Soal Ucapan Fadjroel Rachman, Rocky Gerung: Jokowi Takut Sama BEM yang Membela Novel Baswedan

30 September 2021, 14:01 WIB
Rocky Gerung /Youtube Rocky Gerung Official

GALAMEDIA – Pengamat politik, Rocky Gerung memprediksikan Fadjroel Rachman akan segera diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meninggalkan Tanah Air. Pasalnya, Fadjroel Rachman telah melontarkan pernyataan yang dinilai keliru dan tidak menunjukkan sebuah poin penting.

“Pak Jokowi harus segera suruh Fadjroel Rachman berkemas supaya pergi menjadi Dubes,” ujarnya, seperti dikutip Galamedia dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis, 30 September 2021.

“Selama jadi Jubir Presiden, Fadjroel Rachman ngocehnya selalu salah melulu. Dia itu selalu berbicara tanpa poin,” sambungnya.

Baca Juga: Terapkan Teknologi Hijau, Star Energy Borong 6 Subroto Award dari Kementerian ESDM

Sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman mestinya memahami efek buruk dari rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.

Rocky Gerung menilai rencana pemindahan tersebut akan memberi kesan bahwa Polri tidak memerlukan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Akibatnya, reputasi Polri pun akan semakin buruk di mata masyarakat.

“Fadjroel Rachman itu harus mengerti jika keinginan Jokowi soal pemindahan ASN KPK ke ASN Polri itu justru merusak reputasi Polri,” ungkapnya.

Baca Juga: Sematkan Potret KPK Berduka, Febri Diansyah: Hari Ini Sejarah Mencatat Penyingkiran Pegawai KPK Terbaik

“Pemindahan ASN KPK ke ASN Polri membuat standar Polri seakan-akan tidak memerlukan Tes Wawasan Kebangsaan,” lanjutnya.

Di sisi lain, Rocky Gerung juga menyinggung soal kosakata ‘putar otak’ yang digunakan Fadjroel Rachman guna merespons rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.

“Fadjroel Rachman bilang pak Jokowi putar otak lindungi Novel Baswedan. Istilah putar otak itu termasuk istilah yang kacau,” jelas dia.

Menurutnya, penggunaan kosakata ‘putar otak’ telah menunjukkan kalau Fadjroel Rachman itu bukan sosok yang diplomatis. “Hal itu menunjukkan kalau Fadjroel Rachman itu gak bisa menunjukkan kosakata yang sifatnya diplomasi,” tuturnya.

Baca Juga: 57 Pegawai KPK Dipecat Hari Ini, Penyidik KPK: Pamit Ya Namun Yakinlah Saya Akan Tetap Bekerja bagi Negeri Ini

Selain itu, penggunaan kosakata ‘putar otak’ juga dapat memberikan kesan ketakutan Presiden Jokowi kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membela Novel Baswedan. “Putar otak itu artinya mengakali. Berarti pak Jokowi takut sama BEM yang membela Novel Baswedan,” imbuhnya.

Terlepas dari itu semua, menurutnya, Presiden Jokowi ingin menjadikan momen tersebut sebagai ajang permainan politik. “Pak Jokowi ini hanya ingin bermain politik, tapi selalu gagal dalam permainan politiknya,” pungkasnya. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler