Peternak Was-was, Desak Dispernakan Lebih Perketat Masuknya Hewan Ternak dari Luar KBB

16 Mei 2022, 17:43 WIB
Peternak di KBB was-was penyakit yang menyerang ternak (PMK) masuk ke KBB dan menjangkiti hewan ternak miliknya /Dicky Mawardi/Galamedia/

GALAMEDIA - Peternak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) was-was dengan merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Mereka was-was penyakit yang menyerang ternak itu masuk ke KBB dan menjangkiti hewan ternak miliknya.

Salah seorang peternak sapi, Dadang Alamsyah meminta Pemkab Bandung Barat dalam hal ini Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB untuk lebih memperketat masuknya hewan ternak dari luar.

Baca Juga: Batik Kasumedangan Tampil di KKJ

"Terutama dari daerah yang diketahui hewan ternaknya terjangkit PMK. Jangan sampai longgar karena khawatir menular ke ternak di KBB," kata Dadang Alamsyah peternak sapi asal Kampung Karyalaksana, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, KBB, Senin, 16 Mei 2022.

Diketahui, PMK sudah menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ternasuk Kabupaten Garut

Ia memperkirakan transportasi hewan ternak akan ramai menjelang Iduladha. Oleh karena itu perlu ekstra keras agar di daerah perbatasan dilakukan pemeriksaan secara ketat.

Baca Juga: Kadiv PAS Kemenkumham Jabar Serahkan 62 SK Remisi Waisak 2022

"Jelang kurban nanti, biasanya bermunculan pedagang kambing dan sapi dadakan yang berasal dari luar daerah. Oleh karena itu, Dispernakan KBB mesti melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara ketat terhadap setiap hewan kurban," tuturnya.

Dadang yang dulunya peternak sapi perah, kini memilih menjadi penggemukan sapi pedaging. Di kandang miliknya terdapat 25 ekor sapi pedaging dari jenis limosin, simental dan lokal.

"Saya beli sapi pedet atau yang masih anakan beberapa tahun lalu. Sekarang sudah dewasa dan siap dijadikan hewan kurban," ucapnya.

Baca Juga: Cabang Menembak Sumbang Medali 2 Emas dan 1 Perak di SEA Games Vietnam

Sejak terjadi wabah PMK, minimalnya seminggu sekali saluran air dan sekitar kandang sapi disemprot cairan disinfektan.

"Sebelumnya paling hanya dua Minggu atau sebulan sekali disemprot cairan disinfektan. Tapi sekarang minimal seminggu sekali. Kebersihan kandang mesti dijaga, jangan sampai dijadikan tempat bersarang penyakit," katanya.

Selain khawatir ternak peliharaannya terjangkit PMK, Dadang juga khawatir harga jual hewan kurban maupun daging anjlok.

Baca Juga: Tiga Warga Binaan di Lapas Kelas IIB Garut Mendapatkan Remisi Khusus Waisak 2022

"Kalau sampai muncul kekhawatiran masyarakat, bisa saja permintaan daging sapi menurun. Itu berarti bisa mempengaruhi harga jual daging," tukasnya.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler