Ratusan Warga Tasikmalaya Keracunan Makanan Ulang Tahun

9 Oktober 2020, 21:03 WIB
Keracunan makanan /Septian Danardi/

GALAMEDIA - Jumlah korban keracunan yang diduga dari makanan yang dikonsumsi warga terus bertambah. Warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang menjadi korban kini jumlahnya menjadi 197 orang.

Korban diduga keracunan makanan yang berasal dari makanan yang dibagikan pada acara ulang tahun, Rabu 7 Oktober 2020 lalu dan warga mulai merasakan gejala keracunan, Kamis 8 Oktober 2020 dini hari.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Titie Purwaningsari menyebut, korban bisa terus bertambah karena kondisi cuaca. Dari jumlah tersebut diantaranya 83 orang laki-laki dan 114 perempuan.

Baca Juga: Ini Dia 9 Bioskop yang Diizinkan Beroperasi di Kota Bandung Dimasa AKB

Sedangkan untuk kelompok umur yaitu balita sebanyak 25 orang, anak-anak sebanyak 56 orang, dewasa sebanyak 98 orang dan lansia sebanyak 18 orang.

"Korban sudah mendapatkan penanganan medis. Untuk tingkat gejala sakit sebagian besar sakit ringan yakni sebanyak 119 orang. Adapun sakit sedang sebanyak 59 orang dan sakit berat sebanyak 19 orang," katanya, Jumat 9 Oktober 2020.

Dikatakannya, dalam kasus keracunan massal ini penambahan kasusnya tidak pernah bisa diduga. Sementara korban selain dirawat di Puskesmas Mangkubumi, ada juga di layanan kesehatan terdekat lainnya yang ikut menampung pasien.

Baca Juga: Ngga Ngaruh Mau Mini Lockdown, PSBM atau PSBB, Kasus Positifnya Masih Cukup Tinggi di Cimahi

"Dalam arti masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan. Setelah kita kumpulkan secara keseluruhan sampai saat ini jumlah pasien sebanyak 195 orang dan 112 orang diantaranya sudah sembuh," katanya.

Menurutnya, pasien balita dan anak sempat mengalami dehidrasi. Sedangkan pasien yang dirujuk ke RSUD dr. Soekardjo karena dibarengi dengan penyakit penyerta.

Menurutnya, dari sisi lingkungan yang tidak koperatif saat dirawat beramai-ramai juga bisa menjadi penyebab penyakit penyerta. "Misalnya, rewel, marah-marah, sehingga itu dirujuk ke RSUD. Yang menjadi masalah saat ini adalah terkait jumlah tenaga medis yang menangani," katanya.

Baca Juga: 1.070 Calon Muda Praja IPDN yang Di Tes Swab, 17 Orang Dinyatakan Positif Covid-19

Selain perawat, lanjut Titie, pihaknya juga butuh tenaga farmasi yang memberikan obat. Sebab dalam perawatan ini jangan sampai ada pasien yang salah mengkonsumsi obat. Sehingga butuh degan tenaga apoteker.

"Masih ada pasien yang salah mengonsumsi obat. Masalahnya, sepele tapi sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien," ujarnya.

Ditambahkannya, keracunan ini dari makanan, namun untuk memastikannya nanti tunggu hasil laboratorium. Karena dari hasil pemeriksaan laboratorium, akan ada keterangan spesifikasi mengenai penyebabnya termasuk jenis bakterinya.

Baca Juga: Gedung Baru Kejati Jabar Bakal Sekelas Hotel Bintang Lima

"Untuk pastinya, nanti tunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Saat ini yang dibutuhkan untuk menangani pasien mulai dokter, perawat, apoteker, pegetarian dan cleaning service sebanyak 100 orang," katanya.

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler