3333 Kali Lebih Dahsyat dari Hiroshima, Rusia Rilis Uji Coba Bom Nuklir Terbesar di Dunia Tsar Bomba

27 Agustus 2020, 12:53 WIB
Ilustrasi bom nuklir /Pixabay/geralt/

GALAMEDIANEWS - Rusia merilis rekaman rahasia Tsar Bomba yang sebelumnya tidak pernah diungkap pada media mana. Tsar Bomba merupakan bom termonuklir yang memicu  ledakan nuklir terbesar di dunia. Tsar Bomba diuji coba di kawasan yang masuk teritori Laut Barents tahun 1961.

Skala ledakan Tsar Bomba dapat diperkirakan dari ukurannya. Bom termonuklir ini berbobot 50 megaton. Artinya setara dengan kekuatan ledakan 50 juta ton bahan peledak konvensional atau 3.333 kali lebih dahsyat dari bom atom yang meratakan Hiroshima.

Dikutip Galamedianewas dari DailyMail, Kamis (27 Agustus 2020) uji coba diabadikan oleh sejumlah juru foto yang hanya bisa melakukannya dari jarak yang sangat jauh agar tidak terbutakan oleh bola api raksasa. Seperti yang kini terlihat dari rilis, bola terlihat membubung selama 40 detik sebelum berubah menjadi awan jamur.

Baca Juga: Galon Sekali Pakai Lebih Higienis dan Menguntungkan! Yuk Kita Buktikan

Rekaman dari pesawat yang berjarak 160 km  dari ledakan menangkap momen awan jamur yang naik hingga atmosfer. Awan jamur Tsar Bomba membunung sampai ketinggian 64 km ke udara atau enam kali ketinggian jet penjelajah.

Kremlin merahasiakan rekaman Tsar Bomba selama hampir enam dekade. Namun rekaman akhirnya dirilis pada 20 Agustus via Rosatom, badan nuklir negara Rusia dalam rangka HUT ke-75.

Baca Juga: Didampingi Menkes Terawan, Jokowi Sebut Vaksin Covid-19 Masuk Indonesia di Akhir Bulan Ini

Tsar Bomba yang secara resmi dinamai RDS-220 oleh militer Rusia merupakan bom nuklir terbesar yang pernah dibuat. Tsar Bomba dikembangkan pada puncak Perang Dingin untuk bersaing dengan perangkat termonuklir militer AS.

Sebelumnya tahun 1954, Amerika lebih dulu meledakkan perangkat termonuklir terbesarnya  yang dirancang lebih kuat dari Castle Bravo, bom atom berkekuatan 15 megaton yang diuji  coba di Kepulauan Marshall.

Baca Juga: Mencengangkan, Persalinan Sesar Naik Drastis Sejak Ada JKN, Padahal Begini Dampaknya Bagi Ibu

Sebagai tanggapan, militer Soviet tahun 1961 membangun Tsar Bomba, bom yang jauh lebih besar dan tercatat sebagai perangkat nuklir terbesar di dunia.

Ditempatkan dalam kotak bom pesawat, Tsar Bomba dibawa dengan kereta api ke pangkalan udara Olenya. Berikutnya nuklir berkekuatan raksasa ini  dimasukkan ke dalam perangkat pembom jarak jauh Tu-95.

Pada 30 Oktober, Tu-95 terpantau terbang sejauh 965 km ke Pulau Severny  jauh di dalam Lingkaran Arktik. Di sana Tsar Bomba yang dipasang pada  parasut dijatuhkan. Ini memberi pesawat pengangkut cukup waktu untuk mencapai radius aman ledakan.

Baca Juga: Tidak ada Bukti Virus Corona Bisa Ditransfer Melalui Makanan, Ini Hasil Risetnya di Dunia

Tepat saat mencapai ketinggian 13.000 kaki di atas tanah, Tsar Bomba menunjukkan kekuatannya sebagai ledakan buatan manusia yang paling kuat sepanjang sejarah.

Sebagai ilustrasi jika dijatuhkan di pusat London, bom dan gelombang kejut yang dihasilkannya akan menghapus ibu kota Inggris ini dari peta dan  menyebabkan luka bakar tingkat tiga. Ledakan Tsar Bomba yang setara gempa bumi 5,0 skala Richter terpantau oleh pusat seismologi di seluruh dunia.

Baca Juga: Cegah Tindakan Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid: Hasil Riset, Harus Ada Peran dari Tokoh Agama

Kilatan dari ledakan Tsar Bomba dapat dilihat di Norwegia, sementara dampak radioaktifnya yang menyebar luas di seluruh Skandinavia memicu kecaman internasional.

Tahun 1963, menyusul uji coba Tsar Bomba, Amerika Serikat dan Rusia menandatangani perjanjian yang melarang semua uji atmosfer senjata nuklir. Sejak itu uji coba hanya bisa dilakukan di bawah tanah.

Baca Juga: Tembak Mati 51 Muslim di Dua Masjid, Brenton Tarrant Divonis Seumur Hidup

Selain itu, alih-alih menyaingi Tsar Bomba, AS yang menilainya tidak praktis digunakan dalam perang, mulai mengembangkan perangkat bom yang dapat disertakan pada rudal. Namun perjanjian berikutnya pada tahun 1990 melarang semua uji coba nuklir.

Terakhir tahun 2017, tak kurang dari 84 negara menyepakati Perjanjian Larangan Nuklir PBB yang melarang untuk mengembangkan, menguji, membangun atau menimbun senjata nuklir. Namun tidak ada satu pun negara bersenjata nuklir yang setuju untuk menandatangani pakta tersebut.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler