Protes di Israel: Tuntut Pembebasan Tawanan dan Netanyahu untuk Resign

5 November 2023, 08:36 WIB
Orang-orang Yahudi Israel beri isyarat mereka menuntut pembebasan segera sandera yang ditahan di Jalur Gaza yang ditawan dalam serangan Oktober oleh pejuang Hamas, di Tel Aviv, Israel, 4 November 2023. /Al Jazeera/

GALAMEDIANEWS - Ribuan orang telah membanjiri jalan-jalan di Jerusalem dan Tel Aviv, mengecam pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Protes ini disebabkan oleh kurangnya kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi serangan yang terjadi pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina, Hamas, serta penanganan krisis tawanan yang terjadi setelahnya.

Di luar kediaman Netanyahu, polisi harus menghadapi ratusan pengunjuk rasa. Mereka mengibarkan bendera Israel sambil berseru, "Penjara sekarang!" Sementara di Tel Aviv, ibu kota komersial Israel, ribuan pengunjuk rasa, termasuk kerabat dan teman dari beberapa tawanan yang diculik, berseru, "Bawa mereka pulang sekarang!"

Hadas Kalderon, seorang demonstran, berkata, "Saya berharap dan menuntut dari pemerintah saya untuk berpikir di luar kotak." Dia menyatakan bahwa lima anggota keluarganya termasuk di antara yang diculik dan bahwa setiap hari adalah hari perang bagi keluarganya.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di London Inggris Menutup Jalan Oxford Circus

Serangan yang terjadi pada 7 Oktober lalu menyaksikan ratusan pejuang Hamas menyerbu selatan Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan setidaknya 240 orang.

Israel kemudian meluncurkan serangan balasan terhadap Gaza yang telah menewaskan lebih dari 9.400 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, serta merusak wilayah yang luas di wilayah yang dikepung.

Kemarahan publik di Israel terus tumbuh, dengan banyak keluarga tawanan yang ditahan di Gaza secara tajam mengkritik respons pemerintah dan menuntut agar kerabat mereka segera dipulangkan.

Sebelum perang ini, Benjamin Netanyahu telah menjadi sosok yang memecah belah di Israel. Dia telah menghadapi tuduhan korupsi, meskipun dia membantahnya, dan telah mendorong rencana untuk membatasi kekuatan yudisial, yang telah menghadirkan ratusan ribu demonstran di jalanan.

Baca Juga: Israel kembali Bombardir beberapa lokasi di Jalur Gaza, 46 Jurnalis Tewas Jadi Korban Hingga Saat ini

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel, 76 persen warga Israel menganggap bahwa Netanyahu, yang saat ini menjabat periode keenam sebagai perdana menteri, harus mengundurkan diri.

Sebanyak 64 persen juga menyatakan bahwa negara ini harus segera mengadakan pemilihan umum setelah perang berakhir. Jajak pendapat ini juga menunjukkan bahwa 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior Angkatan Pertahanan Israel, dan 5 persen menyalahkan menteri pertahanan.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Kabupaten Blora, Rekomendasi Liburan Bersama Keluarga dan Anak-anak

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken telah mengkonfirmasi bahwa AS mendukung "jeda kemanusiaan" di Gaza. Meskipun demikian, menteri luar negeri Yordania dan Mesir menegaskan perlunya gencatan senjata segera, sejalan dengan tuntutan dari pemimpin-pemimpin Arab lainnya.

Pada saat yang sama, sayap bersenjata Hamas melaporkan bahwa lebih dari 60 tawanan hilang akibat serangan udara Israel di Gaza. Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam, juga mengungkapkan bahwa 23 jenazah tawanan Israel terperangkap di bawah puing-puing akibat bombardir yang Israel lakukan, dan upaya penyelamatan terus terkendala akibat serangan Israel yang terus berlanjut.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler