Ganjar Pranowo Bertaruh Nyawa, Berjalan di Tepi Jurang Demi Menyebar Daging Kurban

1 Agustus 2020, 15:53 WIB
Mengirim daging kurban ke Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten, Jawa Tengah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo harus menempuh jalan meliuk liuk berjurang, Sabtu, 1 Agustus 2020. (dok. Humas Pemprov Jateng) /

GALAMEDIA - Padmo Sudarmo yang saat ini berusia 70 tahun merasa sangat bahagia. Ia tak menyangka rumahnya di Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten didatangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Rasa kaget bdan haru bercampur aduk. Pasalnya, baru kali ini seorang gubernur datang ke daerah itu. Istimewanya, momen itu terjadi di perayaan Hari Raya Idul Adha, dan gubernur membawa daging kurban serta bantuan sembako.

Baca Juga: Seorang Dokter Muda di Majalengka Dinyatakan Positif Covid-19

"Bahagia sanget, maturnuwun sanget kalih pak Ganjar Pranowo mpun dugi mriki (kami berterimakasih sekali pak Ganjar Pranowo datang ke sini). Awit mbah buyut sampe saiki (sejak kekek buyut sampai sekarang), tembe sepindah niki diparani gubernur (baru sekali ini didatangi gubernur)," kata Mbah Padmo.

Padmo dan warga dusun merasa diperlakukan istimewa karena gubernur beserta rombongan harus menempuh perjalanan yang sulit. Lokasi desa itu ada di wilayah terpencil, di perbukitan dan dikepung jurang yang dalam. Hanya ada satu akses jalan menuju menuju ke sana.

Dilaporkan wartawan PR, Eviyanti, jalan meliuk menjadi akses satu-satunya menuju desa itu. Sebenarnya, warga juga membuat gondola kecil yang menghubungkan antara dua desa. Namun gondola itu hanya untuk mengangkut barang.

Gandola menuju Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten. (dok. Humas Pemprov Jateng)

Baca Juga: Dituding Sebarkan Corona ke 5.200 Orang, Pendiri Sekte Kristen Rahasia di Korea Selatan Ditangkap

Ganjar dan rombongan, memang penuh perjuangan untuk bisa tiba di desa itu. Begitu menginjakkan kaki di rumah Mbah Padmo, napasnya pun ngos-ngosan. Bagaimana tidak, untuk sampai di lokasi itu, ia harus jalan kaki naik turun gunung.

Bersama rombongan, Ganjar bahkan harus bertaruh nyawa. Ia berjalan di tepi jurang selama kurang lebih 45 menit. Jalan setapak yang dibuat dari semen itu meliuk-liuk di bawah jurang dengan kedalaman sekitar 150 meter.

Masih dengan nafas tidak beraturan Ganjar menyapa Mbah Padmo. "Kulo mriki sepindah silaturahmi mbah (saya ke sini untuk silaturahmi). Kalih niki mbeto daging kurban kanggo warga (sama ini membawa daging kurban untuk warga," terang Ganjar.

Baca Juga: Lebaran di Pesantren, Sholat Idul Adha Berjamaah Hingga Potong Hewan Kurban

Ganjar memang memperingati hari Hari raya Idul Adha tahun ini dengan berbeda. Jika biasanya ia berkurban dengan mengirim sapi ke masjid-masjid, kali ini Ganjar rela mengunjungi desa terpencil di Klaten itu untuk membagikan daging kurban.

Di desa itu hanya dihuni 12 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 37. Ganjar pun langsung memberikan daging kurban dan sembako kepada warga.

"Biasanya saya tiap tahun memang mencari desa yang jarang dikunjungi, apalagi mendapatkan bantuan hewan kurban. Maka saya ke sini untuk membantu membagi daging kurban dan sembako agar masyarakat disini bisa menikmati," kata Ganjar.

Baca Juga: Anggaran Koran dan Majalah Dihapus, Anggaran Publikasi Covid Rp 700 Juta Dipertanyakan F-PKB

Ia pun berharap masyarakat tetap hidup rukun dan menjaga kesehatan. Apabila ada hal yang mendesak, warga diminta untuk tidak segan meminta bantuan pada pemerintah.

"Masyarakat di sini sudah biasa hidup menyatu dengan alam. Tapi pemerintah tidak tinggal diam, maka kami telah memberikan bantuan untuk renovasi rumah warga dan akan saya usahakan pembangunan jembatan," imbuhnya.

Sebenarnya lanjut dia, pihaknya sudah mengusulkan bantuan jembatan untuk Dusun Girpasang kepada pemerintah pusat. Bantuan tersebut sudah disetujui, namun karena adanya covid-19, dana di kementerian direfocusing.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler