Disperindag Jabar Temukan 8 Produk Langgar Aturan di Supermarket Kota Bandung

18 Desember 2023, 16:47 WIB
Kepala Disperindag Jabar, Noneng Komara Nengsih mengecek kondisi produk di salah satu supermarket di Kota Bandung, Senin, 18 Desember 2023./Lucky M Lukman/Galamedianews /

GALAMEDIANEWS - Jelang Natal dan Tahun Baru, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemprov Jabar melakukan operasi pengawasan produk.

Selain ke pasar tradisional, operasi menyasar sejumlah supermarket ternama di Kota Bandung, Senin, 18 Desember 2023.

Operasi pengawasan produk ini dipimpin langsung oleh Kepala Disperinda Jabar, Noneng Komara Nengsih. Saat menyambangi supermarket di Jalan Merdeka, tim gabungan menemukan 8 produk yang tak sesuai ketentuan.

Baca Juga: Bawaslu KBB Beberkan Soal Calon dari PPP dan Perindo Gagal Nyaleg, Ternyata Keduanya PNS

"Jadi ada 8 temuan yang kemudian harus dikeluarkan dan tidak bisa diedarkan," ujar Noneng, ketika ditemui di Hyfresh Minimarket, Jalan Merdeka, Kota Bandung.

Noneng mengungkapkan, pelanggaran yang didapati dari 8 produk itu yakni tak adanya label SNI, merek yang tidak sesuai, hingga label yang tak menggunakan bahasa Indonesia.

Selain mengenakan sanksi berupa penarikan dari peredaran, Pemprov Jabar juga memberi teguran melalui surat.

"Ada makanan itu tidak ada label bahasa Indonesianya, yang SNI elektronik, handuk labelnya tidak sesuai, merek itu elektronik juga. Itu beberapa produk yang kemudian terpaksa harus kita tarik dari peredarannya," jelasnya.

Ke depan, lanjut Noneng, pihaknya akan semakin gencar melakukan pengawasan atas produk yang dijual ke warga Jabar. Apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru.

Masyarakat yang mendapati adanya produk yang dijual tak sesuai aturan dapat melapor ke Disperindag Pemprov Jabar.

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, Ini 6 Manfaat Konsumsi Sayur dan Buah Bagi Kesehatan

"Kita akan terus melakukan pengawasan karena memang kita punya kewajiban untuk pengawasan barang beredar ini di Jabar," ujarnya.

Soal harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan tahun baru, Noneng menyebut harga beras dan cabai sudah mulai menurun meskipun tergolong masih tinggi. Begitupula, dengan harga gula pasir dan minyak goreng.

Untuk cabai, Noneng menyebut harga mulai turun dari yang semula Rp 100 ribu menjadi Rp 70 ribu di pasar. Dia pun berharap panen cabai yang akan terjadi pada pekan ini dapat membuat harga cabai semakin menurun.

"Minggu ini akan ada panen, sehingga mudah-mudahan itu dapat menurunkan lagi harga," tandasnya.

Pasar Murah

Hari ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar dan tim gabunga juga menemukan pelanggaran terkait keamanan pangan saat melakukan inspeksi ke pasar tradisional Trade Mall (BTM) Cicadas, Kota Bandung.

Baca Juga: Luxury New Generation Dioperasikan Hari Ini Oleh PT KAI, Ppengalaman Perjalanan yang Lebih Baik

Noneng Komara Nengsih mengatakan, pihaknya melakukan pengawasan secara terpadu dengan Polda Jabar, BPOM, Dinas Kesehatan Jabar serta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar.

Dalam inspeksi itu, pihaknya memeriksa sejumlah sampel mulai dari daging, sayuran hingga bahan makanan.

"Alhamdulillah, hasilnya untuk daging sapi tidak tercampur. Kemudian pada daging ayam dan bakso negatif boraks, sayuran juga negatif pestisida. Cuma ada beberapa formalin di teri Medan dan mi," kata Noneng.

Noneng menegaskan akan melayangkan surat teguran ke pasar untuk menindaklanjuti temuan tersebut dan produk yang ditemukan zat berbahaya segera ditarik.

Disperindag Jabar juga akan mengecek di pasar yang lain di 27 kabupaten kota di Jawa Barat guna memastikan keamanan pangan.

"Jangan-jangan (ada temuan) yang sama seperti itu supaya menjadi perhatian baik untuk produsen maupun pedagang agar berhati-hati dalam menjual produk pangan," katanya.

Noneng menyebut, bagi pedagang yang ditemukan menjual produk mengandung zat berbahaya, maka pihaknya akan melakukan teguran dan menarik barang dagangannya.

Baca Juga: Tempat Wisata Alam Genilangit Park Yang Sejuk di Magetan, View Hutan, Sakura Bisa Camping, Berenang

"Tentu saja kami melakukan teguran dan men-take down barang dagangannya," ujar Noneng.

Selain itu, pihaknya juga menerjunkan satu unit mobil laboratorium untuk mengecek kadar zat yang terkandung dalam produk yang dijual di pasaran.

"Tapi biasanya tidak terpadu, masing-masing ada pengujiannya sendiri baik di Disperindag maupun DKPP. Tapi secara berkala, kami bersama-sama melihat kandungan makanan tersebut," jelasnya.

Berkenaan dengan bahan kebutuhan pokok, Noneng menyebutkan sampai saat ini di 27 pasar kabupaten kota di Jabar terjadi penurunan harga, misalnya pada beras dan cabai.

"Cuma bawang merah ada sedikit kenaikan harga menjelang Natal dan tahun baru," ujarnya.

Noneng mengungkapkan, untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut, Pemprov Jabar melakukan operasi pasar bersubsidi di beberapa kabupaten kota yang mengalami inflasi tinggi.

Langkah tersebut dilakukan untuk intervensi harga yang saat ini masih berjalan di Cirebon dan Kota Tasikmalaya.

"Ini sudah dilakukan dari Minggu kemarin seperti untuk cabai, beras, minyak goreng, dan gula pasir," katanya.

Pemda setempat juga melakukan bazar murah dan operasi pasar bersubsidi, termasuk memotong rantai pasok dari komoditas tersebut.

"Dalam waktu dekat akan ada panen cabai. Diharapkan bisa menurunkan harga cabai," ungkapnya.

Noneng menambahkan, pihaknya juga mengoptimalkan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) yang dikelola Agro Jabar.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler