Ruhut Sitompul Sebut Faisal Basri Hanya Seorang Provokator: Ngakunya Pengamat, Faktanya…

17 Februari 2022, 09:56 WIB
Ruhut Sitompul Sebut Faisal Basri Hanya Seorang Provokator: Ngakunya Pengamat, Faktanya…/Politikus PDIP Ruhut Sitompul //Instagram/@ruhutp.sitompul

GALAMEDIA – Politikus PDIP, Ruhut Sitompul menanggapi pernyataan Ekonom Senior, Faisal Basri terkait langkanya minyak goreng di Tanah Air.

Menurut Ruhut Sitompul, Faisal Basri berkelakuan seperti provokator dibandingkan seorang pengamat.

“Ini ngakunya pengamat faktanya kelakuannya provokator,” ujarnya melalui akun Twitter pribadi @ruhutsitompul Kamis, 17 Februari 2022.

Sebab, apapun yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu dianggap salah oleh Faisal Basri.

“tdk ada Pemerintahan Bpk Joko Widodo yg benar,” kata Ruhut.

Lebih lanjut, Ruhut pun bertanya-tanya kapan calon presiden (Capres) dan partai politik (parpol) yang didukung Faisal akan menang di kontestasi Pemilihan Presiden.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Masuk Daftar Orang di Bawah 40 Tahun Paling Berpengaruh di Indonesia, Ini Reaksinya

“kapan ya Capres dan Parpol yg Do’i dukung menang ? dan harus jadi menterinya pula eh kalau tidak ya ngawur lagi mimpi di siang bolong kale MERDEKA,” tandasnya.

Faisal sebelumnya menilai kenaikan harga minyak goreng berujung pada kelangkaan stok barang seperti sekarang adalah ulah pemerintah sendiri melalui kebijakan yang dibuat.

Akibatnya terjadi pergeseran besar dalam konsumsi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di dalam negeri.

Baca Juga: Anak Sering Dimarahi? Perbaiki Mental Mereka dengan Cara Ini Yuk

Dia menjelaskan, konsumsi CPO di dalam negeri yang sebelumnya didominasi oleh industri pangan, kini menjadi industri biodiesel.

Lonjakan tajam terjadi sejak 2020 dengan diterapkannya Program B20 (20% kandungan CPO dalam minyak biosolar).

Baca Juga: HNW: Seharusnya Pemerintah Fokus Urus Masalah Lain, Bukan Ngotot Proyek IKN

“Biang keladi yang bikin kisruh minyak goreng ini pemerintah karena meninabobokan pabrik biodiesel,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ‘Minyak Goreng Langka, Ada Apa?’ pada Rabu, 16 Februari 2022.

Konsumsi CPO untuk industri pangan turun dari 9,86 juta ton (2019) menjadi 8,42 juta ton (2020).

Sementara, konsumci CPO untuk biodiesel naik tajam dari 5,83 juta ton (2019) menjadi 7,23 juta ton.

“Jadi karena wajib, konsumsinya naik, sawitnya kan tidak meningkat secepat kebutuhan biodiesel (sehingga) diambil dari minyak goreng ini, industri pangan ini,” ungkapnya. ***

Editor: Muhammad Ibrahim

Tags

Terkini

Terpopuler