FGD Moderasi Beragama di Kabupaten Garut: Menuju Keharmonisan dan Kesejahteraan Bersama

6 Maret 2024, 20:29 WIB
Focus Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Garut Jalan Pembangunan No.155, Kel. Jayawaras Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut./IST /

GALAMEDIANEWS - Forum Santri Jawa Barat bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Garut menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Garut Jalan Pembangunan No.155, Kel. Jayawaras Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut, Rabu, 6 Februari 2024.

Keberagaman agama dan budaya yang kaya di Garut, menjadi latar yang ideal untuk melakukan FGD dengan mengangkat tema "Penguatan Moderasi Beragama Menciptakan Praktik Beragama yang Damai dan Toleran”.

Focus Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Garut Jalan Pembangunan No.155, Kel. Jayawaras Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut./IST

FGD ini berbertujuan untuk memperkuat pemahaman dan praktik moderat dalam beragama, serta mendorong dialog antarumat beragama untuk menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan bersama.

Baca Juga: Forum Santri Kabupaten Kuningan Gelar Kemah Kebangsaan untuk Tingkatkan Moderasi Beragama Generasi Muda

FGD diikuti sebanyak 238 peserta yang terdiri dari siswa setingkat Madrasah Aliyah, santri dan mahasiswa juga berbagai pemangku kepentingan dari berbagai lapisan masyarakat. Hadir juga tokoh agama, akademisi, dan perwakilan pemerintah setempat.

Mereka berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang beragam isu terkait moderasi beragama. Topik-topik yang dibahas meliputi pemahaman yang benar tentang ajaran agama, toleransi antarumat beragama, penanggulangan radikalisme dan ekstremisme, serta penguatan kerukunan dan persatuan dalam keberagaman.

Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan dan program yang bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama di Kabupaten Garut.

Dengan demikian, Kabupaten Garut dapat terus menjadi contoh yang inspiratif dalam membangun masyarakat yang pluralis, harmonis, dan berkeadilan bagi semua warganya.

Ketua Panita FGD, Andri Andreans H mengatakan, salah satu tujuan utama dari FGD ini adalah menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya moderasi dalam beragama sebagai landasan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

"Melalui dialog terbuka dan konstruktif, diharapkan para peserta FGD dapat saling memahami dan menghargai perbedaan, serta bersama-sama mencari solusi atas tantangan yang dihadapi dalam konteks keberagaman agama," ujar Andreas.

Baca Juga: Polo, Salah Satu Pemain Srimulat Meninggal Dunia

Selain itu, Andreas menambahkan, penguatan moderasi beragama bisa menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara.

Ajaran Rasulullah

Sementara itu, salah satu pembicara dari perwakilan pemerintah, Kepala Kemenag Kab. Garut, Saepulloh, mengapresiasi jajaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang telah menggelar kegiatan ini.

Saepulloh memuji Muhammadiyah yang saat ini secara berdemokrasi terus menjalankan landasan dalam moderasi beragama dengan akhlak sebagai kunci fundamental dalam beragama sesuai dengan anjuran Rasulullah Muhammad SAW.

"Di Islam keberadaan akhlak tumbuh dalam lima poin, yakni pendidikan formal serta informal melalui pendidikan yang mencakup akhlak dari lingkungan keluarga hingga cakupan yang lebih bermasyarakat," tuturnya.

Sehingga, ujar dia, adanya disparitas dapat menjadi tantangan dalam menumbuhkan akhlak untuk membangun pondasi fundamental dalam beragama yang ditopang melalui pendidikan utama dalam lingkup keluarga.

"Setelah benteng dalam lingkup keluarga dengan tiga poin utama lainnya tawasuh, tawaju dan tasamuh untuk menjalankan kehidupan dalam moderasi beragama yang nantinya akan menciptakan nilai-nilai yang dipadukan dengan akhlak yang baik," terang Saepulloh.

Baca Juga: Mendekati Realisasi: Purwakarta Jadi Lokasi Simulasi Makan Siang Gratis

Selain itu, Saefulloh menyebutkan, di tengah berjalannya moderasi beragama, terdapat ruang kosong yang perlu juga untuk diperhatikan. Hal tersebut tertuang dalam pendidikan lingkungan melalui tiga landasan.

Pertama, seluruh insan diperlukan menanamkan nilai-nilai kesabaran untuk bertindak dalam melaksanakan setiap implementasikan akhlak santun dalam bermasyarakat.

"Kedua, kita sebagai makhluknya perlu juga untuk menjalankan nilai-nilai keikhlasan dalam beragama yang mana di Indonesia dikenal dengan keberagaman serta kemajemukannnya," katanya.

Ketiga, tidak kalah pentinganya dengan adanya penerapan nilai-nilai bersyukur dalam menjalankan kehidupan sebagai umatnya dimana saat ini merupakan fase-fase dalam kehidupan duniawi untuk menguji dan menilai kepantasan kita untuk mendapatkan imbalan di akhirat nantinya.

"Hal tersebut sering menjadi momok kita sebagai manusia yang lalai dan terlena dalam menjalankan kehidupan di dunia," kata Saepulloh.

Selain, lanjut dia, perlu juga meningkatkan penerapannya melaui enqm sistem utama yang sejalan dengan moderasi beragama yakni teoritis beragama, logis beragama, etis beragama, fisiologis beragama, estetika beragama, dan teleonis beragama.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler