Moeldoko dari 'Dalang' Jadi 'Wayang': Rocky Gerung: Jokowi Harus Buka Suara, Kalau Tidak Ia Setuju dengan KLB

- 6 Maret 2021, 13:14 WIB
ROCKY Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).*
ROCKY Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).* /Kolase tangkapan layar YouTube/Rocky Gerung Official dan Instagram/jokowi

 

GALAMEDIA - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan responsnya terkait KLB Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat 5 Maret 2021.

Rocky Gerung mengatakan Moeldoko saat ini sedang bertaruh sampai titik darah penghabisan karena ini adalah investasi terakhir.

Artinya seluruh cadangan devisa politik yang dimiliki Moeldoko ditaruh di KLB kemarin. Jika KLB tersebut berhasil, maka ia akan melenggang naik menjadi Ketua Umum di 2024 nanti. Tapi jika tidak berhasil, maka habis seluruh devisa politik yang sudah Moeldoko bangun dari lama.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 6 Maret 2021: Dewa Berikan Puisi Romantis Kepada Nana

Menurut Rocky Gerung, yang menarik adalah kontras etik yang muncul di masyarakat. Ia berkata secara formal KLB mengangkat Moeldoko tapi derajatnya diturunkan karena langsung tampil sebagai Ketua Umum sebuah partai.

Sebelumnya, Moeldoko hanya beraktivitas di balik layar seperti dalang, sedangkan sekarang keluar tampil sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Demokrat.

“Ini dia tuh sekarang ‘dalang’ malah jadi ‘wayang’,” ungkap Rocky Gerung diiringi tawa, dikutip Galamedia dari youtube Rocky Gerung Official pada Sabtu 6 Maret 2021.

Baca Juga: Moeldoko Tega Lakukan Kudeta, SBY Ajak Kader Pertahankan Kedaulatan Partai, Ini Perang yang Dibenarkan!

Melihat kerusuhan dan ambisi yang terjadi pada KLB Demokrat kemarin, memberikan publik sebuah gambaran bagus tentang Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Publik menilai kegiatan kemarin malah akan menaikan nama AHY, karena sikapnya yang lebih dewasa dan lebih tenang saat berpolitik.

Hal ini dibuktikan pada saat konferensi pers yang dilakukan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang sah kemarin, menanggapi KLB Demokrat.

Publik juga akan menilai bahwa ada orang yang tidak jujur dalam berpolitik, karena terlihat jelas ambisi-ambisi orang itu (peserta KLB) diperlihatkan ke seluruh warga Indonesia.

Baca Juga: Diprotes Berbagai Negara, Ini Alasan China Minta Tes Anal Covid-19 pada Wisatawan

Selain itu, Rocky Gerung juga berpendapat bahwa Moeldoko tidak lagi melakukan politik infiltrasi tetapi sudah secara terang-terangan dan terbuka. Melihat hal ini menjadikan Moeldoko seperti menantang etika politik, bukan lagi menantang Partai Demokrat.

Maka, peristiwa KLB Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat 5 Maret 2021 akan dicatat sebagai keburukan dari kekuasaan dan berpolitik dalam sejarah Indonesia.

Menurut Rocky Gerung, Istana harus bersikap dengan bijak. Presiden Joko Widodo sebagai atasan langsung dari Moeldoko setidaknya harus buka suara terkait terjadinya peristiwa KLB Demokrat Jumat lalu. Karena jika Presiden Joko Widodo diam saja maka dianggap setuju diadakannya KLB Demokrat.

“Sekarang Istana harus menyiapkan teks terbaiknya agar Pak Jokowi tidak salah ngomong, karena ini adalah peristiwa nasional. Jika tidak, maka presiden dianggap menyetujui aktivitas Moeldoko,” tutur Rocky Gerung.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x