PUTR KBB Bakal Bangun TPT, Cegah Longsor Susulan di Desa Ganjarsari 

9 Januari 2024, 16:02 WIB
PUTR KBB lakukan penanganan dampak longsor yang terjadi di Kampung Pangsalatan RT 03/01 Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalongwetan, KBB / Deni Supriatna /GALAMEDIANEWS /

GALAMEDIANEWS - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai melakukan sejumlah langkah dalam menangani dampak bencana banjir dan longsor di Kampung Pangsalatan RT 03/01 Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat. Jawa Barat. 

Kepala Dinas (Kadis) PUTR KBB, M. Ridwan mengatakan, bahwa terjadinya longsor di Kecamatan Cikalongwetan, dikarenakan kontur tanah rentan tergerus air. Sehingga, menyebabkan longsor. 

Adapun untuk mencegah potensi longsor susulan, Ridwan menyampaikan, PUTR KBB akan melakukan asesmen yang merupakan kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB. 

"Setelah kita lakukan asesmen yang menjadi  kewenangan BPBD. Selanjutnya kita bakal mengupayakan pembukaan akses jalan air di daerah irigasi terlebih dahulu," ujar Kadis  PUTR KBB, M. Ridwan saat ditemui disela penanganan bencana di Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalongwetan, Selasa 9 Januari 2024.

Dijelaskan Ridwan, terkait pembukaan akses jalan air di daerah ini menjadi prioritas yang harus dilakukan. Sebab, volume air terus meluap dan mengarah ke permukiman warga.

"Intinya, kita fokus dulu penanganan longsor, karena kebetulan pak Kades Ganjarsari sudah menemukan solusi untuk membuang material longsor," ucapnya. 

Selain itu, kata Ridwan, pihaknya akan segera melakukan estimasi. Bahkan, selama masa pengerjaan akan dilakukan pelaksanaan penanganan darurat untuk sementara.

Ridwan menambahkan, untuk lokasi longsor akan dilakukan penutupan dengan menggunakan terpal, seperti yang dilakukan dilokasi longsor di Sersan Bajuri. 

"Kita lakukan penutupan pake terpal di lokasi longsor, agar ketika hujan tidak akan menggerus tanah lagi yang berakibat terjadinya longsor susulan," tuturnya. 

Selanjutnya, Ridwan menjelaskan, longsor di Kampung Pangsalatan memiliki panjang sekitar 48 meter dan ketinggian mencapai 24 meter. 

Oleh karenanya, pihaknya akan melakukan penutupan pada titik longsoran dan di sejumlah badan jalan, baik jalan desa maupun kabupaten yang mengalami longsor.

"Memang ada beberapa titik longsor yang terjadi di jalan desa dan jalan kabupaten yang tergerus dan itu memang riskan sekali," katanya.

Selain itu, sambung Ridwan, pihaknya pun bakal memasang rambu-rambu untuk menandai lokasi yang rawan amblas agar tidak terlindas ban mobil.

"Karena kan bawahnya sudah kosong. Termasuk akan kita batasi tonasenya. Sementara kita akan estimasi dan akan terjunkan tim untuk selanjutnya dilaporkan ke pak Pj Bupati Bandung Barat," ucapnya.

Lebih lanjut Ridwan menerangkan, pihaknya pun bakal berencana untuk membangun tembok penahan tanah (TPT) lantaran jika dibiarkan akan semakin parah.

"Karena ini diprediksi bakal terjadi susulan jika tidak segera ditangani," ujarnya.

Meski demikian, Ridwan mengaku, pihaknya akan membuat rancang bangun rinci atau Detail Engineering Design (DED)  pasalnya, tidak cukup hanya dengan prakiraan teknis. 

"Kita harus lihat kondisi tanah keras yang ada di bawah. Jadi harus dilakukan bored pile dulu," tuturnya.

Lebih lanjut, Ridwan menyebutkan, pihaknya mendapatkan informasi terkait lahan yang tertimbun longsor merupakan tanah hak adat atau milik seseorang. Sehingga, jika dilakukan bronjong akan memakan lahan yang cukup luas. 

" Informasinya lahan yang terkena longsor adalah milik seseorang. Jadi, kalau memakai bronjong bakal memakan lahan yang luas. Tapi akan kita pikirkan langkah yang efektif, karena hanya ada dua alternatif, yakni dengan bronjong atau strauss pile," katanya menandaskan.***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler