PDIP Tak Konsisten Soal Revisi UU Pemilu, Deklarator KAMI: Mencla-mencle Demi Anak Pak Lurah ikut Pilkada

- 10 Februari 2021, 17:18 WIB
Putra Sulung Presiden Republik Indonesia Joko Wididi (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.*
Putra Sulung Presiden Republik Indonesia Joko Wididi (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.* /ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha /



GALAMEDIA - Mayoritas fraksi di DPR RI menolak revisi UU Pemilu dan mendukung Pilkada Serentak 2024.

Padahal sebelumnya mereka mendukung untuk melakukan revisi. Hal ini pun langsung menjadi sorotan publik tanah air.

Salah seorang Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf menyoroti sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dinilai tidak konsisten.

Bukan tanpa sebab, merujuk pada perdebatan Pilkada 2020 lalu, PDIP yang paling vokal untuk tetap menggelar pilkada di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Komnas HAM Turun Tangan Soal Kematian Ustadz Maaher, Rocky Gerung Sebut Seperti Lirik Lagu Alanis Morissette

Namun kali ini, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengambil sikap berbeda terkait upaya menormalisasi pilkada 2022 dan pilkada 2023.

PDIP ngotot revisi UU Pemilu, yang di dalamnya memuat revisi UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan Kepala Daerah tak perlu dilakukan dan tetap menghendaki pilkada diserentakkan pada 2024.

Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana.
Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana.


"Konsistensi penting untuk bangun trust. Mencla-mencle demi anak Pak Lurah ikut Pilkada bikin rakyat muak!" kata Gde Siriana di akun Twitternya, Rabu 10 Februari 2021.

Baca Juga: Ada Yoo Ah In dan Ra Mi Ran, Inilah Daftar Lengkap Pemenang Penghargaan Film Blue Dragon ke-41

Gde pun menautkan pemberitaan media massa yang memuat sikap PDI Perjuangan saat perdebatan pilkada 2020. Saat itu, PDIP ngotot digelar Pilkada di tengah pandemi karena alasan keberadaan Plt kepala daerah tidak tepat di tengah situasi krisis Covid-19.

Sikap tersebut pun seakan kontras dengan kondisi saat ini, di mana bila pilkada diserentakkan tahun 2024, maka ada ratusan daerah yang akan dipimpin oleh seorang plt kepala daerah.

Padahal hingga kini pun wabah Covid-19 masih menghantui Indonesia.

Baca Juga: Transformasi UMKM, Pemprov Jabar Luncurkan borongdong.id

Melihat hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) ini pun memandang bahwa ada arogansi dari penguasa yang tengah dipertontonkan kepada masyarakat.

"Dalam derita pandemi, rakyat menonton arogansi penguasa," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x