Kehidupan Berpolitik dan Berdemokrasi di Jawa Barat Harus Berazaskan Kearifan Lokal

- 26 Februari 2021, 22:18 WIB
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, Iip Hidayat saat memberikan arahan pada Gebyar Masyarakat Muda Demokrasi Jawa Barat yang diikuti 70 perwakilan kaum milenial di Kantor Badan Kesbangpol Jabar, Jumat 26 Februari 2021
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, Iip Hidayat saat memberikan arahan pada Gebyar Masyarakat Muda Demokrasi Jawa Barat yang diikuti 70 perwakilan kaum milenial di Kantor Badan Kesbangpol Jabar, Jumat 26 Februari 2021 /Kiki Kurnia

GALAMEDIA - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Privinsi Jawa Barat, Iip Hidayat menyatakan kehidupan berpolitik di Jawa Barat harus berdasarkan kearifan lokal. Hal itu dikatakan Iip Hidayat yang ditemui disela acara Gebyar Masyarakat Muda Demokrasi Jawa Barat bertajuk "Indeks Demokrasi Indonesia di Kalangan Milenial" di Kantor Badan Kesbangpol Jabar, Kota Bandunv, Jumat 26 Februari 2021. 

Sementara indeks berdemokrasi di Jaww Barat naik dari 65.50 menjadi 69,09.

Menurut Iip, Pangdam III Siliwangi sejak dulu sudah menggunakan Falsafah Prabu Siliwangi (kearufan lokal) yaknj Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh. "Kita mencoba dalam berdemokrasi di Jawa Barat, terutama di kalangan milenial seperti sekarang ini dengan berasaskan kearifan lokal," tambahnya.

Agar bisa diserap oleh generasi milenial, lanjut Iip, pengenalan kehidupan berdemokrasi dan wawasan kebangsaan dikemas dalam bahasa mereka (milenial).

Baca Juga: Bantah Waketum MUI Terkait Kerumunan Jokowi dan HRS, Teddy Gusnaidi: Saya Telah Mengharamkan Fatwa MUI

"Makanya kami menggelar acara ini dengan mengundang berbagai perwakilan dari kaum milenial dengan menghadirkan pembicara daru kalangan generasi muda," tambahnya.

Kepada mereka (kaum milenial) terang Iip, kehidupan berpolitik dan berdemokrasi yang sehat harus diterapkan tentunya dengan bahasa mereka dan berasaskan kearifan lokal.

"Makanya saya lebih jauh akan menggunakan falsafah Prabu Siliwangi, yakni nu jauh urang deukeutkeun, geus deukeut urang layeutkeun, geus layeut urang paheutkeun, geus paheut urang silih wangikeun. Ujungnya tetap Siliwangi yang artinya saling mewangikan," terangnya.

Baca Juga: ‘Jurus Salah Ketik' Jadi Salah Satu Cara untuk Memuluskan Persekongkolan di Era Jokowi?

Dengan falsafah Prabu Siliwangi tersebut, Kesbangpol akan mencoba menerapkan politik santun pada kalangan milenial, salah satunya dengan channle Bangkit Kita yang isinya bisa diisi oleh kalangan milenial.

Seperti diketahui, saat ini kehidupan berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia lebih pada saling menjatuhkan dan sebagainnya.

"Dengan acara ini, kami ingin mengajak kaum milenial untuk lebih santun dalam berpolitik maupun berdemokrasi, salah satunya dengan kearifan lokal," tambahnya.

Iip pun memberikan contoh jika kehidupan berpolitik, berdemokrasi dan wawasan kebangsaan tanpa kearifan lokal, seperti emak- emak yang menggunting bendera merah putih, munculnya organisasi Sunda Empire, Tunggul Rahayu dan pejabat serta publik figur yang tidak hafal Pancasila dan sebagainya.

Baca Juga: Tuntas Ditetapkan Presiden Jokowi, Pajak Mobil Baru Resmi Digratiskan

Hal itu dikarenakan banyak pelajaran wawasan kebangsaan di lingkungan sekolah yang hilang.

"Kita akan berkiordinasi dengan Dinas Pendidikan agar pendidikan berdemokrasi dan berpolitik dimasukan ke dalam kurikulum sekolah. Khusus untuk wawasan kebangsaan yang sebelumnya masuk dalam pelajaran PMP, IPS dan pelajaran lainnya agar ditambah lagi jam pelajarannya," terangnya.

Kedepan kata Iip, pihaknya setiap pagi akan mengumandangkan Lagu Indonesia Raya di setiap sekolah, kantor pemerihtahan, swasta maupun sarana publik lainnya melalui siaran radio RRI mauoun swasta.

"Selain itu, khusus di setiap perbatasan desa di Jawa Barat akan diminta dibangun tugu Pancasila (Garuda) berikut naskah Pancasila beserta artinya. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat," terangnya.

Baca Juga: RESMI! Buntut Upaya Kudeta, Demokrat 'Depak' Damrizal hingga Marzuki Alie dengan Tidak Hormat

Sementara salah seorang pembicara dari kalangan muda yang juga penulis Sejarah dan Pemikiran Islam, Muhammad Elvamdi, mengatakan pendidikan politik dan demokrasi dengan kearifan lokal sangat dibutuhkan oleh kalangan milenial.
"Pasalnya, politik merupakan industri pemikiran dan leadership sehingga kaum milenial bisa menyampaikan pemikiran dan ide - ide kreatifnya," kata Elhamdi.

Sedangkan pembicaraan lainnya, Rangga Alfahri. pendidkkan politik dan demokrasu sangat penting untuk kalangan milenial. Hal ini sebagai bentuk partisipasi dan penguatan pemahaman masyarakat soal politik dan demokrasi.

Baca Juga: PSI Terus Recoki Anies Baswedan, Ketua Umum KNPI Haris Pertama: Memang Ga Ada Kerjaan Lain Ya Bro

"Ini penting dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara karena mereka akan memegang estafet kepemimpinan kedepannya," tandasnya.***

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x