Berada di Tingkat Sedang, BPBD Cimahi Siap Antisipasi Bencana Longsor dan Angin Puting Beliung

- 1 Desember 2020, 15:53 WIB
Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana membuka kegiatan Focused Group Discussion penyusunan IKD Kota Cimahi tahun 2020 yang berlangsung di Aula gedung B Pemkot Cimahi Jln. Demang Hardjakusumah, Selasa (1/12).
Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana membuka kegiatan Focused Group Discussion penyusunan IKD Kota Cimahi tahun 2020 yang berlangsung di Aula gedung B Pemkot Cimahi Jln. Demang Hardjakusumah, Selasa (1/12). /LAKSMI SRI SUNDARI/GM

GALAMEDIA - Kota Cimahi berada dalam kategori sedang tingkat kerawanan bencana pada pengukuran Indeks Ketahanan Daerah (IKD). Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi tetap mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayahnya, seperti angin puting beliung dan longsor.

IKD sendiri adalah instrumen untuk mengukur kapasitas daerah, dengan asumsi bahwa bahaya atau ancaman bencana dan kerentanan di daerah tersebut kondisinya tetap. Dari IKD, maka setiap kabupaten/kota mampu mengetahui apa saja upaya yang sudah dilakukan, dan langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko.

"IKD Cimahi ini tingkat kerawananya masih di posisi sedang, dengan nilai 120 di tahun terakhir. Hasil dari teman-teman SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), dan stakeholder terkait sudah diramu, dan mungin khari ini akan disampaikan oleh narasumber," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Asep Bahtiar di sela kegiatan Focused Group Discussion penyusunan IKD Kota Cimahi tahun 2020 yang berlangsung di Aula gedung B Pemkot Cimahi Jln. Demang Hardjakusumah, Selasa 1 Desember 2020.

Baca Juga: Begini Cara Hapus Suntuk Selama di Rumah

Asep mengatakan, penentuan kategori sedang tingkat kerawanan bencana tersebut berdasarkan diskusi dan pengukuran terhadap 71 indikator.

"Dari 71 indikator ini, ada 284 pertanyaan yang terangkum dan tersebar di SKPD terkait kebencanaan, seperti Satpol PP, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum. Termasuik kejadian bencana selama tahun ini akan menjadi salah satu pertanyaan dalam 71 indikator tersebut," bebernya.

Runutan untuk menentukan IKD tersebut kata Asep, setelah kuisioner dibagikan sesuai data yang ada, nanti pihak BPBD Kota Cimahi mengirimkannya ke BPBD provinai untuk verifikasi.

"Setelah itu diserahkan ke BNPB pusat di Jakarta. Awal tahun depan akan keluar indeks resiko bencananya di Cimahi ini, apa sedang atau kecil," ujarnya.

Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap Putaran Ketiga Piala FA, Arsenal Akan Dijajal Newcastle United

Disebutkan Asep, IKD tingkat kerawanan bencana di Cimahi masih berada di posisi sedang, sehingga perlu kewaspadaan.

"Kebencanaan di kita tingkatnya masih sedang, karena sebenarnya memang pengaruh dari hidrometeorologi ini kita di angin puting beliung, tanah longsor, dan hujan. Itu yang kita antisipasi setiap tahun," terangnya.

Diakui Asep, IKD di Cimahi setiap tahunnya mengalami perubahan. Sebab hal itu bergantung bagaimana SKPD ini menyiapkan segala perangkatnya, baik sumber daya alam, dan logistiknya. "Dan kami berharap indeks resiko bencananya rendah, karena jika rendah berarti kita Insya Allah aman," ucapnya.

Baca Juga: Keroyok China, Jadikan Beijing Musuh Bersama Uni Eropa Siapkan Aliansi Baru dengan Amerika Era BIden

Sementara itu Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana yang membuka kegiatan mengatakan, setiap kejadian bencana di sebuah wilayah, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam, maupun akibat ulah manusia dapat mengancam, dan mengganggu aktivitas, serta peri kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

"Rentetan kejadian bencana tidak jarang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan dampak psikologis kepada para korbannya," tuturnya.

Selain itu, sambung Ngatiyana, kejadian bencana juga menimbulkan permasalahan lain seperti kerawanan penyakit menular, pemenuhan kebutuhan hidup, dan masalah keamanan harta benda yang ditinggalkan oleh para pengungsi atau warga yang terdampak bencana.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Mulai Disusun, Kemenag Singgung Soal Batasan Ruang Ekspresi Khatib

Selain karena sebagian besar wilayahnya termasuk kedalam kawasan cesar lembang yang terus bergerak, sehingga berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi dan tanah longsor, Kota Cimahi juga harus menghadapi berbagai potensi bencana lainnya seperti kebakaran, banjir dan kekeringan atau kekurangan air sebagai akibat dari kompleksitas berbagai permasalahan perkotaan pada umumnya.

"Apalagi saat ini kita tahu bahwa hujan sudah seringkali turun mengguyur kawasan bandung raya dan sekitarnya. Dan sebagaimana wilayah lainnya, baik di Indonesia dan seluruh dunia, cimahi juga harus menghadapi berbagai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh munculnya fenomena pemanasan global dan perubahan iklim," bebernya. ***

Baca Juga: Nadiem Luncurkan Pedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah

 

Editor: Kiki Kurnia


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x