Rektor Unisba Menangis Terharu saat Pidato Milad Ke-62, Ini 3 Langkah Unisba Hadapi Perubahan

14 November 2020, 15:21 WIB
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi SH., MH. /


GALAMEDIA - Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi SH., MH., menangis terharu saat membacakan sambutan pada prosesi Milad ke-62 Unisba. Milad Unisba ke-62 ini dilaksanakan secara daring dan luring, yakni di Aula Unsiba Jalan Tamansari Kota Bandung, Sabtu, 14 November 2020.

Wajar, orang nomor satu di Unisba itu merasa terharu, sebab pidato itu merupakan pidato milad yang terakhir, karena milad tahun depan akan direncanakan sudah ada kepemimpinan baru di Unisba.

Baca Juga: Wahai Para Ayah, Subhanallah, Ini Perangai Rasulullah yang Layak Diteladani

"Mengahiri pidato milad ini, secara pribadi hati saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang penuh dosa, baik kepada Alloh, dan kepada sesama, fakir ilmu dan tidak bisa memenuhi harapan anda semua. Oleh karena itu dengan merendahkan diri saya mohon maaf atas berbagai tindakan dan ucapan yang tidak berkenan pada semuanya," ungkap Edi.

Sebelum mengucapkan salam, ia sempat terdiam sejenak karena menahan tangis. Tak lama salamkan pun terucap sebagai tanda mengakhiri pidatonya. Usai pidato Edi menyeka air matanya.

"Pidato milad kali ini terasa khusus bagi kami, karena ini adalah pidato milad/tahunan terahir bagi periode kami, karena tahun depan sudah ada kepemimpinan baru dan untuk hal itu kami serahkan sepenuhnya kepada pemegang kekuasaan alam dan isinya yaitu Allah SWT," ujar Edi.

Baca Juga: Camilan Kekinian, Roti Siram Milo yang Legit dan Bikin Nagih

Ia mengatakan, dalam perjalanan selama tiga tahun mendirigen Unisba, dan berusaha menjalankan 4 program strategis yang dituangkan dalam 99 proses bisnis. Ada dua yang termasuk program utama yang belum berhasil yaitu pendirian day care (gedungnya sudah siap) dan pendirian prodi apoteker.

"Mohon doa dan dukungan semoga dua program utama ini dapat terealisasikan dalam sisa satu tahun masa jabatan kami sehingga seluruh program utama dapat terlaksana,"katanya.

Ke depan, lanjut Edi, Unisba harus bisa merancang paling tidak tiga langkah untuk menghadapi perubahan. "Pertama Kita harus menentukan sikap manajemen universitas dan dosen terhadap perubahan, kedua bagaimana harapan terhadap mahasiswa dan lulusan, serta ketiga terus berusaha mengajak kepada anak bangsa untuk bertindak bersama mewujudkan cita-cita besar Unisba," ungkapnya.

Baca Juga: Ini 6 Perkara yang Mewajibkan Mandi dan Rukun Mandi Junub

"Kita jangan cepat bangga dengan pengakuan pemerintah yang memberikan nilai unggul atau A dalam perolehan akreditasi institusi dan terakreditasi internasional oleh lembaga ASIC," sambungnya.

Edi menyebutkan sejumlah prodi di Unsiba telah memperoleh akreditasi A, walaupun harus diakui suka atau tidak suka ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Unisba karena dapat bersaing dengan berbagai perguruan tinggi di tanah air.

Pengakuan lainnya dari pemerintah yang menetapkan Unisba masih tetap bertahan pada 100 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Dengan demikian ada pekerjaan besar yang harus dihadapi ke depan yaitu mempertahankan apa yang telah dicapai selama ini.

"Serta menggapai kembali apa yang pernah lepas dan mengejar apa yang belum dicapai seperti menjadi perguruan tinggi terkemuka di Asia dan pencapaian visi misi yang telah ditetapkan," ujarnya.

Baca Juga: Konsumsi Makanan saja Tidak Cukup, Ini Jenis Olahraga Intensitas Tinggi yang Tepat untuk Diet

Mnghadapi tantangan pendidikan tinggi ke depan, kata Edi, Unisba harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan mengikuti arah perkembangan dunia pendidikan tinggi tanpa menghilangkan penciri Unisba dan jati dirinya.

"Dalam arti Unisba harus tetap istikomah menyelenggarakan pendidikan dan melahirkan lulusannya yang kompeten dan berakhlakul karimah. Unisba harus tetap mengembangkan pendidikan tinggi yang memadukan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai religius supaya tercipta manusia yang seimbang," tegasnya.

Unisba harus mengembangkan Islam yang washathoniah/Islam pertengahan sebagai jalan untuk menciptakan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin.

Baca Juga: Air Rebusan Daun Sirsak Bisa Atasi Penyakit Mag, Benarkah? Begini Penjelasannya

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd., menyampaikan orasi ilmiah dengan tema "Rekognisi Jati Diri Unisba.

"Saya termasuk orang yang membanggakan Unisba. Unisba sudah membawa harum nama daerah lokal, yakni Jabar dan Banten, tapi juga nasional dengan kampusnya yang unggul. Unisba harus memiliki perbedaan yang unggul dibanding dengan perguruan tinggi lainnya," harap Uman.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler