Moeldoko Ingin Rebut Demokrat Demi Muluskan Jokowi 3 Periode, Yan Harahap: Akal Bulus Terendus

1 Juli 2021, 20:50 WIB
Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap.* //Instagram @yanharahap/

GALAMEDIA – Pengamat politik, Hendri Satrio atau Hensat membongkar strategi Partai Demokrat kubu Moeldoko yang diketahui telah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 lalu.

Hensat berpendapat dan menganalisa, hasil KLB Demokrat yang menunjuk Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko menjadi ketua umum adalah salah satu cara agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjabat sebagai presiden selam tiga periode.

"Kalau strategi tiga periode sih banyak, ya. Salah satunya memang mengambil KLB Demokrat ini," katanya dalam wawancara, Minggu, 27 Juni 2021.

Baca Juga: 'Kunci Terus Harga Mure' Permudah Masyarakat Peroleh Produk Kesehatan dan Kebersihan di Tengah Pandemi

Meski begitu, Hensat meyakini, saat ini KLB Demokrat Moeldoko belum memasuki ranah suksesi tiga periode, namun tak menutup kemungkinan tiga periode menjadi tujuannya.

"Menurut saya sih belum masuk ke tiga periode itu. Tiga periode mungkin saja ujungnya," jelasnya.

Menurut Hensat, KLB juga merupakan strategi untuk menambah dukungan pada wacana tiga periode dengan memperbesar koalisi istana.

"Menurut saya, KLB ini merupakan strategi untuk menambah dukungan kepada Presiden Jokowi tiga periode," imbuhnya.

Baca Juga: Sindir Sikap Jokowi Soal Lonjakan Covid-19, Tokoh Papua: Sekarang Baru Gemetar, Awal-awal Santai

Selain Hensat, ahli hukum tata negara, Refly Harun juga menanggapi hal ini. Refly menyoroti hal terkait pihak KSP Moeldoko yang menggugat Kemenkum HAM ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Refly berpendapat, kasus ambil alih kepemimpinan Demokrat ini sangat bergantung pada sinyal istana sebagaimana kasus lainnya.

Lebih lanjut, Refly menuturkan, sikap Jokowi yang tidak mempersoalkan tindakan Moeldoko seolah menyetujui aksinya.

"Jokowi sama sekali tidak mempersoalkan tindakan Moeldoko, bahkan bisa dibilang diam-diam menyetujui," katanya dilansir melalui YouTube Refly Harun, Kamis, 1 Juli 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Jokowi Gemetar karena Covid-19: Buat Apa Prokes Ditetapkan, Jika Presiden Melanggarnya?

Refly menambahkan, posisi Moeldoko memang akan kuat jika ia berhasil mengambil alih Demokrat.

"Bargaining position Moeldoko kuat kalau berhasil menguasai Demokrat. Bukan tidak mungkin bisa jadi capres atau cawapres," tandasnya.

Menanggapi analisa dari kedua tokoh tersebut, politikus Partai Demokrat, Yan Harahap mengatakan singkat bahwa akal bulus mereka telah terendus.

Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Kamis, 1 Juli 2021.

"Akal bulus terendus," tulisnya singkat. ***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler