Kudeta Militer Makin Kacau, Kemenlu Minta WNI Segera Pergi dari Myanmar  

- 5 Maret 2021, 16:53 WIB
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021.
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021. //Stringer via Reuters

 

GALAMEDIA – Militer dan polisi Myanmar semakin berani untuk melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa penentang kudeta.

Kabar terbaru hingga saat ini, dunia mendapat kabar duka dengan kematian remaja putri berusia 19 tahun bernama Kyal Sin yang ditembak mati oleh aparat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mengeluarkan data mengenai jumlah pengunjuk rasa yang meninggal dunia sudah sebanyak 38 orang per 3 Maret 2021.

Menanggapi kekacauan itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meminta kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Myanmar segera keluar, 5 Maret 2021.

Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badang Hukum Indonesia (PWNI-BNI) Kemenlu Judha Nugraha menyampaikan imbauan kepada WNI di Myanmar, lansir PMJ News.

Dirinya menerangkan bahwa pihaknya sedang memperhatikan perkembangan kondisi terakhir dan saat ini pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon menetapkan status Siaga II.

Baca Juga: Moeldoko Jadi Ketum Partai Demokrat KLB Sumatera Utara, Andi Arief: Presiden Boleh Diimpeach DPR Abal-abal?

KBRI Myanmar sudah menyampaikan imbauan kepada WNI agar tetap tenang dan berdiam di kediaman masing-masing.

Bagi mereka yang sedang bekerja, turut diminta agar segera berlindung jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak.

Judha pun meminta kepada WNI beserta keluarganya segera pergi meninggalkan Myanmar jika tidak memiliki keperluan penting.

“Dapat mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia dengan memanfaatkan penerbangan komersial yang saat ini masih tersedia,” ucapnya di Jakarta, 5 Maret 2021.

Selain itu, Judha menyampaikan bahwa KBRI Yangon belum menerapkan langkah evakuasi terhadap WNI karena dinilai belum saatnya.

Baca Juga: Ditutup Akhir Pekan, IHSG Berada di Zona Merah Seiring Ekspetasi Pelaku Pasar pada Pemulihan Ekonomi AS

Namun, pihak KBRI sedang terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kudeta militer dan penolakan dari masyarakat Myanmar.

“Saat ini dipandang belum mendesak untuk melakukan evakuasi WNI,” ujar Judha Nugraha.

Di pihak lain, Singapura sudah terlebih dahulu mengeluarkan peringatan bagi warga negaranya yang berada di Myanmar untuk selalu waspada dan dihimbau pulang.

“Warga Singapura saat ini di Myanmar harus mempertimbangkan untuk pergi sesegera mungkin,” ungkap Judha.

Seperti diketahui bahwa militer Myanmar yang menamai dirinya Tatmadaw telah melakukan kudeta sejak 1 Februari 2021.

Pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan dan jajaran kabinetnya termasuk para menteri diberhentikan serta ditangkap.

Baca Juga: Jabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara, Ini Pernyataan Pertama Moeldoko

Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun menyampaikan bahwa tujuan Tatmadaw hanyalah ingin melaksanakan pemilu ulang.

Junta Militer asuhan Jenderal Min Aung Hlaing mengklam bahwa pihaknya akan menduduki pemerintahan sementara selama satu tahun ke depan.***

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x