Pengusaha Sarung Majalaya Masih Menunda Operasional Usahanya

22 Juni 2020, 15:11 WIB
Sejumlah pekerja melakukan pengerjaan akhir di salah satu pabrik sarung di Majalaya Kabupaten Bandung. /Engkos Kosasih/

GALAMEDIA - Salah seorang pelaku usaha sarung Majalaya Opa Teguh menyatakan, para pengusaha pabrik tekstil yang memproduksi sarung di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung dan sekitarnya, masih menunda operasional usahanya.

Meski saat ini, pemerintah sudah mensosialisasikan penerapan kebijakan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) untuk memulihkan kondisi ekonomi masyarakat. Keterpurukan pada sektor ekonomi di bidang pabrik tekstil itu dipicu oleh dampak pandemi Covid-19.

"Diperkirakan belum mencapai 50 persen yang kembali menjalankan usahanya karena berbagai kendala. Pasalnya, para pengusaha yang memproduksi sarung saat ini masih berhenti operasional," katanya.

"Pasalnya, masih menyimpan stok barang di gudang yang cukup banyak dan barang belum bisa keluar atau dipasarkan secara optimal," kata Opa Teguh kepada galamedianews.com di Majalaya, Senin 22 Juni 2020.

Baca Juga: Ribuan Mantan Karyawan PT Matahari Sentosa Jaya Datangi Perusahaan

Ia mengatakan, dampak dari wabah virus corona yang melanda berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini, khususnya untuk pemasaran sarung tekstil produk lokal asal Majalaya belum begitu menjanjikan.

"Disaat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung beberapa lama di Indonesia, sejumlah pihak yang sebelumnya berburu sarung asal Majalaya untuk dibagikan kepada masyarakat. Belakangan ini mereka lebih mengutamakan pengadaan sembako untuk dibagikan kepada masyarakat atau kerabatnya. Sehingga sarung belum menjadi perhatian berbagai pihak," tuturnya.

"Hal itu bisa dirasakan saat bulan Ramadan lalu, disaat pandemi Covid-19 melanda. Para pembeli sarung jauh dari harapan," imbuh Opa Teguh.

Ia pun mengatakan belum bisa dipastikan kapan para pengusaha pabrik tekstil yang memproduksi sarung di Majalaya kembali operasional. Mengingat, para pengusaha tekstil dalam memasarkan produksi tekstilnya belum bisa dipastikan akan kembali menggiat.

Baca Juga: Kelurahan Derwati Kota Bandung Gelar Pemilihan Ketua RW 13

"Pemasaran sarung tekstil asal Majalaya masih lemah, ada di antara para pengusaha tekstil mengalihkan usahanya dengan memproduksi masker untuk pencegahan wabah virus corona," katanya.

"Bahkan ada juga di antara pengusaha tekstil yang mempertahankan usahanya itu berdasarkan pesanan, misalnya memproduksi pakaian adat kedaerahan seperti memproduksi songket pesanan dari provinsi lain di Sumatera. Selain itu berdasarkan pesanan barang asal Bali," lanjutnya.

Lebih lanjut Opa Teguh menuturkan, para pelaku usaha mempertahankan usahanya itu, dengan pertimbangan kasihan kepada para pekerjanya yang berharap untuk mendapatkan penghasilan guna napkah sehari-harinya. Jika perusahaan berhenti, maka secara otomatis para karyawannya menganggur karena kehilangan pekerjaan.

"Dalam kondisi dipaksakan seperti itu, sebenarnya pengusaha juga rugi. Soalnya banyak barang yang tak bisa keluar, sementara para pengusaha harus membayar upah kerja," ujarnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap 3 Kunci Sukses Pembangunan Indonesia di Lemhanas

Ia mengatakan, para pengusaha pabrik tekstil masih dihadapkan pada kondisi sulit, untuk mengembangkan dan mempertahankan usahanya. Salah satu yang menjadi harapan para pengusaha lokal itu, katanya, pemasaran sarung kembali menjadi buruan masyarakat seperti halnya pada masa jelang Hari Raya Idulfitri tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19.

"Di masa lagi marema, permintaan pasar sarung sampai tidak ada barang karena habis terjual. Sekarang ini boro-boro, pengusaha yang sudah lebih awal stok barang tiga bulan sebelum Hari Raya Idulfitri, yang ada barang malah numpuk sampai saat ini," ujarnya.

"Bahkan ada di antara pengusaha yang saat ini menyimpan sarung hingga puluhan ribu kodi karena tidak laku dan yang biasa membeli sarung lebih mengutamakan sembako, ketimbang membeli sarung. Walaupun beli sarung hanya alakadarnya," tuturnya.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler