Turut Ledakkan Enam Ahli Ranjau Asing, Latihan Membuat Bom di Masjid Gagal Total 30 Anggota Taliban Tewas

- 16 Februari 2021, 06:59 WIB
Bom bunuh diri meledak di Baghdad, Irak pada Kamis, 21 Januari 2021 lalu diklaim sebagai serangan dari kelompok ISIS.
Bom bunuh diri meledak di Baghdad, Irak pada Kamis, 21 Januari 2021 lalu diklaim sebagai serangan dari kelompok ISIS. /Pixabay/Code404

GALAMEDIA - Setidaknya 30 pejuang Taliban tewas dalam ledakan di sebuah masjid di Afghanistan saat tengah mengikuti kelas pembuatan bom.

Korps Shaheen ke-209 Tentara Nasional Afghanistan mengonfirmasi 30 pejuang termasuk enam warga negara asing yang ahli dalam membuat ranjau, tewas pada ledakan Sabtu pagi tersebut.

Baca Juga: Pangeran Harry Dibuat Malu, Umumkan Kehamilan di Hari Valentine Meghan Markle Kembali Sakiti Putri Eugenie

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (16 Februari 2021) ledakan terjadi di sebuah masjid di desa Qultaq, distrik Dowlatabad, provinsi Balkh.

Terungkap juga mayat enam warga negara asing tidak dapat diidentifikasi karena rusak parah akibat ledakan.

Pejuang Taliban berkumpul di masjid untuk pelatihan membuat bom dan IED, ujar sumber Kantor Berita Khaama Press.

Baca Juga: Jelang Barcelona vs PSG, Inilah 10 Pemain yang Pernah Membela Barca dan Les Parisiens

Dalam insiden terpisah, dua anak terbunuh oleh IED yang ditanam oleh Taliban di desa Qotar Blaq di provinsi Kunduz, pejabat keamanan melaporkan.

Kematian terjadi di tengah serangan dan kekerasan pejuang Taliban yang meningkat di seluruh Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.

Perundingan damai dengan pemerintah Kabul sendiri terhenti.

Baca Juga: Tiga Gempa Bumi Guncang Wilayah Indonesia Hari Ini, dari Padang Sidempuan Hingga Aceh Selatan

Pada hari Senin, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan pihaknya tidak akan menarik pasukan dari Afghanistan 'sebelum waktu yang tepat'.

Pernyataan dilontarkan menjelang diskusi para menteri pertahanan terkait penempatan pasukan.

Para menteri dari 30 negara anggota NATO akan bertemu pada Rabu dan Kamis untuk mengadakan pembicaraan tingkat tertinggi mereka sejak Presiden AS Joe Biden menjabat presiden AS.

Baca Juga: Beratnya Tanggungan Dosa Bagi Pelaku Korupsi di Hadapan Allah

Biden berjanji akan bekerja sama dengan sekutu setelah empat tahun ketegangan di bawah Donald Trump.

Agenda teratas untuk konferensi virtual kali ini adalah nasib misi dukungan aliansi yang berkekuatan 9.600 orang di Afghanistan setelah Trump mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukan.

Baca Juga: Presiden Minta Dikritik, Hilang di DPR RI Diambil Alih Publik, Fahri Hamzah: Orang Takut Sampaikan Kritik

Masa depan penempatan bergantung pada apakah Biden setuju untuk tetap pada tenggat waktu Mei untuk menarik pasukan asing atau mengambil risiko serangan berdarah dari pemberontak Islam dengan tetap mempertahankan pasukan di Afghanistan.

Pemerintahan Biden mengatakan tengah meninjau kesepakatan tersebut.

Pentagon sebelumnya menuduh Taliban tidak memenuhi janji yang mencakup pengurangan serangan dan memutuskan hubungan dengan kelompok pemberontak seperti Al-Qaeda.

Baca Juga: Wagub Uu Ruzhanul Ulum Siap Dukung PBA Unpad Perluas Garapan ke Agribisnis

Sementara itu Taliban memperingatkan para menteri NATO untuk tidak memilih opsi 'melanjutkan pendudukan dan perang'.

"Taliban harus mengurangi kekerasan, bernegosiasi dengan itikad baik dan memenuhi komitmen mereka untuk berhenti bekerja sama dengan kelompok teroris nasional," kata Stoltenberg.

"Tujuan kita jelas. Afghanistan seharusnya tidak lagi menjadi surga bagi teroris untuk menyerang tanah air kami," lanjutnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x