Penyebaran Covid-19 di Jabar Diduga Berasal dari Transmisi Lokal

- 24 Juli 2020, 14:17 WIB
Ilustrasi Covid-19. (freepik)
Ilustrasi Covid-19. (freepik) /



GALAMEDIA - Saat ini, sebagian besar penularan Covid-19 di Jabar sudah masuk ke fase local transmission atau penularan lokal, bukan dari klaster-klaster besar lagi.

Demikian diungkapkan Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium, pada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Siska Gerfianti, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat 24 Juli 2020.

"Penularan ini, kebanyakan tidak ada dalam klaster-klaster seperti dulu, tapi sudah secara acak menulari orang-orang secara sporadis," kata Siska.

Baca Juga: Ngontrak Rumah Selama Tujuh Tahun untuk Memproduksi Obat Keras

Menurutnya, hal tersebut dipicu karena sudah dibukanya sebagian besar aktivitas masyarakat di tempat umum, dari mulai mall, pasar, restoran, sampai tempat wisata, kemudian transportasi yang kembali aktif.

"Jadi orang-orang yang tertular ini, biasanya pada saat mengunjungi area publik. Kita kadang lupa menerapkan protokol kesehatan di tempat publik," katanya.

"Pakai masker dengan benar selalu, menjaga jarak (antarindividu), dan sering cuci tangan atau tidak menyentuh muka," pintanya.

Baca Juga: Pil 'Made in Kopo Permai' Disebut Bisa Bikin Orang Jadi 'Fly'

Siska mencontohkan, penularan yang terjadi di kalangan tenaga kesehatan. Saat melayani warga, para tenaga kesehatan selalu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dari mulai perisai wajah, masker, sampai baju hazmat.

Namun, mereka lupa menjaga diri saat berkumpul dengan sesama tenaga kesehatan.

"Kita lupa, pada saat ngariung. Misalnya lagi makan, terus pas kita buka masker kita ngobrol. Makanya tetap, pada saat kita melakukan kegiatan lainnya misalnya makan," tuturnya.

"Walaupun dengan yang kita yakin itu orang-orang yang dekat di kantor, tetap kita harus jaga jarak dan pakai masker," jelas Siska.

Baca Juga: Merasa Tersingkir dari Istana, Terungkap Foto Ratu Elizabeth yang Membuat Pangeran Harry Sakit Hati

Ia berpendapat, banyak orang yang tertular,  karena mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kebanyakan karena merasa bahwa orang di sekelilingnya tidak berpotensi menularkan Covid-19.

Penularan lain, ia melanjutkan juga ditemukan di tempat wisata. Contohnya, hal ini ditemui berdasarkan pemeriksaan melalui rapid test di Puncak Bogor, beberapa waktu lalu.

Dari pengujian kepada sejumlah wisatawan menggunakan rapid test, sebanyak 2 persen di antaranya dinyatakan reaktif.

Baca Juga: Mel Gibson Dilarikan ke RS Akibat Kena Virus Corona, Sembuh Setelah Minum Obat Penyakit Ebola

Ia menyebutkan, dari yang 2 persen reaktif ini lalu dilakukan swab test, dan yang positifnya juga sekitar 5 persen dari sampling tadi. Itu memang terjadi.

"Jadi kalau misalnya dulu ada klaster-klaster besar, kalau sekarang kebanyakan adalah dari transmisi lokal yang seperti itu," ujar Siska.

Saat ini, menurutnya, pasien positif Covid-19 usia anak bertambah lagi sehingga melebihi 190 anak di Jabar. Mereka kebanyakan tertular dari orang tua yang sebelumnya bekerja atau beraktifitas dan tertular di tempat umum karena abai melakukan protokol kesehatan.

Ia berpesan sebaiknya anak-anak tidak dibawa ke tempat publik dulu.

Baca Juga: Didesain Kotor, Edisi Terbaru Converse Paling Ikonik Chuck Taylor All Star Bikin Meradang

"Kita ingin proteksi sebetulnya. Kalau tidak perlu dan tidak harus, mendingan tidak membawa anak-anak kita ke pusat keramaian. Kalaupun kita terpaksa keluar, selalu pakai masker," kata Siska.

Siska menekankan di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini, semua protokol kesehatan harus dilakukan kepada siapapun. Hal ini disebabkan kini masyarakat sudah bisa dengan mudah bepergian dari kawasan yang memiliki risiko rendah penularan Covid-19 ke kawasan risiko tinggi, atau sebaliknya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah