GALAMEDIA - Musibah banjir terjadi di sejumlah daerah, khususnya di Pulau Jawa.
Mulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah dilanda banjir akibat intensitas hujan yang masih tinggi.
Di tengah musibah yang terjadi, suhu politik justru malah memanas. Terlebih di media sosial, di mana sejumlah pihak saling menyalahkan.
Baca Juga: Bela Jokowi, Dokter Tirta Diserang Netizen: Sampean Mau Bilang Saya Cebong 1.000 Kali Ga Ngubah
Banjir di DKI Jakarta sudah jelas, menjadi bahan utama untuk menyerang Gubernur Anies Baswedan. Begitu juga di Jawa Tengah, serangan kepada Ganjar Pranowo mulai terlihat. Hanya di Jawa Barat yang sedikit adem.
Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak pun ikut angkat bicara soal hal tersebut.
Ia seolah tak habis pikir mengapa bencana yang terjadi lebih dikait-kaitkan dengan urusan politik.
"Kebencian Politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan," cuitnya di akun Twitter pribadinya, dikutip Galamedia, Rabu, 24 Februari 2021.
"Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan thdp @aniesbaswedan pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di jabar ke @ridwankamil," sambung Dahnil.
Kebencian Politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan.
Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan thdp @aniesbaswedan pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di jabar ke @ridwankamil— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) February 23, 2021
Baca Juga: 10 Tips Agar Tidur Kembali Setelah Terbangun di Malam Hari
Dahnil pun menilai, bagi sebagian orang lagi, banjir yang menimpa banyak daerah itu justru menjadi "ladang amal" menghidupkan spirit ta'awun, tolong menolong atau gotongroyong.
Dengan tentu sambil menyampaikan kritik konstruktif bila memang ada yg alpha dengan kebijakan.
"Saya berharap setelah banyak kontestasi politik yg terus menguras rasa dan emosi, kita bisa sejenak masuk "pitstop" berkontemplasi untuk mengubur benci, sehingga politik saling ejek ini bisa berganti menjadi politik berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot)," tulis Dahnil.
Ia pun menjelaskan maksud dari kata "pitstop" politik yang ditulisnya.
"pitstop politik itu bukan bermakna berhenti lho!!!. justru bekerja. Bekerja untuk kebaikan publik sesuai dengan kemampuan dan tanggungjawab, sambil memperbaiki semua proses politik kita yang lebih sehat dan dewasa," tuturnya.
"Padahal di tengah Pandemi ditambah musibah Banjir kita mengalami kesulitan ganda lho!!! artinya, dibutuhkan kolaborasi, spirit ta'awun atau tolong menolong yang lebih besar lagi," sambung Dahnil.
Baca Juga: Kuliah Umum Wisudawan Unjani Hadirkan Sandiaga Uno dan Presenter Brigita Manohara
Cuitan Dahnil soal banjir itu cukup mendapat respons dari warganet. Mereka pun ada yang sepakat dan berharap para pemimpin di negeri ini lebih mementingkan rakyat, mencari solusi bukannya justru terus berseteru.
Marzuki Alie juga ikut mengomentari cuitan Dahnil.
"Masalah yg struktural dijadikan alat pencitraan, akibatnya tdk ada solusi yang final. Harusnya semua paham bhw persoalan banjir ini, ke depan akan semakin meningkat krn penurunan tanah yg terjadi setiap tahun. Krn dijadikan issue politik utk kontestasi, penyelesaian mjd sektoral," begitu masukan dari Marzuki Alie.***