yang pegawai KPK lainnya tidak mengetahui.

"Pegawai yang tidak berintegritas dia mungkin menjual informasi atau dia ada motif-motif tertentu yang kita tidak tahu," katanya.

Baca Juga: Gempa M 4,3 Guncang Jambi, Rumah-rumah Seperti Digoyang, Warga Berhamburan Menyelamatkan Diri

Selain itu, Hasan juga mengungkapkan soal kebocoran informasi OTT KPK ini paling sering terjadi justru saat Firli Bahuri masih menjabat sebagai Deputi Penindakan.

"Kebocoran di KPK ini paling sering terjadi justru pada waktu Pak Firli jadi Deputi Penindakan," ungkapnya.

Bahkan dari sering bocornya informasi OTT pada saat itu, Hasan sempat melaporkan Firli Bahuri kepada pimpinan KPK.

Baca Juga: Pangdam Jaya, Kapolda Metro dan Kepala Kejati DKI Mendadak Sambangi Kantor Anies Baswedan, Ada Apa Ya?

Hasan menilai jika kebocoran informasi OTT tersebut sering terjadi karena dibocorkan oleh Firli Bahuri yang saat itu masih menjabat Deputi Penindakan.

"Pada waktu itu saya melaporkan Firli membocorkan OTT, saya menginformasikan kepada pimpinan seperti itu," pungkasnya.

Akan tetapi Hasan mengatakan, ketika sanksi etik belum diturunkan, di saat bersamaan justru Firli Bahuri ditarik ke instansi asalnya.

Baca Juga: Jawab Pledoi HRS, JPU Bela Ahok Hingga Diaz Hendropriyono: Tidak Ada Nyambungnya

Seperti diketahui, kebocoran OTT KPK sering kali terjadi sehingga upaya penangkapan yang dilakukan tim lapangan KPK selalu gagal.

Salah satunya adalah kasus suap reklamasi pulau di Jakarta beberapa tahun lalu, tim lapangan KPK yang hendak melakukan OTT justru ditodong oleh aparat negara.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler