BNPT : Kekerasan yang Dilakukan oleh KKB Papua Memenuhi Unsur Tindak Pidana Terorisme

14 Februari 2023, 21:36 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar/bnpt.go.id /

GALAMEDIANEWS - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menegaskan kembali bahwa kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana terorisme.

"Undang-Undang Terorisme mengatur masalah kejahatan yang bermotif ideologi, bermotif politik, dan bermotif gangguan keamanan," kata Kepala BNPT Boy Rafli Amar di Jakarta sebagaimana dikutip dari ANTARA pada Selasa, 14 Februari 2023.

Oleh karena itu, lanjutnya, tindakan, aksi kekerasan atau kejahatan yang dilakukan oleh KKB di Papua masuk dalam kategori yang disebutkan dalam undang-undang terorisme.

Dengan kata lain, jelasnya, UU No. 5 Tahun 2018 yang mengubah UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 2 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dapat dijatuhkan demi hukum kepada seluruh anggota KKB di Papua karena memuat ketentuan pidana.

Baca Juga: 17 Link Nonton Film Sub Indo Terbaru 2023, Bioskop Trans TV Selain di Website Rebahin, Lk21, dan Indoxxi

Mantan Kapolda Papua dan Banten ini mengungkapkan bahwa Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur tentang kejahatan terorisme sejak lima tahun yang lalu.

Boy Rafli mengatakan bahwa sejauh ini sudah banyak orang yang menjadi anggota KKB Papua yang telah sadar dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun ia tidak berkomentar berapa banyak anggota KKB Papua yang telah kembali ke NKRI.

Dia menambahkan bahwa untuk mengajak, merangkul, dan menyadarkan KKB Papua, pemerintah, khususnya BNPT, menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menerapkan strategi kontra narasi.

Negara menyebarkan narasi tandingan ini untuk melawan narasi separatisme kelompok-kelompok seperti KKB.

Baca Juga: Menlu Israel Kunjungi Turki, Menlu Turki : Fase Baru Hubungan Baik Kedua Negara

"Jadi kontra narasi adalah cara untuk mengekspresikan kecintaan kita pada perdamaian atau Narasi Cinta Damai," kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988 ini.

Dia mengatakan bahwa dia juga telah mengorganisir 50 orang di Papua Barat dan 50 orang di Provinsi Papua untuk menyebarkan narasi perdamaian.

"Ini bertujuan untuk melawan narasi separatis, jadi jangan sampai masyarakat ikut-ikutan ke sana," kata Boy Rafli Amar.***

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler