Dua Pesawat Pembom B-52 AS Kembali Buat Ketar-Ketir Iran, Kirim Pesan Ancaman ke Teheran

- 11 Desember 2020, 07:44 WIB
Pesawat Pembom B-52 dikawal satu skuadron jet tempur.
Pesawat Pembom B-52 dikawal satu skuadron jet tempur. /Twitter/@AFGlobalStrike/


GALAMEDIA - Amerika Serikat (AS) mengerahkan dua pembom jarak jauh B-52 ke Teluk, Kamis 10 Desember 2020. Dua bomber tersebut lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana dan berputar-putar di dekat Qatar seakan-akan mengawasi garis pantai Iran.

Komandan Pusat Komando AS Jenderal Frank McKenzie, ini adalah pesan bagi sekutu dan musuh di kawasan itu.

"Untuk menggarisbawahi komitmen militer AS kepada mitra regionalnya dan juga memvalidasi kemampuan untuk mengerahkan kekuatan tempur dengan cepat di mana pun di dunia," katanya dilansir AFP Jumat 11 Desemmber 2020.

Meski begitu, ia tak mau blak-blakan dengan menyebut langsung Iran secara langsung. Ia hanya menyebut musuh potensial harus memahami bahwa tak ada negara di bagian dunia manapun yang mampu dengan cepat mengerahkan kekuatan tempur tambahan menghadapi AS.

Baca Juga: Prabowo Subianto Terciduk Mau Borong F-18 dan F-15 untuk Siapkan 100 Jet Tempur Unggul Tambahan

AS sebelumnya memang merujuk Teheran sebagai dalam dari sejumlah upaya penyerangan terhadap pasukannya dan sekutu.

AS berkoordinasi dengan aliansi di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, Bahrain dan Qatar untuk izin melintas wilayah udara. Penerbangan bomber dilakukan 36 jam non stop, melintasi Eropa kemudian ke Semenanjung Arab.

Ini merupakan kedua kalinya bomber AS masuk ke wilayah tersebut guna menekan Iran. Di bawah Presiden AS Donald Trump, AS menerapkan kampanye 'tekanan maksimum' ke negara Syiah itu.

Sebelumnya, AS telah meminta Pentagon untuk memangkas jumlah pasukan AS di Irak, menjadi 2.500. Ini juga terjadi untuk kawasan lain, seperti Afganistan dan Somalia.

Baca Juga: Semalam Kapolri Copot Kapolda Banten dan Karopenmas Divhumas Polri

Namun di sejumlah wilayah signifikan, militer tetap dipertahankan. November lalu misalnya, sebuah kelompok kapal induk, dipimpin USS Nimitz bertenaga nuklir juga berlayar ke Teluk.

AS dan Iran kembali menjadi musuh bebuyutan di Timur Tengah sejak 2018. Ini terjadi pasca-Trump menarik diri dari perjanjian nuklir yang dibuat Presiden AS Barrack Obama dengan sejumlah negara dan Iran, yang menyebabkan negeri Ayatollah Khamenei mendapat banyak sanksi dan berujung pada krisis ekonomi.

Sebelumnya 26 November lalu, meski Trump akan lengser Januari 2021, pemerintahannya menjatuhkan sanksi kepada perusahaan China dan Rusia yang 'nekat' bekerja sama dengan Iran.

Perusahaan yang baru mendapat sanksi adalah Chengdu Best New Materials Co. dan Zibo Elim Trade Company yang berbasis di China, serta Nilco Group, Elecon dan Aviazapchast yang berbasis di Rusia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x