Ema Ajak Warga Kota Bandung Disiplin Prokes Supaya PTMT Bisa Dilaksanakan

15 Juni 2021, 21:40 WIB
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna. /Hj. Ati Suprihatin/

GALAMEDIA - Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengajak warga Kota Bandung untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes).

Ajakan tersebut disampaikan saat meninjau uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Bandung, Selasa (15 Juni 2021).

Ema mengatakan, di tengah persiapan PTMT, ternyata kasus Covid-19 di Kota Bandung menunjukkan kecenderungan meningkat. Salah satu indikasinya adalah, angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang bergerak di angka 90 persen mendekati 100 persen.

Baca Juga: Tegas! Politisi PSI Sebut Kasus Pinangki Mencoreng Lembaga Penegak Hukum Hingga Terus Menularkan Kerusakan

"Menjadi sesuatu yang sangat ironis dan kontra-produktif jika PTMT akan dilaksanakan tapi di satu sisi Covid-19 sedang memuncak," kata Ema yang juga melakukan monitoring PTMT di SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5.

Sesuai dengan rencana pemerintah pusat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan melaksanakan PTMT pada 19 Juli mendatang. Namun Ema mengatakan, pelaksanaan PTMT akan sangat tergantung dengan kondisi terkini terkait Covid-19 dan diatur oleh Surat Keputusan Wali Kota Bandung.

"Jadi kalau pun pilihannya nanti ditunda, itu perlu ada pemahaman. Ini masalah waktu. Kita tidak mungkin memaksakan. Apalagi ada kekhawatiran muncul klaster sekolah. Jangan sampai nantinya malah saling menyalahkan," kata Ema.

Baca Juga: Dapat Potongan Hukuman 6 Tahun, Jaksa Pinangki Jadi Trending Topic: Koruptor Cantik, Hakim Tersipu Malu

Saat ini, lanjut Ema, kasus Covid-19 sedang memuncak. "Ngeri kalau kembali seperti di Februari lalu, dampak dari Natal dan Tahun Baru. Saat ini usai Idulfitri kenaikan mulai terjadi. Sebelumnya pas Idulfitri, BOR di angka 56,83 sekarang sudah diatas 90," ungkapnya.

Ema mengungkapkan, hasil survei Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyatakan bahwa 91,23 persen orang tua setuju pelaksanaan PTMT. Hal itu karena dalam pembelajaran secara daring tidak seoptimal tatap muka.

"Tapi ini untuk 19 Juli. Mudah-mudahan kedisiplinan masyarakat semakin meningkat. Kemampuan dari Tim Satgas di semua level naik, dari kota, kecamatan, kelurahan itu maksimal. RT RW dengan Kampung Tangguh dan RW Siaganya juga maksimal," harapnya.

Baca Juga: Simak 5 Manfaat Tidur Telanjang, Salah Satunya Bikin Tidur Lebih Nyenyak

Ema berharap kesadaran masyarakat akan tanggung jawab komunal melawan Covid-19 terbangun. "Melawan Covid-19 itu tidak bisa hanya mengandalkan Satgas, tapi yang paling utama ada rasa kesadaran dan disiplin itu kunci dari semua," katanya.

Selain itu, Ema juga mengingatkan kembali kepada pihak sekolah agar satgasnya berkoordinasi secara maksimal dengan puskesmas dalam penanganan Covid-19 dalam pelaksanaan PTMT.

"Jika ditemukan ada kendala atau terkonfirmasi, nanti yang akan merekomendasikan penanganan adalah tenaga kesehatan. Termasuk terkait dengan rujukannya," katanya.

Baca Juga: Begini Kata Pakar Soal Mata Uang Kripto yang Penuh Ketidakpastian dan Spekulasi

Ema menegaskan bahwa Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung akan terus memastikan pelaksanaan PTMT berjalan sesuai protokol kesehatan. Kerenanya, pemantauan uji coba terus dilakukan.

"Secara umum mereka (pihak sekolah) siap, hanya nanti pimpinan akan mengambil kebijakan dan diselaraskan dengan situasi kondisi perkembangan dinamika covid-19 di Kota Bandung," ujarnya.

Dari hasil monitoring, Ema optimis sekolah siap dalam melaksanakan PTMT. Mulai dari kelas, toilet, masuk sekolah dengan pengecekan suhu tubuh. Termasuk ruang transit jika siswa suhu badan tinggi.

Baca Juga: Beijing Dicerca, Kapal Induk Nuklir AS Didampingi Kapal Jelajah dan Penghancur Masuki Laut China Selatan

"Semuanya masuk akal, mulai dari ruangan, pintu masuk tenaga pendidik dan siswa itu beda. Pola pengaturan ruangan kelas, tenaga pendidik juga tahu jika pembelajaran maksimal hanya 25 persen. Pembejaran hanya 2 kali dalam seminggu, hanya 2 mata pelajaran," katanya.

Selain itu, kantin tidak boleh beroperasi, tidak ada jam istirahat, dan siswa harus langsung pulang begitu PTMT selesai.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler