GALAMEDIA - Penemuan jenis baru virus korona yang 70 persen lebih menular, membuat satu per satu negara Eropa melarang penerbangan menuju dan dari Inggris.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (21 Desember 2020) Prancis, Jerman, Israel, El Salvador, Bulgaria, Belanda, Italia, Belgia, Austria, dan Irlandia melarang semua penerbangan dari Inggris.
Baca Juga: Jika Dikelola dengan Benar, Zakat Dapat Menurunkan Kriminalitas pada Sebuah Entitas
Menyusul kondisi yang membuat Natal kali ini akan dilakukan dengan aturan sangat ketat, Perdana Menteri Boris Johnson akan memimpin pertemuan komite kontinjensi sipil Cobra.
Johnson menggelar pertemuan setelah serangkaian negara mengumumkan bahwa mereka menghentikan penerbangan dari Inggris. Eurotunnel Le Shuttle di antaranya menyatakan perbatasan Inggris-Prancis ditutup pukul 23.00 Senin.
Baca Juga: Netizen Heboh, Mahfud MD: Setiap Kasus Bisa Dicari Pasal Benar atau Salahnya Menurut Hukum
Kawasan Inggris selatan kini masuk kategori penguncian Tier 4 atau yang paling ketat dalam upaya menekan jenis virus corona mutan yang membuat pandemi tak juga mereda di Negeri Ratu Elizabeth.
Sementara itu, otoritas Amerika Serikat masih 'sangat hati-hati' menanggapi kasus jenis baru Covid-19 di Inggris dan hingga kini masih belum memberlakukan larangan perjalanan dari Inggris.
Baca Juga: Ini Prakiraan Cuaca untuk Bandung dan Sekitarnya Serta Jawa Barat dari BMKG
Prancis menjadi negara terakhir yang mengikuti langkah Irlandia, Italia, Belanda, Belgia, Austria, Bulgaria, Jerman, Israel, dan El Salvador yang melarang semua penerbangan dengan penumpang dari Inggris.
Terkait hal ini, Moncef Slaoui, kepala penasihat program vaksin AS, Operasi Warp Speed kepada CNN dalam tayangan State of the Union menyebut pejabat AS 'belum tahu' apakah varian Covid-19 dimaksud teridentifikasi di Negeri Paman Sam.
Baca Juga: UGM Anugerahi Gelar Doktor Honoris Causa untuk Drs. H. Solichin Sebagai Pelestari Wayang
“Kami, tentu saja ... mencermati hal ini dengan sangat hati-hati, termasuk di National Institutes of Health dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS,” katanya.
“Saat ini tidak ada jenis virus yang kebal terhadap vaksin yang tersedia.
Varian khusus di Inggris ini, saya pikir, sangat tidak mungkin lolos dari kekebalan vaksin,” papar Slaoui.
Pembatasan perjalanan dilakukan setelah Inggris selatan masuk dalam penguncian Tier 4 dalam upaya untuk menekan virus corona jenis 'mutan'.
Baca Juga: Menhub : Pelabuhan Patimban Menekan Biaya Logsistik Nasional dan Memperlancar Arus Barang
Belanda menjadi negara pertama yang mengumumkan larangan perjalanan yang akan berlaku hingga 1 Januari. Ini diungkap pemerintah Negeri Kincir Angin hari ini.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex mencuitkan, “Semua arus orang dari Inggris ke Prancis ditangguhkan mulai tengah malam malam ini, selama 48 jam dan untuk semua alat transportasi.”
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Lebak Banten Bertambah
Irlandia juga memberlakukan larangan perjalanan 48 jam untuk penerbangan yang tidak penting dari Inggris mulai tengah malam yang mencakup penumpang penerbangan dan feri.
Namun tidak akan ada larangan atau pembatasan perjalanan bagi penumpang yang bepergian antara Republik dan Irlandia Utara. Aturan akan ditinjau selama rapat Kabinet hari Selasa tetapi akan diperpanjang setelah itu.
Baca Juga: Bahas Kaos Habib Rizieq, Rocky Gerung: Bangsa Betul-betul Tenggelam dalam Kekonyolan!
Di Jerman larangan dilaporkan akan tetap berlaku hingga setidaknya 31 Desember, menurut Deutsche Presse-Agentur.
Jerman yang memegang jabatan presiden UE, juga mengadakan pertemuan krisis khusus pada hari Senin untuk mengoordinasikan tanggapan terhadap virus baru korona bersama 27 negara lainnya.
Pemerintah Belanda menambahkan sedang memantau perkembangan dan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan terkait moda transportasi lainnya.
Baca Juga: Eks Vokalis Blink-182 Tom Delonge Nekat Nyinyir Seragam Polri, Terancam Terjerat UU ITE ?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, virus mutan tersebut telah teridentifikasi di Denmark dan Belanda, sementara satu kasus ditemukan di Australia.
Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan perintah larangan ditandatangani hari ini untuk memblokir penerbangan dari Inggris dan mencegah siapa pun yang pernah ke Inggris dalam 14 hari terakhir memasuki Italia.