Usai KLB Demokrat Pecah, Fahri Hamzah: Kalau Jenderal Menang Ya Wajar, Tapi Kalau Mayor Menang Itu Hebat!

- 7 Maret 2021, 17:54 WIB
Fahri Hamzah, Politisi Partai Gelora.
Fahri Hamzah, Politisi Partai Gelora. /Instagram.com/@fahrihamzah.


GALAMEDIA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) kembali buka suara di tengah kekisruhan yang terjadi pasca Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat beberapa waktu yang lalu.

Dalam cuitannya di Twitter @Fahrihamzah, ia menyoroti soal Jendral bintang empat dan Mayor.

Tidak disebut cuitannya itu dalam rangka menyindir Moeldoko dan AHY atau bukan, namun patut diduga cuitannya tersebut dialamatkan kepada keadaan yang kini terjadi.

Baca Juga: Seorang Remaja 17 Tahun Ditembak hingga Tewas dalam Aksi Protes di Senegal

Seperti diketahui, Moeldoko seorang Jenderal bintang empat dan mantan Panglima TNI terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan seorang Mayor.

Lantas, penetapan Moeldoko tersebut mendapat perlawanan keras dari kubu AHY.

Fahri Hamzah mengatakan, bahwa ditengah seteru diantara keduanya itu, seandainya jenderal yang menang maka suatu kewajaran, sebaliknya jika Mayor yang menang maka itu suatu hal yang luar biasa.

Baca Juga: Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KLB Demokrat, Kudeta Biasanya Berakhir Kudeta

"Jenderal bintang 4 vs Mayor," tulis Fahri dikutip Galamedia Minggu, 7 Maret 2021.

"Kalau Jenderal yang menang ya wajar. Tapi kalau sang Mayor yang menerjang Jenderal dan menang, itu hebat..!," lanjutnya. Bahkan kata Fahri, seandainya itu terjadi maka semua pangkat diatas Mayor bisa ditiadakan.

"Bisa-bisa semua pangkat diatas mayor ditiadakan," tandasnya.

Baca Juga: Tolak Moeldoko Jadi Ketum Demokrat, DPC Demokrat Surabaya: Tetap Setia ke AHY

Dalam cuitan sebelumnya, Fahri Hamzah juga menyinggung bahwa apa yang terjadi pada Partai Demokrat saat ini harus dijadikan momentum evaluasi peran partai politik ke depan.

Selain itu kata Fahri, partai politik semakin sibuk dengan urusan dirinya sedangkan rakyat diurus siapa?.

"Kasus yang terjadi pada Partai Demokrat ini harus menjadi momentum evaluasi total tentang peran partai politik ke depan. Karena parpol semakin sibuk dengan dirinya sendiri, menyeret organisasi negara sibuk dengan dirinya sendiri. Rakyat bertanya 'kami diurus siapa?," ujarnya.

***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x