Gempa di Atas Magnitudo 8 Disertai Tsunami Mengancam Wilayah Cilacap, BMKG: Sewaktu-waktu Bisa Terjadi

29 September 2021, 16:20 WIB
Ilustrasi tsunami. /Ig0rZh/Pixabay


GALAMEDIA - Potensi gempa megathrust di sekitar Cilacap diperkirakan memiliki magnitudo di atas 8.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan persnya, dikutip Rabu, 29 September 2021.

Disebutkan, gempa tersebut bisa terjadi sewaktu - waktu dan tidak dapat diprediksi sehingga perlu dilakukan antisipasi. Diantaranya perlu ada sekolah lapang cuaca nelayan.

"Kami akan memberikan program bagaimana kesiapsiagaan dalam mengatasi ancaman gempa megathrust yang berpotensi membangkitkan tsunami menuju ke pantai Cilacap," ujarnya.

Sehubungan hal itu, ia mengatakan, sudah disiapkan jalur evakuasi, sistem peringatan dini, kemudian ada sistem yang yang dilaunching nantinya menggunakan handphone.

"Semua itu pada tanggal 4 Oktober akan di ujicoba," katanya.

Dwikorita Karnawati mengatakan potensi gempa megathrust di selatan Jawa sebenarnya bukan hal baru.

Baca Juga: Anya Geraldine Pamer Potret Air Terjun Banyumala, Outfitnya Bak 'Istri Yakuza'

"Sudah lama disampaikan oleh banyak pakar, banyak penelitian oleh pakar-pakar tentang potensi gempa megathrust yang ada di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa, mulai dari Selat Sunda," ujarnya.

"Bahkan mulai dari sebelah barat Sumatera, Selat Sunda, sampai selatan Jawa, termasuk wilayah Cilacap, diprakirakan kekuatannya, magnitudonya bisa melebihi 8 Skala Richter (SR)," lanjut dia.

Menurut dia, gempa megathrust harus diantisipasi oleh masyarakat dan semua pihak karena BMKG tidak tahu kapan terjadi.

"Sewaktu-waktu bisa terjadi," katanya, menegaskan.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan selain SLCN, pihaknya pada 4 Oktober 2021 juga akan memberikan program tentang bagaimana kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa megathrust yang berpotensi membangkitkan tsunami menuju ke Pantai Cilacap.

Disebutkan, jalur evakuasi dan sistem peringatan dini gempa berpotensi tsunami sudah disiapkan.

"Ada sistem baru yang akan diluncurkan dengan menggunakan HT. Nah besok itu (4 Oktober) uji coba dan peluncuran," katanya.

Ia pun menjelaskan, penggunaan HT dilakukan karena sistem yang sudah ada saat ini menggunakan aplikasi telepon pintar dan sirine.

Menurut dia, aplikasi telepon pintar memiliki kelemahan jika sinyal atau jaringan internet terputus saat gempa karena tsunami diawali dengan gempa megathrust.

"Kalau sinyal terputus, seperti di Palu, peringatan dini tidak bisa diterima karena sinyalnya terputus, listrik mati," katanya.

Baca Juga: Sosok AY Nasution, Mantan Pangkostrad yang Disebut Penggagas dan Pembongkar Patung Diorama G30S PKI

"Listrik mati mungkin sirine enggak berbunyi, nah kita harus punya alternatif lain yang tahan tanpa listrik, bisa tanpa sinyal HP (handphone), nah kami mencoba dengan HT," sambung dia.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi berita-berita bohong atau hoaks terkait dengan informasi gempa berpotensi tsunami.

Dalam hal ini, kata dia, masyarakat bisa menghubungi BMKG untuk mendapatkan informasi akurat tentang kejadian gempa.

"Jangan sampai masyarakat mendapat informasi dari WA group atau media sosial, tapi ternyata itu berita bohong," katanya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler