Bolak Balik Bawa Pasien Covid-19, Sopir Ambulans di Kota Cimahi: Awalnya Deg-degan Serba Bingung

26 Juli 2021, 19:45 WIB
Asep Muhamad Rahman Soleh (39), seorang sopir ambulan yang kini terbiasa membawa pasien Covid-19 /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/

GALAMEDIA - Sudah sepuluh tahun lamanya, Asep Muhamad Rahman Soleh (39) menjadi seorang sopir ambulan, yang bertugas di Puskesmas.

Selama itu, pria asal Kampung Cisangkan Girang, RT 04 RW 10, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini pun telah terbiasa membawa orang sakit maupun pasien yang meninggal.

Namun, saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020, situasi yang dialami Asep menjadi berubah. Ia harus bolak balik beberapa kali mengantar pasien yang terinfeksi virus corona.

Awalnya ia mengaku tak biasa, namun kini ia sudah terbiasa membawa ambulan yang berisi pasien Covid-19.

Asep yang berstatus Tenaga Harian Lepas (THL) bertugas di Puskesmas Cipageran. Namun saat awal Covid-19 mewabah, hanya dirinya dan temannya bernama Ridwan yang ditugasi membawa pasien yang terinfeksi virus korona.

Ia tak akan lupa momen pertama kali merujuk pasien yang terinfeksi virus korona ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat, Jalan Kolonel Masturi Kota Cimahi pada Maret 2020.

Baca Juga: Netizen Beberkan Data Utang SBY 20 Kali Lipat Jokowi, Said Didu Pasang Badan: Ciri Khas Data Penghuni Kolam

Ketika itu, mahir membawa kendaraan roda empat saja tak cukup, namun mental pun harus kuat. Sebab bayang-bayang infeksi virus corona mengintainya. Lengah sedikit saja, bukan tak mungkin ia terpapar.

Bak astronot, ia pun memakai baju hazmat serta Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap lainnya agar tidak tertular Covid-19. Asep bingung, tapi ia sadar ini adalah tugas mulia, yakni menyelamatkan nyawa manusia.

"Pertama merujuk pasien itu Maret 2020. Dari awal saya sudah ditugaskan untuk merujuk pasien Covid-19," ujar Asep, Senin, 26 juli 2021.

Kasus warga yang terkena Covid-19 pun terus bertambah, sehingga membuat Asep dan Ridwan kewalahan. Strategi pun dibuat, dimana pasien khusus yang terinfeksi virus korona harus dirujuk sopir ambulan Puskesmas masing-masing. Saat itu Asep ditugasi untuk meng-cover Puskesmas yang tidak memiliki sopir ambulan.

"Waktu lagi rame-ramenya saya setiap hari merujuk 4-6 pasien. Kebetulan saya hanya antar pasien, bukan jenazahnya," tutur Asep.

Asep pertama kali menjadi sopir ambulan tahun 2011 ketika ada informasi lowongan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi. Ia ditugasi menjadi sopir ambulan di Puskesmas Padasuka.

Ia harus beradaptasi dengan mobil ambulan, yang tentunya memiliki adrenalin berbeda dengan kendaraan biasa. Awalnya ia gugup, sebab nyawa pasien seolah berada ditangannya saat pertama kali merujuk.

Baca Juga: Minta Masyarakat Merasa Negara Hadir, Puan Maharani: Covid-19 Ini yang Kita Musuhi Virusnya, Bukan Orangnya!

"Pertama merujuk, deg-degan serba bingung soalnya nyawa pasien ada di kendali saya. Begitu yang ada diingatan saya. Kalau saterusnya biasa aja, seperti membawa mobil biasa," ungkap Asep.

Kemudian tahun 2012, Asep sempat ditarik ke Dinkes yang merangkap menjadi sopir Sekretaris Dinkes saat itu. Tahun 2020 ia ditugaskan lagi di Puskesmas Cipageran, dan bertahan hingga saat ini.

Beberapa saat berada di Puskesmas Cipageran, ia pun langsung dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Sudah ada ratusan pasien Covid-19 yang ia bawa ke berbagai rumah sakit rujukan maupun pusat isolasi lainnya.

Diakuinya berhadapan dengan pasien Covid-19 haruslah memiliki mental yang kuat, sebab bukan hanya bahaya jalanan yang mengintai, melainkan juga risiko tertular virusnya pun cukup besar.

Namun dengan niat ibadah dan mengikuti protokol kesehatan yang dilengkapi APD, Asep meyakini akan terhindar dari Covid-19. Ia tetap ikhlas dan selalu siap dengan tugas yang diamanatkan kepadanya.

"Alhamdulillah belum pernah, dan jangan sampai tertular," ucapnya.

Berbagai kondisi pasien Asep temukan. Dari mulai yang ringan sampai terparah, seperti yang mengarah gejala sesak nafas hingga berjalan pun harus dibopong. Air matanya pun sempat menetes ketika ia menyaksikan pasien yang dibawanya meninggal dunia.

Baca Juga: Panglima TNI Sebut Penanganan Covid-19 Menggunakan Konsep Perang Gerilya

"Waktu itu, begitu sampai IGD sudah serah terima, pasien meninggal. Belum sempat mendapat tindakan dari rumah sakit, keburu meninggal," beber Asep.

Kemudian kesan bahagia selalu dirasakan Asep ketika ada pasien yang dirujuknya kembali sembuh.

Ia pun berharap pandemi Covid-19 ini segera mereda, bahkan berakhir. Sehingga kehidupan pun bisa berjalan normal, seperti beberapa tahun lalu.

"Pernah waktu itu ada pasien yang sembuh, terus nyari saya. Senang sekali rasanya," tukas Asep.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler