Rektor Unisba Lantik Direktur Pascasarjana, Pembukaan S3 Komunikasi Harus Prioritas

24 Juli 2020, 14:23 WIB
/

GALAMEDIA - Rektor Unisba, Prof. Edi Setiadi melantik Direktur Program Pascasarjana, Prof. Neni Yulianita dan Asisten Direktur I. Ratna Januarita dan Asisten Direktur II, Dr. Titik Respati di Aula Unisba, Jalan Tamansari Unisba, Jumat 24 Juli 2020.

Edi menekankan pimpinan baru di Pascasarjana Unisba bisa menjadikan Unisba lebih hebat lagi dan melesat. Salah satu tugas yang diamanatkan kepada direktur baru adalah pembukaan Prodi S3 Komunikasi.

"Pembukaan S3 Komunikasi ini sudah diwacanakan sejak lama. Hingga kini progresnya belum signifikan. Kebetulan direktur baru dari komunikasi, makanya saya tekankan kepada beliau," ungkap Edi.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Jabar Diduga Berasal dari Transmisi Lokal

Ia mengharapkan pembukaan S3 Komunikasi ini bisa terlaksana di tahun ini. Terlebih di masa pandemi ini, prosesnya dilakukan secara daring. Dengan begitu diharapkan prosesnya bisa lebih efektif.

"Seperti visitasi lapangan dilakukan secara daring. Namun, dalam sistem daring ini harus hati-hati dalam mengunggah berkas. Lebih cermat lagi, khawatir salam atau ada yang terlewat," katanya.

Disinggung kendalanya, Edi mengatakan di antaranya adalah pada publikasi jurnal ilmiah yang harus terindeks Scopus. "Dulu, syarat wajib ini yang susah, tapi sekarang sudah terpenuhi. Jadi, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi," ujarnya.

Baca Juga: Ngontrak Rumah Selama Tujuh Tahun untuk Memproduksi Obat Keras

Selain S3 Komunikasi, pihak nya juga mengharapkan direktur baru bisa mempersiapkan pembukaan Prodi S2 Akuntansi dan Prodi Apoteker (profesi).

Sementara itu, Neni mengatakan untuk pembukaan prodi baru kan sekarang masih dimoratorium. Kalau moratorium itu sudah dicabut kembali, kita akan langsung memprosesnya. Saya kan guru besar Komunikasi. Jadi tentu ini menjadi bagian bidang saya," ujar Neni.

Terlebih, lanjutnya dokumen pengajuan S3 Komunikasi sudah di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi ( LLDikti). Sebelum ke kementerian, pemberkasan dokumen juga dilakukan di LLDikti.

Baca Juga: Pil 'Made in Kopo Permai' Disebut Bisa Bikin Orang Jadi 'Fly'

Diakuinya, selama ini yang menjadi kendala memang publikasi jurnal dosen yang harus terindeks Scopus. Tapi, sekarang sudah tidak ada masalah. "Mudah-mudahan lancar perjalanannya dan target kita di tahun ini bisa operasional, semoga terlaksana," katanya.(B.96)**

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler