Wagub Jabar Bahas Pembentukan Kampung Santri di Manonjaya Tasikmalaya

- 23 Januari 2021, 11:26 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum /Humas Jabar

GALAMEDIA - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang juga Panglima Santri Jabar memimpin rapat koordinasi terkait pembentukan Kampung Santri di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Pertemuan dilaksanakan Aula Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Ruzhan tersebut dihadiri unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), MUI kecamatan, para kepala desa, serta sejumlah pimpinan pondok pesantren (ponpes).

Uu menjelaskan, Kampung Santri bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya visi Jabar Juara lahir batin, khusunya bidang batinnya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Guru Masih Bisa Jadi CPNS Meski Pemerintah Fokus ke PPPK, Ini Perbedaannya

"Yaitu meningkatnya keimanan dan ketakwaan masyarakat Jabar juga syariahnya juara, amaliah juara, dan ikhtiar juga juara," ucap Uu, Sabtu 23 Januari 2021.

Ia menambahkan, pembentukan Kampung Santri pun sesuai dengan amanat UUD 1945, sila Pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Juga sejalan dengan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Nawacita Presiden Joko Widodo.

Serta Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 yang di dalamnya termaktub visi Jabar Juara Lahir dan Batin. Nantinya, kegiatan di Kampung Santri akan menerapkan nilai-nilai agama dalam berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Makna Asmaul Husna: Al Khobir, Al Halim, Al Adhiim, Semoga Selalu Ada dalam Lindungan-Nya

"Misalnya semua perempuan Muslim harus berkerudung, yang non-Muslim tentu tidak diwajibkan. Aturan ini bagi Muslim. Diusahakan sholat minimal di awal waktu itu berjamaah. Lalu di hari Jumat, 15 menit sebelum sholat Jumat, pasar tutup. Anak-anak juga magrib mengaji, kembali seperti dulu, misal televisi dimatikan dari sejak Magrib sampai Isya," katanya.

Uu menegaskan, penerapan nilai agama ini pun sesuai dengan implementasi sila Pertama Pancasila.

Baca Juga: Doni Monardo Positif Terpapar Covid-19, Ketua Satgas Ini Tak Rasakan Gejala Apapun

"Karena Pancasilais sejati adalah mereka yang mengamalkan agamanya sendiri. Siapa yang menjadi contoh dalam melaksanakan nilai Pancasila? Adalah orang yang melaksanakan nilai agama. Tetapi tetap harus dalam bingkai semangat NKRI," ucapnya.

Dikatakan, jika keimanan dan ketakwaan melalui adanya Kampung Santri sudah terbangun maksimal, lanjut maka penyakit masyarakat diharapkan menurun.

Baca Juga: Hindari 8 Masker Ini, Tidak Efektif Tangani Virus Corona, Jangan Sia-Sia Kalau Tak Guna

"Selain itu, harapan kami, dengan adanya kampung santri ini moral dan etika masyarakat akan lebih dijunjung tinggi. Nanti dengan sendirinya, kalau berhasil, ekonomi juga akan terangkat," tuturnya.

Terkait pemilihan lokasi di Manonjaya, Uu berujar bahwa kecamatan tersebut memiliki pesantren terbanyak di Tasikmalaya. "Bahkan di satu desa, contohnya di Desa Kalimanggis, ada 28 pesantren, belum Majelis Taklim-nya, belum pesantren di desa lainnya," ujarnya.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, jika Kampung Santri di Manonjaya ini dinilai berhasil, maka kesejahteraan akan naik, pemahaman dan pelaksanaan nilai agama menjadi lebih baik.

Baca Juga: Siapa yang Mencari Ilmu Surga yang Ia Cari, Siapa yang Mencari Maksiat Neraka yang Ia Cari

"Kampung Santri nantinya bisa dilaksanakan di kecamatan lain," ucapnya.

Meski begitu, Uu menegaskan bahwa keputusan pelaksanaan Kampung Santri diserahkan kepada masyarakat.

Ia mengatakan bahwa pembentukan Kampung Santri akan ditindaklanjuti dalam pertemuan selanjutnya bersama perangkat daerah, organisasi masyarakat, hingga pimpinan ponpes.

"Yang pasti dari pertemuan tadi pada prinsipnya semua mendukung. Soal teknis, sistem, dan tupoksi dari pendirian Kampung Santri akan dibicarakan di pertemuan berikutnya," ujarnya. ***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x