Sandiaga Uno Dorong Percepatan Vaksinasi Sektor Parekraf: Ibarat Peperangan Vaksin Jadi Senjata Ampuh

24 Juli 2021, 20:40 WIB
"Serbuan Vaksinasi Covid-19" di Seskoau Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu, 24 Juli 2021./dok.istimewa /

GALAMEDIA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan 10 ribu penerima vaksinasi dosis pertama di Sentra Vaksinasi Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) di Lembang, Jawa Barat.

Hal tersebut, sebagai upaya mendukung program Presiden Joko Widodo mempercepat target vaksinasi bagi masyarakat serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sandiaga menyampaikan hal itu saat menyaksikan secara virtual proses 'Serbuan Vaksinasi' di Sentra Vaksinasi Seskoau yang digelar 23-25 Juli 2021.

"Ibarat peperangan, vaksinasi menjadi salah satu senjata ampuh dalam menghadapi perang melawan pandemi Covid-19," kata Sandiaga.

Baca Juga: Remaja Palestina Tewas Ditembak Usia Bentrok dengan Tentara Israel

Menurut dia, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama memobilisasi agar program vaksinasi bisa berjalan lancar dan tercipta herd immunity khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

"Mari kita ciptakan herd immunity untuk masyarakat Indonesia, semoga dalam tiga hari kedepan tercapai target 10 ribu vaksinasi," ujar Sandiaga.

"Serbuan ini sangat diperlukan, lantaran Jawa Barat dengan status PPKM Level 4 ini mengalami tekanan. Untuk itu kami segera bergerak jangan sampai lebih banyak masyarakat dan pelaku parekraf mengibarkan bendera putih, kalau ini dianalogikan sebagai peperangan kita perlu kekuatan. Oleh karena itu, kekuatan tersebut kita hadirkan dalam program vaksinasi," ungkapnya dalam siaran pers, Sabtu, 24 Juli 2021.

Berdasarkan data Kemenparekraf, hingga saat ini masyarakat pada sektor parekraf yang sudah divaksin masih di bawah 5 persen.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 TNI-Polri di Garut Mulai Sasar Pondok Pesantren

Sedangkan target yang ingin dicapai adalah 90-95 persen dari 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf dapat divaksin.

"Dalam beberapa hari terakhir, ada update data terbaru yang sedang diperbaharukan, para pelaku parekraf yang sudah divaksinasi sudah mengalami peningkatan, angkanya sudah melewati 5 persen," jelasnya.

"Kita ingin dari total 50 juta lebih masyarakat Indonesia yang saat ini sudah di vaksin paling tidak sepertiganya dari pelaku parekraf," tambah Sandiaga.

Ia juga ingin mendorong sentra-sentra ekonomi kreatif dan destinasi wisata mulai mengkonversikan lokasinya menjadi sentra vaksinasi.

Dengan meningkatnya jumlah vaksinator dan sentra vaksinasi di berbagai destinasi, ia berharap semakin banyak pelaku parekraf yang mendapatkan vaksinasi.

Baca Juga: Revisi Statuta UI Juga Rugikan Mahasiswa, BEM UI: Bisa Hancurkan UI Jika Dibiarkan

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan, animo masyarakat dalam mengikuti vaksinasi cukup tinggi.

Selain menyasar para pelaku usaha, vaksinasi juga menyentuh masyarakat umum.

Meski perhari sekitar 1000 orang dari target perhari 2000 orang, lanjutnya, vaksinasi ini merupakan upaya dari pemerintah pusat melalui Kemenpar, Pemprov Jabar, Seskoau dan Danone.

"Apabila nanti berkhir PPKM, sektor pariwisata kita sudah siap. Selain pranata SDM-nya sudah divaksin, kemudian CHSE-nya sudah berjalan, kemudian protokol kesehatan kita kedepankan di masing-masing sektor pariwisata. Mudah-mudahan sektor pariwisata segera bangkit, vaksin itu kuncinya," paparnya.

Dedi menerangkan untuk membantu sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi dan PPKM, pemerintah bakal menurunkan bantuan.

Baca Juga: Jelang Akhir Perpanjangan PPKM, PSI Kota Bandung Terus Tingkatkan Pengawasan Penanganan Covid-19

Bantuan itu nantinya ungkap Dedi selain menyasar para pelaku usaha pariwisata maupun relaksasi perusahan wisata.

"Sekarang lagi updating data. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada stimulus atau insidentil para pelaku usaha pariwisata. Asosiasi juga ada keinginan relaksasi," terangnya.

Dikatakannya bahwa relaksasi tersebut dalam bentuk penundaan pembayaran pajak bumi bangunan (PBB), pembayaran listrik (PLN), retribusi air bawah tanah.

Untuk penundaaan pembayaran PBB, pihaknya ungkap Dedi mengkoordinasikannya dengan perintah kabupaten/kota.

"Kita juga sudah ada langkah konkrit, kita akan lakukn 3 M (maching found, maching program, maching promosi)," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler