Dua Penumpang Kereta Komuter Positif Covid-19, Bima Arya: Transportasi Publik Belum Aman

10 Juli 2020, 16:32 WIB
Ilustrasi. (PIxabay.com/Fernandozhiminaicela) /

GALAMEDIA - Transportasi publik belum aman dari ancaman penularan Covid-19. Berdasarkan hasil tes usap yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor pekan lalu, dua penumpang kereta komuter di Stasiun Bogor terindikasi positif Covid-19.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, temuan itu membuktikan bahwa transportasi publik belumlah aman. Bima mengimbau warga untuk tetap waspada karena stasiun masih berpotensi menjadi klaster penularan virus corona.

"Atas dasar itulah, pemerintah belum memungkinkan menambah kapasitas gerbong yang sekarang 45 persen," kata Bima Arya di sela pelaksanaan tes usap di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jumat, 10 Juli 2020.

Baca Juga: Suhu Bumi Berpeluang Naik 1,5 Derajat Celcius, Badai di Sejumlah Negara Bisa Lebih Banyak

Bima mengatakan, keputusan penundaan penambahan kapasitas gerbong telah disampaikan dalam rapat koordinisasi dengan menteri terkait. Solusi yang dilakukan terkait antisipasi penyebaran virus Covid-19 di stasiun adalah menambah jadwal kereta api.

Nantinya, kereta komuter berangkat lebih pagi. Selain itu, pemerintah juga akan menambah layanan bus sebanyak 150 bus. Nantinya, bus dari Stasiun Bogor akan bertolak menuju Stasiun Sudirman, Djuanda, Tanah Abang, dan Manggarai.

"75 dari kementerian, 75 dari DKI Jakarta, dan 10 bus akan berangkat dari pool bus DAMRI. Sisanya berangkat dari Stasiun Bogor. Bus dari DAMRI nanti akan mengantar penumpang ke Sudirman dan Djuanda," jelas Bima seperti dilaporkan wartawan PR, Windiyati Retno Sumardiyani.

Baca Juga: Tim KPK Ada di Pendopo Wali Kota dan Kantor PUPR Banjar, Ada Apa Ya?

Penambahan armada bus bantuan dan jadwal kereta komuter itu diharapkan dapat mengurangi lonjakan penumpang di pagi hari. Nantinya, kapasitas bus juga akan ditambah hingga 70 persen. Sehingga dalam satu kali pemberangkatan, ada 6000 penumpang yang bisa diangkut.

"Mudah-mudahan langkah antisipatif dan preventif ini bisa mencairkan penumpukan penumpang di stasiun," kata Bima.

Selama masa Pra-Adaptasi Kebiasaan Baru, Pemkot Bogor juga gencar melakukan tes usap baik di Stasiun Bogor maupun terminal. Hari ini, Pemkot Bogor melakukan uji tes usap kepada 200 masyarakat di sekitar Terminal Baranangsiang.

Baca Juga: Ashanty Posting Momen Ulang Tahun Aurel, Krisdayanti Jadi Sasaran Netizen

"Setiap minggu, kita akan gencarkan tes swab di terinal, dan tempat umum untuk mendeteksi secara dini sebaran Covid-19. Kami juga meminta agar sistem sif kerja di Jakarta dievaluasi dan bisa dikaji Menpan RB dan Gubernur Jakarta," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, hasil konfirmasi dua positif di Stasiun Bogor langsung ditindaklanjuti dengan pelacakan kontak. Sri menyebut, keduanya merupakan warga Bogor yang bekerja di Jakarta.

"Kita baru mendapatkan hasilnya tadi malam, terus kita langsung menghubungi yang bersangkutan, dan terus melakukan tracing dengan tim lacak di kelurahan," ujar Sri.

Baca Juga: Puluhan Nasabah Datangi Kantor Minna Padi Aset Manajemen Jabar

Temuan itu, lanjut dia, perlu diwaspadai karena berpotensi jadi klaster baru. Dari hasil pantauan Dinas Kesehatan Kota Bogor, kedua warga yang terpapar Covid-19 itu memiliki riwayat gejala ringan seperti batuk-batuk, dan meriang.

Mereka sudah minum obat, namun kondisinya tidak kunjung membaik dalam sepekan terakhir.

"Bisa disebut klaster kalau ada dua orang mobilitas dari luar. Jadi kalau memang itu ada dua, bisa disebut klaster, kalau tidak dari mana-mana cuma aktivitas rutin sehari-hari di situ," imbuhnya***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler