Gunakan Baja Krakatau Steel, Presiden Jokowi Yakin Mobil Listrik Bertebaran di Indonesia 2-3 Tahun Ke Depan

13 Oktober 2021, 18:04 WIB
Presiden RI Joko Widodo /Zona Surabaya Raya/

GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus kampanyekan pembangunan mobil listrik di Indonesia. Sebagai bahan baku, Jokowi menyebutkan, bakal menggunakan produk lembaran baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Jokowi menyatakan akan mengintegrasikan bisnis Krakatau Steel dengan industri baterai dan mobil listrik di tanah air.

"Kita mau integrasikan Krakatau Steel, lithium baterai, industri turunan nikel, dengan industri otomotif. Sekarang Krakatau Steel dengan pembaharuan yang ada, membangun pabrik hot strip mill, sudah bisa memproduksi lembaran-lembaran tipis yang bisa dipakai untuk body mobil," kata Jokowi di di acara Pengarahan Presiden kepada Peserta PPSA XXIII Lembaga Ketahanan Nasional di Istana Negara, Rabu, 13 Oktober 2021.

Jokowi optimistisindustri hilirisasi terkait baterai dan mobil listrik akan berkembang pesat di dalam negeri. Bahkan, ia memperkirakan mobil listrik akan ramai bermunculan di Indonesia dalam 2-3 tahun ke depan.

Baca Juga: Oknum Polisi Banting Mahasiswa, Dokter Indonesia Bersatu: Kok Sadis Banget, Bisa Cacat Permanen Itu Orang!

"Jadi entah itu dari kerja sama BUMN dengan swasta luar, swasta sendiri, tapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri. Ini sebuah kesempatan, jangan sampai kita kehilangan opportunity lagi, kesempatan lagi," imbuhnya.

Disebutan, Krakatau Steel telah memiliki pabrik industri baja lembaran (hot strip mill) dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.

Pabrik bernilai Rp7,5 triliun itu dapat menghasilkan HRC berkualitas premium. Di dunia, pabrik serupa digadang-gadang hanya ada dua, yaitu Indonesia dan Amerika Serikat.

Kapasitas produksi pun bakal ditingkatkan menjadi 4 juta ton per tahun sehingga bisa menutup kebutuhan konsumsi baja nasional.

Di sisi lain, pabrik baterai listrik pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara (ASEAN) telah dibangun oleh PT HKML Baterai Indonesia pada 15 September lalu. Proses peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik tersebut disaksikan langsung oleh Jokowi.

Baca Juga: Oknum Polisi Banting Demonstran Hingga Kejang-kejang, Politisi Demokrat: Ini Sangat Keji

Pabrik itu bernilai US$1,1 miliar atau setara Rp15 triliun. Jokowi yakin pabrik itu akan meningkatkan nilai tambah nikel tanah air, apalagi kalau sudah benar-benar jadi mobil listrik.

"Pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang digunakan baterai seperti investasi motor listrik, bus listrik, dan mobil listrik," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler