Dapat Jabatan Baru di Kazakhstan, Refly Harun: Fadjroel Sengaja Ditendang Istana, Kerjanya Tak Memuaskan

28 Oktober 2021, 21:29 WIB
Eks Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman yang dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia di Kazakhstan./Sekretariat Kabinet /

GALAMEDIA – Kursi Juru Bicara (Jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi) kosong usai Fadjroel Rachman terbang dan dipercaya menjadi Duta Besar untuk Kazakhstan.

Diketahui, Fadjroel telah menjabat sebagai Jubir Jokowi selama kurang lebih tiga tahun.

Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun pun membuka suara terkait hal ini.

Menurutnya, Fadjroel sengaja ditendang oleh Istana dari jabatannya, lantaran kinerjanya tidak memuaskan.

Sebab, kalau memuaskan, kata Refly, dia akan terus dipakai hingga saat ini.

Baca Juga: Hasto Buat Beasiswa untuk Evaluasi Rezim Jokowi dan SBY, Rocky Gerung: PDIP Panik Suara PD Naik Drastis

“Fadjroel itu dianggap tidak memuaskan. Karena kalau memuaskan dia akan terus dipakai. Tetapi kini dia dilempar bahasa halusnya atau disingkirkan dari Istana,” ujarnya melalui kanal YouTube Refly Harun dikutip Galameida Kamis, 28 Oktober 2021.

Meski sudah ditendang, Refly menilai Fadjroel sebagai sosok setia kepada Istana dan pemerintahan.

Maka tak heran jika dia mendapat jabatan baru di Kazakhstan.

Lebih lanjut, Advokat ini menganalisa, Fadjroel senang jabatan barunya itu lantaran dia bisa bebas dari tanggung jawab yang besar.

“Makanya dia bahagia sekali jadi duta besar,” pungkasnya.

Baca Juga: Tanggapi Konser Pitbull di Arab Saudi, Hilmi Firdausi: Jangan Mengagungkan Saudi, Tapi Agungkanlah Islam

Sementara itu, PDIP juga turut menanggapi kekosongan jabatan tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menilai terkait jabatan tersebut sepenuhnya ada di tangan Jokowi, namun ada sejumlah catatan yang disampaikan.

“Ada tidaknya Jubir Presiden merupakan bagian dari ranah kebijakan Presiden tentang perlu tidaknya posisi tersebut,” ujar Hasto pada wartawan, Rabu, 27 Oktober 2021 lalu.

Jika jabatan tersebut akan kembali diisi, Hasto berharap bahwa sosok tersebut dapat memahami keseluruhan suasanan kebatinan presiden.

Baca Juga: Demam Berdarah Masih Jadi Ancaman Bagi Warga Kota Cimahi

“Sekiranya Presiden mengangkat jubir, maka jubir tersebut harus benar-benar memahami keseluruhan suasana kebatinan presiden,” jelasnya.

“Sehingga mampu memberikan penjelasan ke publik tentang hal-hal ikhwal keputusan strategis Presiden maupun mengungkapkan berbagai hal terkait kebijakan Presiden terhadap berbagai persoalan bangsa dan negara,” imbuhnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler