Pengusaha Alkes Bongkar Kenakalan Direktur RSUD Sumedang

2 Juli 2021, 21:59 WIB
umah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, dr. H. Aceng Solahudin. /Ade Hadeli/Sumedang/

GALAMEDIA – Pengusaha Alat Kesehatan (Alkes) yang merupakan Principal PT.Siemens, berinisial In, membongkar kenakalan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, dr.H.Aceng Solahudin (AS), terkait pengadaan CT (Computerised Tomography) Scan, bernilai Rp12,8 milyar, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021.

 Kepada awak media, In membeberkan peran AS, dalam menentukan produk (CT Scan) yang akan dibeli, dengan diduga tanpa melibatkan user (dokter di RSUD Sumedang yang akan menggunakan alat kesehatan tersebut).

“Saya tuh pada 201 ini, fokus untuk pengadaan CT Scan khusus di RSUD Sumedang, 128 slice e-katalog. Dari Pebruari kemarin tuh, saya sudah maintenance. Karena tidak hal aneh dikatakan, kalau pengadaan barang dan jasa manajemen terutama Direktur selalu mengatasnamakan user. Disini akan saya bongkar, karena saya tahu semua,” tandas In, dihadapan awak media, bertempat di salah satu rumah makan, di wilayah Sumedang Selatan Kab.Sumedang, Jumat 2 Juli 2021.

Baca Juga: Warga Kota Bandung Diajak Lakukan Dua Ikhtiar Ini dalam Menghadapi Covid-19

 Yang pertama sambung In, barang (produk) dari perusahaanya merasa dikalahkan. Tapi hal itu tidaklah menjadi soal, bahkan pihaknya siap mundur. Sebab laku dan tidak laku dalam berjualan itu menjadi hal biasa, tapi jangan didzalimi. Judul selalu mengatakan atas nama user, untuk kepentingan user.

“Hakekatnya, karena kami sejak Pebruari tempel terus (menjajaki) dengan dokter radiologi (dokter yang akan menggunakan alat kesehatan tersebut. Jadi tahu semua. Malah yang jadi rujukan dan tempat belajar atau mencari pengalaman (ilmu) terkait rencana pembelian alat baru kiblatnya itu Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Termasuk dengan rencana pengadaan CT Scan ini,” ujarnya.

Ungkap In, sejak Pebruary, semuanya baik-baik saja. Dirinya mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan AS. Bahkan dari Pebruari itu, AS sudah ngomong, supaya dia menghubungi seseorang di Kemenkes (Kementerian Kesehatan) berinisial dr.Do.

“Omongan untuk menghubungi dr.Do di Kemenkes itu, sudah dilontarkan AS kepada tiga orang yang menemuinya. Karena merasa penasaran dengan orang di Kemenkes itu, akhirnya saya telusuri. Apalagi kemarin itu ketika di “klik”,(barang yang di e-katalog), yang muncul barang merek orang lain. Keran katanya yang mesen itu, dr.Do ini. Ke kami dari awal sebelum “klik” selalu ngomong, coba dong ke dr.Do lah sana. Karena kata AS, saya sih susah sama mereka,” ungkap In.

Berbekal koneki yang ada di Kemenkes dan Bapenas, In pun mengorek tetang sosok dr.Do. Dan diperoleh informasi, dia tidak terima diseret-seret oleh AS terkait pengadaan CT Scan di RSUD Sumedang.

“Jika persoalan itu berbuntut panjang, dia (dr.Do) siap untuk dijadikan saksi. Kemarin saya sudah kirim staf saya untuk menemui AS. Telah disampaikan bahwa kami sudah klarifikasi ke sana (Kemenkes). Secara tegas disana menolak dan menyatakan jika apa yang terjadi itu telah merusak nama baik dan menjual nama-nama orang. Dijelaskan seperti itu, AS jadi gelagapan,” ujarnya.

Baca Juga: dr Tirta Marah Besar Tak Terima Temannya Dituduh Hilangkan Akun Medsos Jerinx: Dia dimaki-maki di Telepon

Kenakalan AS itu, akhirnya terendus setelah In, mendapat informasi dari orang dalam (orang sekitar AS), yang katanya AS telah memerintahan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berinisial Er, untuk meng-“klik” produk CT Scan merek Ph.

Kenakalan lainnya, ternyata AS tidak pernah memanggi user untuk menanyakan, merek CT Scan yang akan dipakai.

“User telah ditekan, karena menurutnya soal merek alat yang akan dipakai itu katanya urusan manajemen saja. Padahal itu nggak boleh, karena yang mau pakai itu mereka. Kalau memang itu alatnya sederhana seperti tempat tidur, kursi itu urusan manajemen lah. Tapi alat-alat yang disiplin ilmu lex specialis itu, gak boleh lah. Dan kalaupun terakhir ada user yang ditanya soal merek yang akan dipakai, itu disaat sudah “klik” CT Scan merek ph,” katanya.

Jadi pointnya, lanjut In, dalam proses pengadaan CT Scan di RSUD Sumedang, AS telah menyeret dan mengatasnamakan nama dr.Do, seseorang di Kemenkes yang disebut memesan untuk memakai merek ph serta yang bersangkutan tidak membeli alat sesuai dengan yang diinginkan user.

“Disamping itu, kami masih memiliki beberapa hal tentang kenakalan AS ini,” pungkasnya.

Dikonfirmasi via sambungan whats app, Direktur RSUD Sumedang dr.Aceng Solahudin, membantah semua dugaan tersebut, termasuk saat disinggung dirinya mengatasnamakan seseorang di Kemenkes,untuk mengarahkan “klik” pada produk CT Scan merek tertentu.

“Itu semua tidak betul. Dalam pengadaan CT Scan ini ada empat perusahaan yang ikut, dan hanya satu yang dipilih. Tidak betul juga kalau user tidak dilibatkan,” katanya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler