Lampaui Tujuh Digit, Berawal dari Wuhan 10 Juta Warga Dunia Kini Terinfeksi Covid-19

29 Juni 2020, 09:08 WIB
Ilustrasi virus corona Covid-19. /PIXABAY/geralt

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di Wuhan sejak Desember lalu  kini telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia. Pandemi saat ini juga menjadi pandemi yang paling menghancurkan dalam satu abad.

Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Senin (29 Juni 2020) jumlah infeksi yang melampaui angka 10 juta dikonfirmasi Universitas Johns Hopkins AS per Minggu 28 Juni.

Data yang dikumpulkan dari pemerintah di seluruh dunia menunjukkan sedikitnya 10.015.904 warga dunia terinfeksi corona dan angka kematian pun nyaris  mencapai 500 ribu.

Baca Juga: Polrestabes Bandung Akan Rekayasa Jalan Jakarta-Jalan Ahmad Yani

Amerika menjadi negara dengan infeksi tertinggi  secara global. Ada lebih dari 2,5 juta warga AS yang terinfeksi. Angka ini seperempat dari total kasus global, disusul Brasil dengan 1,3 juta infeksi, Rusia  633.000 dan Inggris 311.000.

Sir Jeremy Farrar, ilmuwan Inggris mengatakan angka-angka yang mengkhawatirkan ini bisa jadi hanya angka permukaan. Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya menyatakan jumlah kasus Covid-19 lebih dari dua kali lipat jumlah kasus flu akut di masa normal.

Baca Juga: Bangunan Lantai 2 PT Cakra Vimana Diinamycx Dilanda Kebakaran

Covid-19 pertama kali muncul di Cina pada akhir tahun lalu dan sejak mewarnai berita pada Januari menyebar ke hampir setiap negara di Bumi. Terutama mereka yang bepergian secara internasional.

Farrar yang  juga direktur Wellcome Trust dan anggota penasihat SAGE  melalui Twitter menyatakan, lebih dari 10 juta kasus telah dikonfirmasi dengan 500 ribu kematian secara global dalam enam bulan terakhir.

Baca Juga: Anggun, Masuk Peringkat 100 Artis Favorit Masyarakat Prancis

Farrar mengungkap wilayah berpenduduk padat (Amerika Tengah dan Selatan), Asia Selatan, dan Afrika belum mengalami dampak penuh gelombang pertama Covid-19. Akselerasi angka infeksi global mulai terasa saat banyak negara termasuk Inggris, Italia, dan Spanyol mengurangi lockdown.

Saatini new normal, social distancing, work from home dan pembatasan aktivitas  sosial masih harus diterapkan.

Brasil, Rusia, dan India yang di awal pandemi terlihat mampu menangani sebaran kini mulai mengalami akselerasi kasus. Di Brasil dan India kasus infeksi bahkan meningkat tiga kali lipat dalam sebulan.

Baca Juga: Update Covid-19 di Bandung: Pasien Sembuh Lewati Angka Positif Aktif

Brasil yang berpenduduk  210 juta juiwa kini mengalami dampak terburuk pandemi di Amerika Selatan setelah jumlah total terinfeksi meroket dari 411.821 pada 28 Mei menjadi lebih dari 1,31 juta kemarin.

Di India kasus positif melonjak dari 158.333 bulan lalu menjadi 528.859 hari ini. Demikian data dari Our World in Data. Amerika tetap menjadi negara yang paling terpukul akibat Covid-19 dengan  2.511.725 kasus dan 125.559 kematian.

Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar memperingatkan timing bagi Amerika untuk mengambil tindakan efektif mengekang virus corona telah berlalu.

Baca Juga: PSSI Minta Shin Tae-yong Kembali ke Indonesia Pekan Pertama Juli

Azar merujuk pada lonjakan infeksi baru-baru ini, khususnya di selatan. Dia mengatakan semua harus bertanggung jawab salah satunya dengan mengenakan  masker.

Meski demikian Azar menilai kondisi AS saat ini lebih baik daripada dua bulan lalu dalam memerangi virus. Ini karena ada lebih banyak pengujian dan akses perawatan yang tersedia.

Baca Juga: Comeback di Markas Parma, Inter Milan Menjaga Peluang di Trek Juara

Sejumlah negara mengalami peningkatan infeksi yang memicu diterapkannya kembali lockdown parsial. Para ahli menilai pola tutup-buka lockdown bisa berlangsung hingga 2021.

Data Reuters, Amerika Utara, Amerika Latin dan Eropa masing-masing menyumbang 25 persen kasus, sementara Asia dan Timur Tengah masing-masing 11 persen dan sembilan persen.

Peningkatan total kasus berkisar di angka 1-2 persen per hari dalam seminggu terakhir, turun dari 10 persen pada bulan Maret.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler