Dinamika Politik Menjelang Pilkada Kota Solo Diwarnai Ketidakpastian  

11 Agustus 2020, 14:54 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020: Jelang Pilkada 2020 di Kabupaten Bandung, Pihak PKB jelaskan bahwa hubungannya dengan Partai Demokrat tidak retak justru baik-baik saja.(ANTARA) /ANTARA/

 

GALAMEDIA - Dinamika politik dalam proses pencalonan Wali Kota Solo, menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di Kota Solo masih diwarnai ketidakpastian.

Proses pengajuan pasangan bakal calon (Pasbalon) Wali Kota Solo ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan bertarung dalam pemungutan suara 9 Desember 2020, belum tuntas karena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih berharap terjadi perubahan konstelasi politik di detik-detik terakhir pendaftaran Pasbalon ke KPU akhir Agustus 2020 nanti.

Saat ini, Pasbalon yang sudah pasti maju ke Pilkada 2020 baru Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Teguh Prakosa yang diusung PDIP. Satu lagi Pasbalon dari jalur perorangan, yakni Bagyo Suprapto - FX Suparjo alias Bajo, yang sudah mendaftar ke KPU dan saat ini dalam tahap verifikasi faktual berkas dukungan, masih terkendala kekurangan sekitar 6.000 dukungan karena bukti dukungan tersebut tidak bisa diverifikasi.

Baca Juga: Dinas Pertanian Laksanakan Gerakan Pengendalian Hama Tanaman Jenis Tikus

Di kubu PKS Kota Solo, sampai saat menghadapi Pilkada dengan santai. Sedangkan tiga partai politik (Parpol) yang memiliki kursi DPRD, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Golkar dan Partai Gerindra, menyatakan memberikan dukungan kepada Pasbalon Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang hanya memiliki 3 kursi DPRD sehingga tidak mungkin mengusung Pasbalon sendiri, masih belum memastikan dukungan kepada siapa.

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) PKS Kota Solo, Sugeng Riyanto, masih berharap terjadinya konstelasi politik agar PKS yang hanya memiliki 6 kursi DPRD sehingga tidak mungkin mengusung Pasbalon sendiri bisa berkoalisi dengan Parpol. Dia melihat, kemungkinan terjadi perubahan sikap partai-partai pendukung Pasbalon Gibran - Teguh pada detik-detik terakhir, kemudian bergabung dengan PKS untuk mengusung Pasbalon.

Baca Juga: Masyarakat Adat Budaya Se-Nusantara Minta Keadilan kepada Presiden

Menurutnya, PKS pernah mengalami pada Pilkada Kabupaten Karanganyar tahun 2018. Saat itu, PKS yang awalnya ditinggal Parpol lain dan nyaris muncul pasangan calon tunggal Juliatmono-Rober Christanto, harus bertarung melawan pasangan yang diusung PKS bersama Parpol yang semula mendukung Juliatmono-Rober.

“Saat itu, beberapa saat sebelum pendaftaran ditutup salah satu partai berbalik mengusung calon bersama PKS. Ini bisa saja terjadi di Solo,” katanya, Selasa, 11 Agustus 2020.

Saat ini, sambung Ketua Bappilu PKS itu, DPP PKS tengah melakukan lobi politik untuk menggalang koalisi dalam Pilkada mendatang. Dia menyebutkan, dalam dinamika politik masih mungkin terjadi perubahan konstelasi, karena ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi partai-partai lain berbalik dukungan.

“Diantara faktor yang berpengaruh, karena posisi partai-partai itu hanya pendukung dan bukan pengusung. Dalam posisi itu, partai pendukung hanya akan disetir oleh partai pengusung. Apalagi dalam konteks Kota Solo, partai pengusung merupakan partai yang mendominasi. Selain itu, partai-partai pendukung pasti mempertimbangkan eksistensinya pada Pilpres dan Pileg 2024 mendatang,” tuturnya.

Baca Juga: Berkat Peta, Polres Tasikmalaya Ungkap Kasus Sabu-sabu

PSI yang merupakan pendatang baru yang punya satu kursi di DPRD Kota Solo, telah mendeklarasikan dukungan resmi kepada pasangan Gibran-Teguh. Ketua DPC PSI Antonius Yogo Prabowo, mengatakan, rekomendasi dukungan partainya merupakan wujud konsistensi atas komitmen untuk mendukung sosok anak muda pemimpin Kota Solo.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler