Capres Prabowo Subianto Tak Mau Indonesia Terlibat Perang, Pengamat: Tidak Mungkin

2 Februari 2024, 17:48 WIB
Capres Prabowo Subianto /

GALAMEDIANEWS - Saat menghadiri forum PT Trimegah Sekuritas Indonesia di Jakarta pada Rabu 31 Januari 2024, Capres Prabowo Subianto menyebut tak ingin Indonesia terlibat dalam perang. 

“Our future is great. Boleh mereka perang, kita jangan perang. Kita jangan goblok sebagai bangsa," tuturnya dalam forum tersebut.

Prabowo Subianto pun menegaskan bahwa Indonesia selalu menjunjung tinggi gerakan politik non blok. "Politik kita politik tidak mau punya musuh. Non blok, politik bebas aktif. Itu harus kita pertahankan,” tuturnya.

Pernyataan Capres nomor urut dua yang berpasangan dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka ini mengundang komentar Adhy Gunawan. Adhy Gunawan adalah seorang pengamat hubungan. Beliau meraih gelar sarjana hubungan internasional di Universitas Katolik Parahyangan. 

Baca Juga: Pilpres 2024 Satu Putaran Pemenangnya Prabowo, Disampaikan KDM Setelah Berdialog dengan Masyarakat Bawah

Adhy menyebut bahwa tak mungkin Indonesia tak akan terlibat masuk dalam perang internasional. “Ini statement yang agak aneh, menurut saya. Indonesia mau nggak mau pasti akan masuk dalam peperangan skala internasional,” tuturnya.

Adhy memberikan contoh bahwa Laut China Selatan bisa membawa Indonesia masuk ke dalam perang berskala internasional. 

“China misalnya hari ini mengumumkan ambil alih seluruh Laut China Selatan. Di situ ada Natuna. Indonesia apakah akan diam saja wilayah kedaulatannya diambil? Nggak. Ini bisa menyeret Amerika Serikat, Indonesia, dan banyak negara di kawasan Asia Pasifik untuk berperang dengan China atau dengan Amerika,” jelasnya. 

Adhy pun menyebut negosiasi tak selalu menyelesaikan masalah internasional. “Tak selalu negosiasi diplomasi lancar. Kalau  lancar, nggak akan ada Perang Dunia. Apalagi soal wilayah kedaulatan,” tuturnya.

Baca Juga: Ada Libur Panjang di Februari 2024! Simak Daftar Tanggal Merah Bulan Ini, Ada Isra Miraj, Cuti Bersama, Imlek

Pria berkacamata ini pun menyebut Indonesia tak mungkin bersahabat dengan negara-negara yang bermusuhan.

“Kalau Indonesia bersahabat dengan Amerika, pastinya harus bermusuhan dengan musuh-musuh Amerika. Rusia, misalnya. Di situasi ini, Indonesia ada di bawah pengaruh Amerika yang jadi negara adidaya,” tuturnya.

“Misal lagi, China umumkan ambil alih Laut China Selatan. Indonesia bersahabat dengan Amerika. Amerika ingin buat pangkalan militer di Indonesia. Indonesia bisa menolak? Ini kita situasinya di bawah pengaruh Amerika. Kalau menolak, ini bisa dianggap musuh oleh Amerika,” tambahnya.

Adhy pun menyebut bahwa perang sebenarnya sudah kodrat sehingga tak bisa dihindari. Ada blok-blok kekuatan adidaya dunia pun demikian juga.

“Perang itu sudah kodrat, given atau sunnatullah. Ini yang bisa kita petik dari sejarah. Kita sekarang ada di pihak mana? Amerika atau musuh Amerika? Blok dunia itu adanya juga sunnatullah. Indonesia itu punya nilai strategis, ini yang harus disadari. Nggak mungkin kita bisa netral,” tuturnya. 

Hal senada dengan Adhy Gunawan dikatakan juga oleh Connie Rahakundini Bakrie. “Sikap politik luar negeri Indonesia yang memilih untuk tidak masuk dalam blok manapun (non-blok) harus ditinjau ulang,” tuturnya dilansir dari Antaranews.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler