Pengungsi Konflik Ukraina Mencapai Lebih dari 8.2 Juta, Berikut Data dan Respon UNHCR

6 Juni 2023, 13:07 WIB
Pengungsi konflik Ukraina di Polandia. /UNHCR/Anna Liminowicz/

GALAMEDIANEWS – Sudah lebih dari satu tahun sejak awal terjadinya konflik bersenjata antara Ukraina dan Rusia, konflik yang berkepanjangan ini tentunya akan menghasilkan kerugian besar bagi warga sipil yang akhirnya banyak yang memutuskan untuk meninggalkan wilayah Ukraina untuk mencari keamanan.

 

 

Berdasarkan data pengungsi terbaru yang dirilis oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada akhir Mei kemarin, pengungsi yang tercatat dari wilayah Ukraina mencapai angka 8.2 juta lebih.

5 juta diantaranya mendaftarkan diri dalam program perlindungan sementara yang diberikan UNHCR atau negara penerima pengungsi yang tergabung dalam program Regional Refugee Response Plan (RRP).

 

Negara tujuan dari mayoritas warga sipil yang mengungsi dari Ukraina masih didominasi oleh 3 negara yaitu Polandia, Jerman, dan Rusia, dimana tiga negara tersebut terhitung menampung pengungsi dengan jumlah diatas satu juta orang.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan UNHCR di beberapa negara penerima pengungsi, mayoritas dari pengungsi yang menjadi responden survey berasal dari wilayah Kiev, Kharkiv, dan Odessa. Pengungsi juga didominasi oleh kelompok perempuan dan anak-anak, dimana sekitar 4% pengungsi anak-anak terpisah dari orang tuanya.

 Baca Juga: Temuan Bangkai Pesawat Diduga Era Perang Dunia di Lamongan, Umla: Kami Berminat Beli Rongsokan Itu

 

Hal unik dari data yang diberikan oleh survey UNHCR, menunjukan bahwa sekitar 5% dari pengungsi dalam survey berencana untuk sementara kembali ke Ukraina yang masih menjadi zona konflik. Kebanyakan dari pengungsi yang ingin kembali beralasan karena mereka ingin mengunjungi saudara mereka yang masih berada di Ukraina atau hanya ingin melihat situasi bangunan rumah mereka.

Merespon semakin banyaknya jumlah pengungsi yang berdatangan dari Ukraina. UNHCR terus melanjutkan dan mengawasi berjalannya program perlindungan sementara untuk para pengungsi. UNHCR mengidentifikasi masih banyaknya masalah administrasi yang dihadapi oleh para pengungsi untuk mendapatkan perlindungan di negara tujuan mereka.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Pasang Badan untuk Prabowo Terkait Proposal Perdamaian yang Dinyinyir: Salahnya di Mana?

 

Banyak pengungsi yang ditolak masuk ke negara tujuan karena mereka tercatat sudah terdaftar sebagai pengungsi di negara lain. UNHCR juga terus mengupayakan jaminan perlindungan untuk pengungsi yang memiliki dokumen yang terbatas seperti tidak memiliki paspor atau hanya memegang paspor non-biometrik.

 

UNHCR juga terus mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan keuangan untuk program RRPnya yang dihitung butuh dana di kisaran 1.7 milyar US Dollar.

Diketahui bahwa dana bantuan yang terkumpul dari beberapa Lembaga dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru mencapai sekitar 88 juta US Dollar, dan dipakai untuk mendanai bantuan di sektor perlindungan, Pendidikan, kebutuhan dasar, kesehatan, logistik, dan lain-lain.

 Baca Juga: Indonesia Mengusulkan Zona Demiliterisasi dan Referendum PBB untuk Rencana Perdamaian Ukraina

 

Program RRP ini dibuat UNHCR untuk menjamin bantuan bagi para pengungsi konflik Ukraina di negara tujuan masing-masing dengan cara meningkatkan kapabilitas negara penerima untuk mengurus pengungsi yang dating ke negara mereka. Program RRP ini dirancang untuk terus berjalan sepanjang tahun 2023.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: UNHCR.org

Tags

Terkini

Terpopuler