GALAMEDIA - Triliuner teknologi yang juga bos Alibaba dan pendiri jasa layanan pengiriman online Amazon versi China, Jack Ma dilaporkan tak lagi terlihat di depan publik sejak lebih dari dua bulan lalu.
Tepatnya setelah pengusaha dengan aset sekitar $ 63,1 miliar atau Rp 850 triliun itu “melakukan pelanggaran” terhadap Presiden Xi Jinping.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (4 Januari 2021) Jack Ma, salah satu taipan China paling sukses dan blak-blakan itu mengkritik regulator keuangan pemerintah dalam orasi di Shanghai pada bulan Oktober.
Baca Juga: Kurang Pintar, Mantan Karyawan Rampok Uang Jutaan di Sebuah Minimarket
Ma menyerukan reformasi sistem yang selama ini menahan inovasi bisnis dan menyamakan peraturan perbankan global dengan 'klub para lansia'. Ma juga menyamakan regulator keuangan bak pegadaian selain ikut mengkritik bank-bank milik negara.
Pidato Ma tersebut memicu kemarahan pemerintah China yang memandang kritik Ma sebagai serangan terhadap otoritas Partai Komunis. Akibatnya tindakan keras yang luar biasa dilakukan terhadap kegiatan bisnis Ma.
Baca Juga: Dua Polres di Tasikmalaya Gelar Kenaikkan Pangkat Perwira dan Brigader
Pada bulan November, para pejabat di Beijing menangguhkan penawaran go public perdana Ant Group milik Ma senilai $ 37 miliar atau Rp 513 triliun atas perintah langsung Presiden Xi, Wall Street Journal melaporkan.
Mereka kemudian meminta Ma untuk tetap berada di China sebelum meluncurkan penyelidikan anti-monopoli atas Alibaba Group Holding yang juga milik Ma pada Malam Natal.
Demikian laporan Bloomberg yang juga mengungkap Beijing memerintahkan perusahaan teknologi keuangan Ma, Ant Group untuk mengurangi operasinya.
Baca Juga: Cegah Kerumunan, Taman Edukasi Wangisagara Ditutup Sementara Waktu
Ma kemudian secara misterius menghilang dari acara TV bertema entrepreneur-nya, Dragons sebelum final pada bulan November dan fotonya dihapus dari halaman web panel penjurian.
Seorang juru bicara Alibaba kepada Financial Times mengatakan Ma tidak bisa lagi menjadi bagian dari panel juri 'karena bentrokan jadwal'.
Tapi beberapa minggu sebelum final, Ma mencuitkan dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu kontestan.
Sejak itu aktivitas Ma tak lagi terpantau. Akun Twitter ayah tiga anak itu seolah membeku. Sebelumnya Ma secara teratur memosting cuitan setiap hari.
Baca Juga: Guru Besar The Australian National University Ungkap Hal Paling Mengerikan di Indonesia Saat Ini
Beijing memiliki sejarah berupa tindakan kejam terhadap kritik internal. Pada bulan Maret seorang taipan properti, Ren Zhiqiang menghilang setelah menyebut Presiden Xi 'badut' terkait penanganannya atas krisis virus corona.
Teman-teman Ren Zhiqiang mengatakan mereka tidak bisa menghubunginya dan enam bulan kemudian Ren dijatuhi hukuman 18 tahun penjara setelah 'secara sukarela dan jujur' mengaku melakukan berbagai kejahatan korupsi.
Xian Jianhua, pemodal miliarder, juga diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada tahun 2017 dan hingga kini dikatakan masih dalam status tahanan rumah tanpa kabar resmi dari pihaknya.