Sebut Visi Jokowi Tak Buruk pada Analisanya, Rizal Ramli: Bener Enggak atau Ngaco?

4 Juli 2021, 15:11 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli. / /Instagram @rizalramli.official//

GALAMEDIA - Ekonom senior Rizal Ramli menyatakan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun bangsa sebenarnya tidak buruk.

Disebutkan, Jokowi ingin agar ada produksi pangan dalam negeri yang baik, anti impor, dan sebagainya.

Hanya saja, Rizal Ramli menyatakan, praktik di lapangan berbanding 180 derajat dari visi tersebut.

Pernyataan tersebut terekam dalam wawancara Rizal Ramli tentang Kabinet Jokowi II pada tanggal 26 Oktober 2019 di sebuah televisi swasta. Rekaman video tersebut kembali disebarkan Rizal Ramli melalui akun Twitter-nya, Minggu, 4 Juli 2021.

Baca Juga: PLN Kembali Berikan Diskon Listrik kepada Pelanggan, Simak Rinciannya Ini

“Misalnya kepingin batasin impor, impornya Indonesia ugal-ugalan karena menteri yang dipilih raja impor atau sebaliknya. Kepingin ekonomi yang berpihak pada rakyat yang nawacita Trisakti, kebijakannya makin lama makin neoliberal karena memilih menteri yang pada dasarnya juga SPG-lah dari Bank Dunia,” ujarnya dalam video tersebut dikutip GALAMEDIA, Minggu, 4 Juli 2021.

Pria yang akran disapa RR ini menyatakan, seharusnya Jokowi belajar dari pengalaman 5 tahun pertama memimpin. Artinya, harus ada konsistensi antara visi dan strategi dengan personalia yang dipilih.

“Karena percuma visi yang gede-gede tanpa personalia pas,” tuturnya.

Ia pun menyebutkan, pidato Jokowi saat pelantikan tanggal 20 Oktober 2019, merupakan pidato yang menggetarkan.

Saat itu Jokowi bercita-cita agar rakyat Indonesia bergaji Rp 27 juta sebulan atau Rp 320 juta setahun pada tahun 2045 atau tepat 100 tahun Republik Indonesia.

Baca Juga: Pasar Kaget Punclut Sempat Ramai, Camat dan Kapolsekta Cidadap Langsung Turun ke Lapangan

Namun demikian, saat melihat personalia yang dipilih, Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu mengaku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebab yang dipilih adalah pejabat yang hanya mampu membuat ekonomi tumbuh 5 persen saja.

Artinya, Indonesia akan kesulitan dalam mendongkrak laju ekonomi. Sekalipun tidak ada wabah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Sekarang, Juli 2021, benar nggak analisa dan perkiraan Bang Rizal Ramli itu atau ngaco?” tanya Rizal Ramli dalam akun Twitter-nya, Minggu, 4 Juli 2021.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler