AS Dihajar Pandemi, Donald Trump Dinilai Sudah Kibarkan Bendera Putih

1 Juli 2020, 08:44 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam acara kampanye perdananya untuk Pilpres 2020 mendatang.* /NICHOLAS KAMM//AFP via Getty Images

GALAMEDIA - Suhu politik di Amerika Serikat (AS) semakin panas menjelang pemilihan presiden. Pandemi Corona menjadi isu yang paling santer diangkat dan senjata ampuh untuk melumpuhkan Presiden Donald Trump.

Itu pula yang dilakukan kandidat Presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden. Ia bahkan mengeluarkan pernyataan yang cukup pedas terhadap kinerja Donald Trump dalam mengatasi pandemi di AS.

Biden menilai penanganan Covid-19 di negaranya di bawah kendali Donald Trump sebagai salah urus bersejarah. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers di kampung halamannya di Wilmington, Delaware.

Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam di Pegadaian, Hari Ini Rabu 1 Juli 2020

Penanganan pandemi virus Corona di AS disebut Biden sangat morat-marit dan tak terkendali. Ia menuding Trump seolah-olah mengabaikan krisis virus corona menjadi penyebab terpuruknya AS dalam menangani pandemi virus corona.

Seperti ditulis pikiran-rakyat.com dalam judul "AS Morat-marit Dihantam Pandemi, Donald Trump Dinilai Sudah Kibarkan Bendera Putih dan Menyerah", akibat penanganan yang tak becus jumlah kasus infeksi dan kematian terus merangkak naik.

Selain itu, ekonomi AS juga kian terpuruk dihantam pendemi. Hingga saat ini, setidaknya 2,6 juta kasus virus corona telah dilaporkan di AS. Dari angka itu lebih dari 126.000 kematian yang menjadikan AS dengan jumlah kematian tertinggi dibandingkan negara lainnya.

Baca Juga: Bocor ke Publik, Rekaman Konspirasi Menggulingkan Raja Arab Saudi

Biden menilai dalam perang menghadapi virus corona ini, Trump telah mengibarkan bendera putih dan menyerah.

"Sekarang hampir Juli dan tampaknya presiden kita telah menyerah, mengibarkan bendera putih dan meninggalkan medan perang," kata Biden.

Ia pun merilis rencana terbaru untuk mengatasi pandemi, yang akan mencakup lebih banyak pengujian Covid-19 dan mempekerjakan setidaknya 100.000 tenaga kontrak.

Dia menambahkan, penggunaan masker dan menjaga jarak harus menjadi protokol yang wajib dilakukan. Dia juga mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 kemungkinan bisa memburuk ketika musim flu datang.

Baca Juga: Benarkah Berdoa di Hari Rabu Itu Mustajab? Begini Penjelasan Ulama

Trump dan sekutu-sekutunya mengatakan jumlah korban virus bisa lebih besar tanpa larangan perjalanan yang diberlakukan bagi pengunjung dari China, dan kemudian dari Eropa.

Mereka berpendapat bahwa peningkatan jumlah kasus yang dikonfirmasi dalam beberapa minggu terakhir sebagian besar disebabkan oleh lebih banyak pengujian, meskipun tingkat tes positif juga meningkat.

Menanggapi serangan Biden, juru bicara kampanye Trump Courtney Parella mengatakan, calon Demokrat itu justru ketakutan dalam menghadapi kontestasi Pemilu AS.

Presiden Republik membuntuti Biden dalam survei sebelum pemilihan 3 November. Jajak pendapat 22-23 Juni menemukan bahwa hanya 37 persen orang Amerika menyetujui cara Trump menanggapi pandemi.(Penulis: Abdul Muhaemin)***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler