Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Varian Delta Turunkan Tajam Efikasi Vaksin Pfizer, Ternyata Faktanya Begini

15 Juli 2021, 21:39 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. /Instagram.com/@luhut.pandjaitan/


GALAMEDIA - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, yang juga menjabat sebagai Komandan PPKM Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan varian Delta tak hanya berpengaruh pada tingkat penularan melainkan juga efikasi (tingkat kesembuhan) semua jenis vaksin yang ada saat ini.

“Kami lihat delta ini mampu menurunkan (efikasi, red) seluruh jenis vaksin, orang bilang Pfizer paling hebat itu juga turun tajam, Astrazeneca, Moderna,” ujar Luhut pada acara konferensi yang disiarkan secara virtual, Kamis, 15 Juli 2021.

Ia pun kemmbali mengingatkan tentang bahayanya varian delta dan corona secara keseluruhan. Karena itu, dia meminta semua masyarakat taat protokol kesehatan dan tetap berada di rumah. Sudah banyak orang terdekat yang meninggal karena corona.

“Ini baru varian Delta, kita enggak tahu ada varian lain. Orang sekeliling kita sudah banyak yang pergi, yang kita kenal,” imbaunya.

Baca Juga: Mbah Mijan Bicara Perubahan Zaman Hadapi Wabah: Dulu Masyarakat Saling Menguatkan Bukan Menebar Ketakutan

Di kesempatan berbeda, Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Pfizer pada 14 Juli 2021.

Disebutkan, pada hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Pfizer mencapai 100 persen pada kelompok usia 12-15 tahun. Sementara ketika diberikan kepada usia 16 tahun ke atas, efikasinya menurun menjadi 95,5 persen.

"Dan data uji klinik fase III menunjukan efikasi comirnaty, pada usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada usia remaja 12-15 tahun adalah 100 persen," ujar Penny dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli 2021.

Dengan begitu, kini BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat kepada enam jenis vaksin Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Terus Menuai Kritik, BEM FISIP Unpad: Kami Bersama Presiden Jokowi, Tapi...

"Pertama, ada Coronavac dari Sinovac, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Bio Farma, AstraZeneca yang diperoleh dari Covax facility, Sinopharm dari Beijing, dan Moderna dari Amerika," sebutnya.

Berdasarkan hasil analisa vaksin Covid-19 dari Pfizer terbukti bisa melindungi dari varian Beta (B.1.351) yang berasal dari Afrika Selatan dan varian Alpha (B.1.1.7) yang berasal dari Inggris.

Bukti itu diperoleh dari Qatar yang sedang menghadapi gelombang kedua pandemi dengan adanya penyebaran varian Alpha dan Beta.

Temuan yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM) pada pada Rabu, 5 Mei 2021, menunjukkan vaksin Pfizer ampuh melawan varian Alpha dan Beta.

Kajian ini dipimpin Laith Jamal Abu-Raddad, ahli epidemiologi penyakit menular di Weill Cornell Medicine, Qatar.

Kajian Laith dan tim menemukan, perkiraan efektivitas vaksin Pfizer terhadap infeksi varian Alpha yang didokumentasikan mencapai 89,5 persen pada 14 hari atau lebih setelah suntikan dosis kedua.

Baca Juga: Soal Sholat Idul Adha di Kota Bandung, MUI Minta Masyarakat Tak Risau! Simak Penjelasannya

Sementara efektivitas terhadap infeksi varian Beta adalah 75 persen.

Vaksin ini juga efektif mencegah keparahan yang ditimbulkan infeksi virus Covid-19 varian Alpha dan Beta, yaitu 97,4 persen.

Dalam uji klinis fase III vaksin Covid-19 Pfizer, sebagaimana dilaporkan Fernando P Polack dan tim di NEJM pada Desember 2020, vaksin ini memiliki efikasi 95 persen melawan virus Covid-19 versi awal.

Studi yang dilakukan oleh Public Health England juga menunjukkan, bahwa dua dosis vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech efektif dalam mencegah rawat inap akibat varian Delta (B.1.617.2) yang berasal dari India.

Baca Juga: Sinovac Tak Lagi Dipakai untuk Vaksinasi Nasional, Malaysia: Mereka Akan Menerima Pfizer

Mereka yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96 persen terhindar dari rawat inap tanpa kematian. Penelitian ini melibatkan 14.019 orang di Inggris yang telah tertular virus varian Delta.

Dari jumlah tersebut, 166 di antaranya dirawat di rumah sakit dari 12 April hingga 4 Juni. Selain itu, melansir Aljazeera, vaksin ini 88 persen efektif melawan Covid-19 bergejala yang disebabkan oleh varian Delta dua minggu setelah dosis kedua.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler